MEMAKNAI ILMU SEBAGAI AMANAH ALLAH SWT
OLEH : JAMANI
Marilah kita banyak bersyukur,
atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik
ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat
beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka
dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir
untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah sebagaimana perintah allah dan
rasulullah saw
“maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya”
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu,
Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
Sholawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita nabiyyallah
muhammad saw.
Yang membawa umatnya dari kegelapan kepada cahaya terang benderang !
Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, agar kita selalu
dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa
yang dimuliakan disisi-nya.
Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Hidup ini adalah ujian, salah satu ujian itu berupa amanah, menjalankan
amanah adalah satu kewajiban, salah satu amanah tang akan disampaikan pada
khutbal kali ini adalah amanah ilmu sebagai titipan dan milik allah swt.
Allah swt berfirman :
“hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati allah dan rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (q.s al anfal: 27).
Bedasarkan ayat ini, kita bisa
memahami bahwa allah dengan tegas melarang sifat khianat. Rasulullah dengan
tegas membimbing umatnya untuk menjalankan amanah ilmu sekecil apapun amanah
yang diberikan. Meskipun satu ayat.
Para hadirin jemaah jum’at rahima
kumullah
Berkenaan dengan menjalankan amanah
ilmu seperti yang dikemukakan, ada 4 prinsip yang mendasari kita dalam
menjalankan amanah ilmu, harta dan keluarga.
1. Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak allah swt
2. Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak sesama manusia
3. Menyampaikan ilmu dengan menjauhkan diri dari sifat berlebihan.
4. Menyampaikan ilmu dengan mengandung sebuah pertanggungjawaban
Kaum muslimin rahimakumullah
Dalam konteks keislaman, para ulama, pengajar, pelajar, mahasiswa dan
sarjana harus menunaikan amanah yang ada di pundak mereka dengan mengamalkan
ilmu yang mereka dapatkan dan menyampaikannya kepada orang lain.
Dengan ilmu yang disampaikan haruslah memberikan dampak kebaikan dan
manfaat bagi orang lain, menimbulkan rasa aman, menimbulkan kedamaian, tumbuhnya kasih sayang dan persaudaraan
ukhuswah islamiyah,
Pertama dengan mendepankan prinsip menjaga hak allah swt.
Dalam menyampaikan kebenaran, yakinlah bahwa kebenaran hanya milik allah,
bukan dengan klaim / pengakuan kebenaran yang kita miliki dan pelajari.
Hal inilah yang saat ini berkembang di masyarakat kita, munculnya
kelompok-kelompok dari eksklusiv, sekuler dan liberalis yang menciptkan
pepercahan ummat,
Bergitu juga sebagai penuntut ilmu seharusnya tidak langsung menerima,
haruslah kita lebih mengkaji, bukan sekedar mendengar dan membaca kitab-kitab
secara tekstual, tetapi belajar yang dituntun dan dibimbing sehingga
menghindari distorsi atau penyimpangan pemahaman dalam keberislaman di
masyarakat.
Kemudian dalam menyampaikan ilmu kita harus menghormati hak sesama
manusia, yaitu hak ingin dicintai dan dihargai, bukan saling mendikte,
melecehkan, apalagi saling memvonis sehingga menyakitkan dan sampai memutuskan
tali kasih sayang allah,Dalam hal ini allah swt berfirman :
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang
dila'nati allah dan ditulikan-nya telinga mereka dan dibutakan-nya penglihatan
mereka (q.s muhammad 22-23)
Para hadirin
jemaah jumah rahima kumullah
jangalah kita menyampaikan ilmu yang melampaui
batas dan berlebihan, ketahuilah bahwa kita sangat sedikit dititipkan tentang
ilmu dan ajarkanlah dengan bimbingan dan tuntunan sebagaimana yang diajarkan
rasululullah dengan sifatnya penuh kebijaksanaan, penuh kecintaan dan kasih
sayang, sesuai porsi dan kemampuan yang
kita miliki,
Dengan meyakini
bahwa setiap kata; kalimat dan pernyataan ilmu yang disampaikan sehingga
menjadi perilaku dan pemahaman seseorang dalam kehidupannya, akan dimintai
pertanggujawaban dihadapan allah swt di akhirat kelak.
Para hadirin
sidang jum’ah rahimakumullah
Adapun hikmah
dalam meyakini bahwa ilmu itu milik allah swt.
Pertama,
1.
Membuat manusia sadar bahwa betapa tidak
berarti dirinya dihadapan allahswt, sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia
adalah ibarat setitik air laut dibandingkandengan air laut secara keseluruhan.
Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu
menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepadayang maha mengetahui
segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber- taqorub
kepada-nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
2.
Dengan menyadari bahwa ilmu allah swt sangat
luas, tidak ada satupun -betapa pun kecil dan halusnya- yang luput dari ilmu
nya, maka manusia akan dapat mengontroltingkah laku, ucapan amalan batinnya
sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai allahswt.
3.
Keyakinan terhadap ilmu allah swt akan menjadi
terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya
Demikilanlah khutbah singkat ini , semoga ilmu yang kita miliki
yang sangat sedikit ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat dan
yakin bahwa setiap kata, kalimat yang kita ucapkan akan dimitai
pertanggunjwaban dihadapan allah swt.
Dan jadikanlah ilmu kita ini membawa kedamaian, kasih sayang
sehingga terciptanya ukhuwah islamiyah dalam kehidupan kita.
0 comments:
Posting Komentar