“MEMAKNAI ISTIGHFAR”
OLEH : JAMANI
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. اما بعـد
ITTAQULLAH, USIKUM WAI IYYA YA BINAFSI
BITAQWALLAH FAAQOD FAZAL MUTTAQUN.
Marilah kita senantiasa meningkatkan Iman dan Taqwa kita kepada Allah SWT, Tiada
ada sikap yang terbaik dari seorang
hamba allah yang beratauhid ketika ia mati, kecuali maka taqwa menyertainya, dimanapun,
kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapapun.
HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Adapun tema khutbah Adalah faidah Istighfar
dalam kehidpan:
Istighfar adalah sebuah kalimat penting yang
banyak diremehkan orang pada masa ini, banyak orang menganggap istighfar itu
tidak perlu hanya membuang waktu saja. Padahal Rasulullah yang sudah
dijamin Allah untuk masuk syurga tidak kurang beristighfar dari 70 kali dalam
sehari.
Setiap hari kita digempur oleh perbuatan dosa
dan maksiat, pendengaran, mata, mulut , langkah dan perbuatan tangan kita tidak
pernah berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat.
Allah telah memerintahkan kita untuk banyak
beristighfar dan mohon ampun padaNya sebagaimana disebutkan dalam surat Hud
ayat 3
3.
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari kiamat. (Hud 3)
Allah berjanji akan memberikan kehidupan yang
baik secara terus menerus selama hidup didunia sampai datang ajal kelak dan
memberikan berbagai kelebihan dan keistimewaan kepada mereka yang selalu
istighfar mohon ampun padaNya.
Beberapa pengalaman orang yang beristighfar
bisa kita ikuti pada beberapa kisah berikut ini :
Dikisahkan dalam kitab Shifatus Shafwah
karangan Ibnul Jauzi, bahwa soerang Imam Imam Ahmad Bin Hanbal melakukan
perjalanan jauh dan kemalaman, hingga sempat kebingungan untuk mencari tempat
bermalam. Kemudian ia meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk
memperbolehkannya istirahat di masjid barang satu malam.
Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad
sudah sampai di seluruh pelosok negeri, dan di wilayah tersebut sudah banyak
ajaran dan pengikut mazhabnya namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok
dan rupa sang Imam, karena keterbatasan informasi dan teknologi seperti saat
ini.
Karena itulah, pengurus masjid tak
memperbolehkannya menginap di masjid setempat. Sang Imam besar pun sempat
luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia
menerima ia di rumahnya.
Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam
Ahmad terus memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh sang tuan rumah.
Menurutnya, amalan tersebut sederhana namun istimewa. Sang tuan rumah
senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu
saja basah dengan zikir dan meminta ampunan Alloh.
“Wahai Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan
dari amalan selalu beristighfar tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan
rumah pun tersenyum dan menjawab, “Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan
kepada Alloh, pasti selalu dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah.
“Tapi, ada satu doa saya yang hingga saat ini
belum dikabulkan Alloh,” sambung sang tuan rumah. Imam Ahmad pun kembali
penasaran. “Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya. “Dari dahulu, saya berdoa kepada
Alloh agar saya dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat
ini, saya belum juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah.
Mendengar itu, Imam Ahmad langsung terkejut.Bertakbir
Allahu Akbar !!! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdhdad ke bassharah
dan bahkan sampai didorong-dorong oleh pengurus masjid sampai kejlanan ternyata
karena Istrighfarmu. Inilah rupanya yang
memaksa seorang Imam besar luntang-lantung tengah malam. Ini juga alasannya,
mengapa Imam Ahmad diusir dari masjid dan dipaksa didorong sampai berjalan
tengah malam hingga akhirnya sampai dipertemukan dengan si tukang roti itu.
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah
SAW selalu beristighfar setiap hari minimal seratus kali, beliau bersabda:
Yang
artinya: “Sungguh aku (Rasulullah) beristighfar memohon ampun kepada Alloh
‘azza wa jalla dan bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali” (HR.
Nasa’i).
Itulah yang Rasulullah SAW lakukan setiap
hari, padahal beliau adalah manusia yang ma’shum, terjaga dari kesalahan.
Beliau juga sudah dijamin oleh Alloh tempat yang mulia (maqaman mahmuda) nanti
di syurga. Lalu bagaimana dengan kita? Para manusia akhir zaman dengan segunung
dosa dan salah yang menyamudera?
Untuk itu marilah kita senantiasa
memperbanyak istighfar, dengan sepenuh penyesalan atas dosa yang kita lakukan,
dan seutuh pengharapan kepada maghfirah Alloh Ta’ala. Semoga kita termasuk
dalam golongan manusia yang berbahagia kelak di yaumul hisab, lantaran banyak
beristighfar, sebagaimana sabda Rasululloh SAW:
Yang
artinya: “Berbahagialah mereka yang mendapati lembaran-lembaran amalnya
dipenuhi dengan istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i dan Thabrani.)
HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Dalam hal ini Imam Hasan Al-Bashri
mengajarkan kepada kita bahwa kalimat istighfar yang kita ucapkan tidak hanya
sebagai bukti lisan bahwa kita bertaubat kepada Alloh ta’ala. Istighfar juga bukan
sekedar menjadi sebab diampuninya dosa kita, sebagaimana termaktub dalam hadis
Qudsi, “Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni
kalian”. Akan tetapi ternyata istighfar juga akan membuahkan berbagai karunia
dan kenikmatan. Beristighfar dengan penuh kesadaran dan keinsyafan, akan
mengundang rizki dari Alloh berupa: hujan, harta, anak keturunan, perniagaan
dan perkebunan.
Ada sebuah pertanyaan, apa hubungan anugerah
rizki dengan istighfar yang kita lakukan? Bagaimanakah logika dan hikmahnya?
Jawabnya adalah Hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya seorang hamba pasti akan
terhalang dari rizki disebabkan oleh dosa yang telah ia perbuat” (HR. Ahmad,
Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim).
Jadi jika kita bermaksiat dan berbuat dosa,
bukan saja ancaman siksa neraka yang kita dapatkan, tetapi kita juga akan
terhalang dari karunia rizki dari Alloh di dunia. Atau menurut Ibnu Rajab, dosa
kita akan mengurangi anugerah rizki dan keberkahannya. Dan salah satu cara
untuk melancarkan kembali rizki kita adalah dengan memperbanyak istighfar,
hingga Alloh Ta’ala berkenan menghapus dosa kita, sang penghalang nikmat dan
karunia.
Terkait dengan kedahsyatan istighfar,
Rasulullah SAW bersabda:
Yang
artinya: “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Alloh) niscaya
Alloh menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan dan Alloh akan memberinya rizki (yang halal) dari arah
yang tidak disangka-sangka”. (HR.Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan
Hakim).
Istighfar
yang kita lantunkan dengan penuh penghayatan dan perasaan bersalah juga akan
mampu menahan datangnya azab dan bala bencana. Hal ini ditegaskan oleh Allah
SWT dalam surat Al-Anfal,
yang
artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang
mereka beristighfar (meminta ampun).” (QS. Al-Anfal: 33).
HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Banyak
sekali faidah iStrighfar dalam kehidupan, yang salah satunya menjadikan kita
menjadi pribadi yang bijak.
Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam.
Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia
merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya.
Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila
disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia
segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67) Demikian khutbah ini,
semoga lidah kita dihiasi dengan kalimat toyyibah dengan banyak beristifgfar
dalam kehidupan kita sehari-hari.