Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Jumat, 25 September 2015

Khutbah Hari Ini; Memaknai Peristiwa Qurban dalam Kehidupan

Memaknai Peristiwa Qurban dalam KehidupanOleh : Jamani

Para hadirin jemaah jumat rahikumullah
Marilah kita banyak bersyukur,  atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, kondisi alam tak bersahabat maka dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah.  “Maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.Para hadirin jemaah jum’at rahukumullahSehubungan masih dalam suasana bulan zulhijah, 2 dzulhijah 1436 h, maka tema jumat kita hari ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan. Sebelum itu marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, menjauhi larangan-nya, agar kita selalu dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa yang dimuliakan disisi-nya.

Hadirin jemaah jumat rahima kumullah :
Firman allah swt : Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan allah terhadap hidayah-nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Hadirin jemaah jumat rahima kumullah :
Idul adha , dikenal hari raya haji dan hari raya qurban, disebut hari raya haji mengingatkan kita kepada baitullah di masjidil haram  yang dibangun bangsa ka’ab. Nabiyyalallah ibrahim as. Umat islam di dunia suka-cita, telah melaksanakan syariat haji sebagai syariat agama .
Kemudian disebut hari raya qurban, qurban berasala dari kata qorib berati “dekat”, sehingga qurban secara syariat  ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada allah swt, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.Sedangkan secara maknawiyah menyembelih sifat kekikiran menjadi suka memberi, putus asa, menjadi optimis, sombong menjadi tawadhu’, sifat maksiat menjadi orang yang bertaubat dan lain sebagainya.
Hadirin shalat jumat rahima kumullah,
Peristiwa qurban, kita diingatkan pada perjuangan seorang ayah, ibrahim as. Ibrahim adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh perjuangan, memiliki kesabaran dan selalu taat kepada allah swt, meskipun berbagai ujian yang menimpanya sehingga ibrahim diangkat allah derajatnya sebagai imam semua manusia.
 Sebagaimana firman allah swt :Dan ketika ibrahim diberi cabaan (bala?) Oleh tuhannya dengan beberapa kalimat (berbagai cobaan) , lalu ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman, ?sesungguhnya aku menjadikan kamu hai ibrahim imam semua manusia ....?. (qs. Al-baqarah : 124)?
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa nabi ibrahim as, diuji dengan suatu ujian yang hari ini bagi yang beriman satupun tak sanggup, yakni menyembelih seorang anak yang ia sayangi dan kasihi, anak yang sangat cerdas, anak yang apabila melihatnya hilang rasa lelah dan letih, temannya bermain bersuka cita, dan satu-satunya anak yang atas doanya siang dan malam, usaha dan ikhtiarnya, ketika ia sudah memperolehnya ia disuruh untuk menyembelihnya, ..
Namun, ibrahim dengan ketaatannya dan kesabaranya ia tidak mengeluh, ia tidak membantah, malah imannya semakin kokoh semakin kuat sebagai hamba allah yang menginginkan ridho allah swt.
Kalau itu yang diujikan kepada kita sebagai orang yang beriman, apakah kita sanggup, apakah kita mau mengorbankan anak kita, apakah kita mau anak kita diganti dengan emas permata ? Apakah kita mau memilih diuji allah dengan mengurbankan anak kita dengan mengorbankan harta kita. Apakah kita sanggup memilih ujian mengurbankan anak dengan ujian kondisi alam yang saat ini, kemarau panjang, kabut asap, yang diakibat perbuatan, tangan-tangan manusia yang tak bertanggungjawab, pasti kita memilih anak simata wayang kita, kita memilih keuturanan kita yang nantinya akan meneruskan perjuangan dan mendoakan, mengurus jenazah kita ketika meninggalkan dunia ini.
 kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena tuhanmu, dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus? (qs. Al-kausar : 1-3)
Begitupula dengan anaknya ismail dengan pasrah dan tunduk terhadap perintah allah :  sebagaimana firman allah swt:
“tatkala anak itu sudah dewasa, ibrahim berkata kepada anaknya: “wahai anakku, sungguh aku telah bermimpi menyembelih kamu. Karena itu, apa pendapatmu tentang mimpiku itu?” Ismail berkata: “wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya allah, engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar.” (qs. As-shaffat [37]: 102)Sungguh ayah dan anak ini  merupakan uswah hasanah bagi kita semua. Bahkan syariat nabi muhammad saw merupakan syariat yang dulunya telah diwahyukan allah kepada ibrahim (asy-syura : 13).  Sebagaimana sabda nabi saw :
Sunnatu abikum ibrahim.? (sunnah bapakmu adalah ibrahim)
(hr. Ahmad dan ibnu majah).

Para hadirin jemaah juamat rahikumullah
Kemudian kita diingatkan diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan ibu siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit,serba ketiadaan mengandung ismail sampai melahirkannya, pada saat menyusui ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Dengan linangan air matanya dimana seorang ibu yang baru merasakan, berbagi kasih sayang kepada anaknya, tiba-tiba suaminya datang untuk menjemput untuk dikorbankan,

Namun ia tapi ia pasrah, ikhlas tawakal atas kehendak allah swt. Tetap patuh taat seta pada suaminya ibrahim as, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya ismail...dan yakin bahwa allah bersamanya “la tahzan wala tahzan innallahama’ana. Jangan gentar, janganlah bersedih yakinlah bahwa allah bersama kita).

Hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Dari beberbapa dalil dan uraian di atas bahwa pada intinya adalah melalui ujian yang allah berikan kepada kita saat ini, kita diberikan kesuburan alam, kesehatan, harta, kedudukan dan jabatan, istri, anak dan keluarga yang utuh adalah merupakan sebuah nikmat dan karunia yang patut kita syukuri dengan sabar dan selalu mengingat allah.
Berapa banyak nikmat dan karunia yang tak terhitung allah berikan kepada kita, apakah kita juga tidak pandai bersyukur !Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Para hadirin jemaah jum’at rahikumullahMarilah kita menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan allah pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta oleh yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya kita ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan allah, umur dan kesehatan mari kita pergunakan sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput.
 Realisasi rasa syukur tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan mempertebal iman dan takwa kepada maha pencipta, dan yang terpenting kita akan terhindar dari murka dan siksaan allah seperti firmannya dalam surat al-an’am ayat 46 yang berbunyi:
artinya: “katakanlah, terangkanlah kepadaku jika allah mencabut pendengaran dan penglihatan kepadamu? Perhatikanlah bagaimana (kami) berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (kami) kemudian mereka tetap berpaling juga.”
satu hal lagi yang lebih membesarkan hati kita yakni adanya jaminan allah subhannahu wa ta'ala bagi hambanya dengan firmannya dalam surat ibrahim ayat 7:
 Artinya: “jika kalian bersyukur niscaya aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaku sangat pedih.
Demkian khutbah ini semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur dan mengingat allah melalui sabar dan sholat.
 

Sabtu, 05 September 2015

Memaknai Ilmu Sebagai Amanah

MEMAKNAI ILMU SEBAGAI AMANAH ALLAH SWT
OLEH : JAMANI


Marilah kita banyak bersyukur,  atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah sebagaimana perintah allah dan rasulullah saw

maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Sholawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita nabiyyallah muhammad saw.
Yang membawa umatnya dari kegelapan kepada cahaya terang benderang !

Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, agar kita selalu dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa yang dimuliakan disisi-nya.


Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Hidup ini adalah ujian, salah satu ujian itu berupa amanah, menjalankan amanah adalah satu kewajiban, salah satu amanah tang akan disampaikan pada khutbal kali ini adalah amanah ilmu sebagai titipan dan milik allah swt.

Allah swt berfirman :

“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati allah dan rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (q.s al anfal: 27).

Bedasarkan ayat ini, kita bisa memahami bahwa allah dengan tegas melarang sifat khianat. Rasulullah dengan tegas membimbing umatnya untuk menjalankan amanah ilmu sekecil apapun amanah yang diberikan. Meskipun satu ayat.

Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Berkenaan dengan menjalankan amanah ilmu seperti yang dikemukakan, ada 4 prinsip yang mendasari kita dalam menjalankan amanah ilmu, harta dan keluarga.
1.    Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak allah swt
2.    Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak sesama manusia
3.    Menyampaikan ilmu dengan menjauhkan diri dari sifat berlebihan.
4.    Menyampaikan ilmu dengan mengandung sebuah pertanggungjawaban

 Kaum muslimin rahimakumullah
Dalam konteks keislaman, para ulama, pengajar, pelajar, mahasiswa dan sarjana harus menunaikan amanah yang ada di pundak mereka dengan mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dan menyampaikannya kepada orang lain.

Dengan ilmu yang disampaikan haruslah memberikan dampak kebaikan dan manfaat bagi orang lain, menimbulkan rasa aman, menimbulkan kedamaian,  tumbuhnya kasih sayang dan persaudaraan ukhuswah islamiyah,
Pertama dengan mendepankan prinsip menjaga hak allah swt.

Dalam menyampaikan kebenaran, yakinlah bahwa kebenaran hanya milik allah, bukan dengan klaim / pengakuan kebenaran yang kita miliki dan pelajari.
Hal inilah yang saat ini berkembang di masyarakat kita, munculnya kelompok-kelompok dari eksklusiv, sekuler dan liberalis yang menciptkan pepercahan ummat,

Bergitu juga sebagai penuntut ilmu seharusnya tidak langsung menerima, haruslah kita lebih mengkaji, bukan sekedar mendengar dan membaca kitab-kitab secara tekstual, tetapi belajar yang dituntun dan dibimbing sehingga menghindari distorsi atau penyimpangan pemahaman dalam keberislaman di masyarakat.

Kemudian dalam menyampaikan ilmu kita harus menghormati hak sesama manusia, yaitu hak ingin dicintai dan dihargai, bukan saling mendikte, melecehkan, apalagi saling memvonis sehingga menyakitkan dan sampai memutuskan tali kasih sayang allah,Dalam hal ini allah swt berfirman :
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?

Mereka itulah orang-orang yang dila'nati allah dan ditulikan-nya telinga mereka dan dibutakan-nya penglihatan mereka (q.s muhammad 22-23)

Para hadirin jemaah jumah rahima kumullah
 jangalah kita menyampaikan ilmu yang melampaui batas dan berlebihan, ketahuilah bahwa kita sangat sedikit dititipkan tentang ilmu dan ajarkanlah dengan bimbingan dan tuntunan sebagaimana yang diajarkan rasululullah dengan sifatnya penuh kebijaksanaan, penuh kecintaan dan kasih sayang, sesuai porsi dan  kemampuan yang kita miliki,

Dengan meyakini bahwa setiap kata; kalimat dan pernyataan ilmu yang disampaikan sehingga menjadi perilaku dan pemahaman seseorang dalam kehidupannya, akan dimintai pertanggujawaban dihadapan allah swt di akhirat kelak.
Para hadirin sidang jum’ah rahimakumullah
Adapun hikmah dalam meyakini bahwa ilmu itu milik allah swt.

Pertama,
1.       Membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan allahswt, sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkandengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepadayang maha mengetahui segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber- taqorub kepada-nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
2.       Dengan menyadari bahwa ilmu allah swt sangat luas, tidak ada satupun -betapa pun kecil dan halusnya- yang luput dari ilmu nya, maka manusia akan dapat mengontroltingkah laku, ucapan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai allahswt.
3.       Keyakinan terhadap ilmu allah swt akan menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya

Demikilanlah khutbah singkat ini , semoga ilmu yang kita miliki yang sangat sedikit ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat dan yakin bahwa setiap kata, kalimat yang kita ucapkan akan dimitai pertanggunjwaban dihadapan allah swt.
Dan jadikanlah ilmu kita ini membawa kedamaian, kasih sayang sehingga terciptanya ukhuwah islamiyah dalam kehidupan kita.

Rabu, 30 Juli 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Memaknai Idul Fitri; 
Menjalin Silaturahim di Hari Kemenangan
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Disampaikan 1 Syawal 1435 H Di Masjid Nurul Iman Sukadana

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Alhamdulillah ! maha terpuji Rabb sekalian alam, pada hari ini seluruh alam memuji kebesaran dan keagungan Allah, seluruh umat Islam di dunia menyambut hari kemenangan dihari yang fitri. Kalimat takbir, Tasbih dan Tahmid  menggema diseluruh alam dan menggetarkan jiwa, tak terkecuali, tua muda, anak-anak, kaya-miskin, semua bersuka cita dihari idul fitri nan bahagia.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Subhanallah ! Maha suci Allah dengan kesucian-Nya, beruntunglah bagi yang menyucikan jiwanya dihari yang suci, dan merugilah bagi yang mengotorinya..
Lailah ha illahllah ! , Tiada tuhan melainkan Allah, allah yang Maha berkuasa atas segala sesuatu, maha pemberi pertolongan, maha pemberi petunjuk dan maha menghendaki segala sesuatu, maha pengampun atas manusia dari kesalahan dan kehilapan yang kita perbuat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Pada hari Ini Allah mengajarkan suatu sikap Mulia kepada kita dengan Firman-Nya :


Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (ramadhan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Q.S Albaqarah ayat: 185).
Dalam hadist juga disebutkan sebagaimana Riwayat Ummamah Radhiyallah :
“Barang siapa mengerjakan amal ibadah pada malam Hari Raya Aidilfitri dengan mengharapkan keredaan Allah semata-mata, hatinya tidak akan mati pada hari kiamat sebagai matinya hati orang-orang yang kafir ingkar pada hari kiamat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaafh shalat id Yang dirahmati Allah,

Sebulan penuh kita berpuasa, menahan segala lapar dan dahaga, sebulan penuh kita diberikan bimbingan melalui membaca Al-Qur’an.. Sebulan penuh beribadah melalui shalat-shalat malam tarawih dan witr bersama,..dan Allah memberikan suatu malam suci lailatul qadr bagi hambanya yang dikehendaki.. dan mengajarkan kita membersihkan jiwa dari kekotoran, kebakhilan, kekikiran, ketamakkan serta kesombongan melalui zakat fitrah.
Semoga kita dapat berjumpa kembali di bulan Ramadhan al Mubarok di tahun depan, yang mana tahun ini kita tidak berpuasa penuh, belum menghatamkan Qur’an dan belum sempat beribadah shalat malam sepenuhnya serta ibadah-ibadah lainnya..hal inilah yang membuat Rasulullah SAW melepaskan Ramadhan  dengan linangan air mata, berpisah dengan Bulan penuh Kemuliaan.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Adapun tema Khutbah id pada pagi ini yakni Memaknai Idul Fitri melalui  Jalinan Silaturahim di Hari Kemenangan.  Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita Kepada Allah dan memakknai hari yang mulia ini dengan banyak bersyukur atas nikmat Karunia dan Kasih-sayang Allah SWT, sehingga hari ini kita masih dipertemukan di idul fitri nan Mulia, diberikan kesehatan dan panjang umur sehingga dapat berkumpul bersama sanak-saudara, di sisa-sisa usia kita.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Sebagaimana Firman Allah SWT yang diawal tadi Q. S An-Nisa Ayat 1 yang berarti:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa ; 1 )

Dengan maha kasih sayang Allah kepada kita semua, Hari raya idul fitri tahun ini akan lebih Mulia, jika kita tidak menodai jiwa yang telah suci “seperti Bayi Yang Baru lahir” dengan tidak memutuskan hubungan silaturahim: Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:  “Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh diakherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
Kemudian Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, Rasulullah telah bersabda: “Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga.
Rasululullah juga Menegaskan kepada kita dalam sabdanya :
Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “  ( HR. Al-Bukhari & Muslim )
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Lepaskankan-lah  semua hati yang penuh rasa dendam, egois, gengsi untuk meminta maaf akibat hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Hilangkan persengketaan yang hanya membuat hari yang fitri ini tiada bermakna.
Apalah arti berpakaian serba baru kalau hati masih penuh kedongkolan dalam rumah tangga, apalah arti rumah bercat warna-warni kalau sesama saudara, tetangga saling sengketa dan tidak saling sapa, apalah arti juadah makanan dan kue serba ada kalau hati penuh kedengkian dan keegoaan...

 
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Ada beberapa hubungan kasih-sayang yang harus kita jalin di hari yang Fitri :
Yang Pertama, Menjaga dan hubungan silaturahmi terhadap Ibu dan Bapak.
Sangat beruntunglah bagi kita hingga hari ini, masih sempat bersalaman, menyaksikan senyuman kedua orangtua, meminta maaf, atas kehilapan kata-kata, sikap dan perbuatan yang selama ini sempat menitiskan air matanya, menyinggung perasaannya, berbohong kepadanya, memperlakukannya seperti anak kecil, tapi ia sebagai orang tua dengan kasih sayang dan keikhlasannya memaafkan kita dengan penuh kebahagiaan karena sang anak mencium tangannya dihari yang fitri...
Namun, ada juga diantara kita tahun lalu masih dapat bersama-sama dan bersalaman dengan kedua orang tua, tapi tahun ini orang tua telah tiada, ibu yang mengandungnya, membesarkannya, membimbing, serta kasih sayang yang selalu tercurah kepadanya, ...tetapi pada tahun ini kita hanya meratapi nisan yang bertuliskan namanya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Akan tetapi Lebih menyedihkan dihari raya tahun ini,ada diantara kita tidak sempat memohon ampun atas kehilafan yang diperbuat disaat sisa hidupnya, tangan kita berat untuk memandikan ketika orang tua kita ingin mandi, berat tangan kita untuk menyuapkan makanan ketika ia lapar, berat tangan kita ketika ia haus, jijik tangan kita ketika ia ingin membuang hajat, mengulur-ngulur waktu dan hitung-hitungan pergi berobat  ketika ia sakit sampai –sampai ketika ia dalam sakratul maut, bukan tangan kita yang memandikan, bukan tangan kita membalutnya dengan kain kapan, bukan bibir kita yang mengucapkan takbir menyolatkan dan bahkan bukan kaki kita yang mengantarnya liang kubur,..dan yang paling memilukan kita tidak disisinya ketia ia sakratul maut, dan bahkan ketika ia sudah dikubur kita tidak pernah mendoakannya...padahal doa kitalah yang sangat diharapkannya untuk mendapat nikmat kubur, bebas dari siksaan kubur....
Apalah guna nisan bertuliskan tinta emas, selain doa anak yang sholeh.





ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Ingatkah kita dimasa kenangan indah di masa kecil. Ingatkah kita ketika kita memegang tangan ibu, ingatkah kita ketika tangisan kita sepanjang malam ketika kita masih bayi ingatkah dengan tangannya yang menyuapkan makanan dan minuman, dan orangtua kita tetap sabar dan bahagia menemani kita  meskipun esok hari mesti bekerja?, lalu mengapa sekarang kita merasa congkak kepada mereka dan menganggap mereka tak berharga lagi bagi kita? Apakah kita lupa ketika dulu di perut ibu kita menyedot darahnya, makan zat besi dan kalsium darinya, setelah lahir punggung ibu menjadi sakit dan tidak bisa berdiri tegak karena melahirkan kita? Namun ia tetap bahagia merasakan kelelahan itu dengan ikhlas ?
Firman ALLAH SWT  :

 
dan ucapkanlah “wahai rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku waktu kecil, (Q.S al-Isra: 24’)
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Allah SWT juga Berfirman :
“ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu (Q.S Luqman: 14).

Adapun yang kedua yakni Menjaga hubungan Keluarga, Suami-Istri dan Anak
Keluarga adalah amanah Allah, seorang suami akan mulia jika memuliakan istrinya dan sebaliknya istri akan murka jika suaminya tidak memurkainya. Kemudian orangtua akan mulia dan terhormat jika lebih menghargai dan menghormati apa yang dilakukan anak-anaknya. anak-anaknya akan selalu patuh dan taat kepada kedua orangtua meski orangtua kita miskin, tak punya harta, karena orangtuanya mencintainya dengan ketalaudanan yang baik.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Hai Orang-Orang yang Beriman jagalah Dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Maksudnya marilah kita menjadikan keluarga kita anak kita, istri kita, orangtua kita, sangat berharga dan selalu menjaga kehamonisan rumah tangga agar ada syurga (kebahagiaan) didalamnya.

Keluarga adalah pondasi kesuksesan. Karena dengan menjaga hubungan antar sanak saudara dapat mendatang rahmat Allah SWT. Sebaliknya jika hubungan sanak saudara kita terpecah belah maka kehancuran akan kita peroleh. Kekuatan keluarga adalah kekuatan keluarga dan diri kita. Siapa lagi yang mengurus kita, jika kita dalam musibah, siapa lagi yang mengurus kita jika kita meninggal nantinya...
siapa lagi kalau bukan saudara kita yang masih hidup..pantaskah kita memutuskan hubungan dengan mereka. Apakah karena harta, jabatan, kedudukan dan lainnya sehingga membutakan mata hati kita untuk memaafkannya di hari yang Fitri ini?
Bangsa dan Agama kita akan Kuat terletak pada Keluarga yang kuat Kasih-sayangnya !
Hancurnya suatu bangsa dan Agama karena berawal dari keluarga yang tercerai berai!
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Kemudian yang terakhir yakni selalu Menjaga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat
Di hari yang Fitri ini, marilah kita saling memaafkan antar tetangga kita dan masyakarat. Meskipun kita pernah dijelekkan, dihina, dimusuhi dan ia tidak pernah berkunjung, mari kita buka pintu kemaafan dan bersilaturahmi kerumahnya. Hilangkan keegooan, hilangkanlah kesombongan diri, hilangkanlah kedengkian kita..agar kita mendapat kasih sayang dan Rahmat serta ampunan dari Allah SWT.
Kapan lagi, kita harus saling memaafkan, sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya, tiada guna kata maaf kepada orang yang sudah tiada. Kitalah yang memulainya..

 ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah ini, semoga dihari yang Fitri Tahun ini kita raih taqwa dengan menyambung tali silaturahmi yang sudah lama terputus sehingga hari yang fitri nan mulia ini sangat bermakna. Bangsa kita akan kuat bilama umatnya rukun dan damai, Masyarakat kita akan kuat jika didalam keluarga selalu terjaga dan harmonis,

Untuk mengakhiri khutbah ini, Beberapa  Pertanyaan untuk kita renungkan bersama:
Pantaskah kita yang akan mati ini, sombong dengan harta dan kedudukan ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  angkuh dengan ilmu yang kita miliki ?
Pantaskan kita yang akan mati ini, menelantarkan orangtua yang menyanyangi kita ?
Pantaskan kita yang akan mati ini,  menganiaya anak kita yang menjadi amanah Allah ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  bersengketa dengan tetangga dan masyarakat kita yang akan mengurus jenazah kita ?
Kita sendirilah  yang dapat menjawabnya, Wallahu’alam bisawwab
Semoga Allah selalu Menyucikan Hati Kita dihari yang fitri ini dan Mengampuni Dosa-Dosa Kita seperti Bayi Yang Baru Lahir!  Amin Ya Robbal’alamin.



Jumat, 23 Mei 2014

RE-ORIENTASI DAN DE-STRUKTURALISME ISRA’ MI’RAJ DALAM UPAYA PENEGUHAN NILAI-NILAI TAUHID MENUJU MASYARAKAT KAYONG UTARA YANG MARDHOTILLAH”




Dalam konteks perkembangan Islam di Indonesia, Isra’ Mi’raj tampaknya mulai terkontaminasi dengan strukturalisme-nya Levi Strauss yang selalu cenderung kepada kontinuitas belaka bukan lagi sebagai ajang refleksi diri untuk pencerahan (aufklarung) tetapi hanya sebagai warisan dari sejarah yang harus diperingati jika tanggal di kalender sudah merah. Hal seperti ini harusnya menjadi perhatian kita demi sebuah pencapaian  makna yang terkandung dalam Isra’ Mi’raj. Makna yang terkandung dalam Isra’ Mi’raj yakni suatu proses yang diharapkan bisa melahirkan nilai (values) dan kontribusi bagi diri sendiri dan umat manusia. Proses yang dimaksudkan dalam Isra’ Mi’raj yakni sholat, sholat yang ideal bagi manusia adalah sebuah proses penyadaran manusia untuk selalu bercermin kepada Al Qur’an dan Hadits sehingga bisa memaksimalkan hidup secara Vertikal dan horizontal.
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat” (QS. 17:10). 

Dari ayat tadi bisa dilihat bahwa Allah memerintahkan kepada Muhammad untuk melihat realitas yang ada, yakni dia hanya seorang hamba yang perlu proses pencapaian akan sebuah nilai (values) kebenaran mutlak dengan berbagai cara diantaranya sholat. Setelah menjalankan proses tersebut diperlukan suatu review (peninjauan kembali atas diri) apakah sudah mengarah ke pencapaian tersebut atau malah mundur dari pencapaian tersebut.
 “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah – lah hati menjadi tentram”. (QS. 13:28).

Dengan ayat tadi bisa kita lihat pentingnya sebuah proses review akan nilai-nilai kehidupan kita.
Semoga Refleksi Isra’ Mi’raj ini bisa memberikan kontribusi penting bagi kita sehingga bisa membekali diri kita dalam memperlancar komunikasi diantara kita yang selama ini membeku karena kekurangan kita sebagai hamba-Nya.