Memaknai Peristiwa Qurban dalam KehidupanOleh : Jamani
Para hadirin jemaah jumat rahikumullah
Marilah kita banyak bersyukur,
atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik
ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat
beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, kondisi
alam tak bersahabat maka dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita,
sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah. “Maka
allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.Para hadirin jemaah jum’at rahukumullahSehubungan masih dalam suasana bulan zulhijah, 2 dzulhijah 1436 h, maka
tema jumat kita hari ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan.
Sebelum itu marilah kita
senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, menjauhi larangan-nya, agar kita
selalu dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat
taqwa yang dimuliakan disisi-nya.
Hadirin
jemaah jumat rahima kumullah :
Firman allah swt : Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) allah, tetapi ketakwaan dari kamulah
yang dapat mencapainya. Demikianlah allah telah menundukkannya untuk kamu
supaya kamu mengagungkan allah terhadap hidayah-nya kepada kamu. Dan berilah
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Hadirin
jemaah jumat rahima kumullah :
Idul adha , dikenal hari raya haji dan hari raya qurban, disebut hari
raya haji mengingatkan kita kepada baitullah di masjidil haram yang dibangun bangsa ka’ab. Nabiyyalallah
ibrahim as. Umat islam di dunia suka-cita, telah melaksanakan syariat haji
sebagai syariat agama .
Kemudian
disebut hari raya qurban, qurban berasala dari kata qorib berati “dekat”,
sehingga qurban secara syariat ialah
menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada allah swt, diberikan
kepada fuqoro’ wal masaakiin.Sedangkan
secara maknawiyah menyembelih sifat kekikiran menjadi suka memberi, putus asa,
menjadi optimis, sombong menjadi tawadhu’, sifat maksiat menjadi orang yang
bertaubat dan lain sebagainya.
Hadirin shalat jumat rahima kumullah,
Peristiwa qurban, kita diingatkan pada perjuangan seorang ayah,
ibrahim as. Ibrahim adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh
perjuangan, memiliki kesabaran dan selalu taat kepada allah swt, meskipun
berbagai ujian yang menimpanya sehingga ibrahim diangkat allah derajatnya
sebagai imam semua manusia.
Sebagaimana
firman allah swt :Dan ketika ibrahim diberi cabaan (bala?) Oleh tuhannya dengan beberapa
kalimat (berbagai cobaan) , lalu ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah
berfirman, ?sesungguhnya aku menjadikan kamu hai ibrahim imam semua manusia
....?. (qs. Al-baqarah :
124)?
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa nabi ibrahim as, diuji dengan suatu ujian
yang hari ini bagi yang beriman satupun tak sanggup, yakni menyembelih seorang
anak yang ia sayangi dan kasihi, anak yang sangat cerdas, anak yang apabila
melihatnya hilang rasa lelah dan letih, temannya bermain bersuka cita, dan
satu-satunya anak yang atas doanya siang dan malam, usaha dan ikhtiarnya,
ketika ia sudah memperolehnya ia disuruh untuk menyembelihnya, ..
Namun, ibrahim dengan ketaatannya dan kesabaranya ia tidak mengeluh, ia
tidak membantah, malah imannya semakin kokoh semakin kuat sebagai hamba allah
yang menginginkan ridho allah swt.
Kalau itu yang diujikan kepada kita sebagai orang yang beriman, apakah kita
sanggup, apakah kita mau mengorbankan anak kita, apakah kita mau anak kita
diganti dengan emas permata ? Apakah kita mau memilih diuji allah dengan
mengurbankan anak kita dengan mengorbankan harta kita. Apakah kita sanggup
memilih ujian mengurbankan anak dengan ujian kondisi alam yang saat ini,
kemarau panjang, kabut asap, yang diakibat perbuatan, tangan-tangan manusia
yang tak bertanggungjawab, pasti kita memilih anak simata wayang kita, kita
memilih keuturanan kita yang nantinya akan meneruskan perjuangan dan mendoakan,
mengurus jenazah kita ketika meninggalkan dunia ini.
kami
telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena tuhanmu,
dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus? (qs. Al-kausar : 1-3)
Begitupula dengan anaknya ismail dengan pasrah dan tunduk terhadap perintah
allah : sebagaimana firman allah swt:
“tatkala
anak itu sudah dewasa, ibrahim berkata kepada anaknya: “wahai anakku, sungguh
aku telah bermimpi menyembelih kamu. Karena itu, apa pendapatmu tentang mimpiku
itu?” Ismail berkata: “wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan
kepadamu. Insya allah, engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar.”
(qs. As-shaffat [37]: 102)Sungguh ayah dan anak
ini merupakan uswah hasanah bagi kita
semua. Bahkan syariat nabi muhammad saw merupakan syariat yang dulunya telah
diwahyukan allah kepada ibrahim (asy-syura : 13). Sebagaimana sabda nabi saw :
Sunnatu abikum
ibrahim.? (sunnah bapakmu adalah ibrahim)
(hr. Ahmad dan ibnu
majah).
Para hadirin jemaah juamat
rahikumullah
Kemudian kita
diingatkan diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan ibu siti hajar
yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit,serba ketiadaan
mengandung ismail sampai melahirkannya, pada saat
menyusui ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang
pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.
Dengan linangan air matanya dimana seorang ibu yang baru merasakan, berbagi
kasih sayang kepada anaknya, tiba-tiba suaminya datang untuk menjemput untuk
dikorbankan,
Namun ia tapi
ia pasrah, ikhlas tawakal atas kehendak allah swt. Tetap patuh
taat seta pada suaminya ibrahim as, dengan penuh kasih sayang membesarkan
membimbing anaknya ismail...dan yakin bahwa allah bersamanya “la tahzan wala
tahzan innallahama’ana. Jangan gentar, janganlah bersedih yakinlah bahwa allah
bersama kita).
Hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Dari beberbapa dalil
dan uraian di atas bahwa pada intinya adalah melalui ujian yang allah berikan
kepada kita saat ini, kita diberikan kesuburan alam, kesehatan, harta,
kedudukan dan jabatan, istri, anak dan keluarga yang utuh adalah merupakan
sebuah nikmat dan karunia yang patut kita syukuri dengan sabar dan selalu
mengingat allah.
Berapa banyak
nikmat dan karunia yang tak terhitung allah berikan kepada kita, apakah kita
juga tidak pandai bersyukur !Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Para
hadirin jemaah jum’at rahikumullahMarilah kita menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan allah
pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta
oleh yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya
kita ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan allah, umur dan kesehatan mari
kita pergunakan sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput.
Realisasi rasa syukur tersebut, bukanlah suatu
perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan mempertebal iman dan takwa
kepada maha pencipta, dan yang terpenting kita akan terhindar dari murka dan
siksaan allah seperti firmannya dalam surat al-an’am ayat 46 yang berbunyi:
artinya: “katakanlah, terangkanlah
kepadaku jika allah mencabut pendengaran dan penglihatan kepadamu?
Perhatikanlah bagaimana (kami) berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda
kebesaran (kami) kemudian mereka tetap berpaling juga.”
satu hal lagi yang lebih membesarkan
hati kita yakni adanya jaminan allah subhannahu wa ta'ala bagi hambanya dengan
firmannya dalam surat ibrahim ayat 7:
Artinya: “jika kalian bersyukur niscaya aku
tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya
ingatlah siksaku sangat pedih.
Demkian khutbah ini semoga kita termasuk orang
yang pandai bersyukur dan mengingat allah melalui sabar dan sholat.
0 comments:
Posting Komentar