Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 September 2015

Khutbah Hari Ini; Memaknai Peristiwa Qurban dalam Kehidupan

Memaknai Peristiwa Qurban dalam KehidupanOleh : Jamani

Para hadirin jemaah jumat rahikumullah
Marilah kita banyak bersyukur,  atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, kondisi alam tak bersahabat maka dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah.  “Maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.Para hadirin jemaah jum’at rahukumullahSehubungan masih dalam suasana bulan zulhijah, 2 dzulhijah 1436 h, maka tema jumat kita hari ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan. Sebelum itu marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, menjauhi larangan-nya, agar kita selalu dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa yang dimuliakan disisi-nya.

Hadirin jemaah jumat rahima kumullah :
Firman allah swt : Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan allah terhadap hidayah-nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.Hadirin jemaah jumat rahima kumullah :
Idul adha , dikenal hari raya haji dan hari raya qurban, disebut hari raya haji mengingatkan kita kepada baitullah di masjidil haram  yang dibangun bangsa ka’ab. Nabiyyalallah ibrahim as. Umat islam di dunia suka-cita, telah melaksanakan syariat haji sebagai syariat agama .
Kemudian disebut hari raya qurban, qurban berasala dari kata qorib berati “dekat”, sehingga qurban secara syariat  ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada allah swt, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.Sedangkan secara maknawiyah menyembelih sifat kekikiran menjadi suka memberi, putus asa, menjadi optimis, sombong menjadi tawadhu’, sifat maksiat menjadi orang yang bertaubat dan lain sebagainya.
Hadirin shalat jumat rahima kumullah,
Peristiwa qurban, kita diingatkan pada perjuangan seorang ayah, ibrahim as. Ibrahim adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh perjuangan, memiliki kesabaran dan selalu taat kepada allah swt, meskipun berbagai ujian yang menimpanya sehingga ibrahim diangkat allah derajatnya sebagai imam semua manusia.
 Sebagaimana firman allah swt :Dan ketika ibrahim diberi cabaan (bala?) Oleh tuhannya dengan beberapa kalimat (berbagai cobaan) , lalu ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman, ?sesungguhnya aku menjadikan kamu hai ibrahim imam semua manusia ....?. (qs. Al-baqarah : 124)?
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa nabi ibrahim as, diuji dengan suatu ujian yang hari ini bagi yang beriman satupun tak sanggup, yakni menyembelih seorang anak yang ia sayangi dan kasihi, anak yang sangat cerdas, anak yang apabila melihatnya hilang rasa lelah dan letih, temannya bermain bersuka cita, dan satu-satunya anak yang atas doanya siang dan malam, usaha dan ikhtiarnya, ketika ia sudah memperolehnya ia disuruh untuk menyembelihnya, ..
Namun, ibrahim dengan ketaatannya dan kesabaranya ia tidak mengeluh, ia tidak membantah, malah imannya semakin kokoh semakin kuat sebagai hamba allah yang menginginkan ridho allah swt.
Kalau itu yang diujikan kepada kita sebagai orang yang beriman, apakah kita sanggup, apakah kita mau mengorbankan anak kita, apakah kita mau anak kita diganti dengan emas permata ? Apakah kita mau memilih diuji allah dengan mengurbankan anak kita dengan mengorbankan harta kita. Apakah kita sanggup memilih ujian mengurbankan anak dengan ujian kondisi alam yang saat ini, kemarau panjang, kabut asap, yang diakibat perbuatan, tangan-tangan manusia yang tak bertanggungjawab, pasti kita memilih anak simata wayang kita, kita memilih keuturanan kita yang nantinya akan meneruskan perjuangan dan mendoakan, mengurus jenazah kita ketika meninggalkan dunia ini.
 kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena tuhanmu, dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus? (qs. Al-kausar : 1-3)
Begitupula dengan anaknya ismail dengan pasrah dan tunduk terhadap perintah allah :  sebagaimana firman allah swt:
“tatkala anak itu sudah dewasa, ibrahim berkata kepada anaknya: “wahai anakku, sungguh aku telah bermimpi menyembelih kamu. Karena itu, apa pendapatmu tentang mimpiku itu?” Ismail berkata: “wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya allah, engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar.” (qs. As-shaffat [37]: 102)Sungguh ayah dan anak ini  merupakan uswah hasanah bagi kita semua. Bahkan syariat nabi muhammad saw merupakan syariat yang dulunya telah diwahyukan allah kepada ibrahim (asy-syura : 13).  Sebagaimana sabda nabi saw :
Sunnatu abikum ibrahim.? (sunnah bapakmu adalah ibrahim)
(hr. Ahmad dan ibnu majah).

Para hadirin jemaah juamat rahikumullah
Kemudian kita diingatkan diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan ibu siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit,serba ketiadaan mengandung ismail sampai melahirkannya, pada saat menyusui ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Dengan linangan air matanya dimana seorang ibu yang baru merasakan, berbagi kasih sayang kepada anaknya, tiba-tiba suaminya datang untuk menjemput untuk dikorbankan,

Namun ia tapi ia pasrah, ikhlas tawakal atas kehendak allah swt. Tetap patuh taat seta pada suaminya ibrahim as, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya ismail...dan yakin bahwa allah bersamanya “la tahzan wala tahzan innallahama’ana. Jangan gentar, janganlah bersedih yakinlah bahwa allah bersama kita).

Hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Dari beberbapa dalil dan uraian di atas bahwa pada intinya adalah melalui ujian yang allah berikan kepada kita saat ini, kita diberikan kesuburan alam, kesehatan, harta, kedudukan dan jabatan, istri, anak dan keluarga yang utuh adalah merupakan sebuah nikmat dan karunia yang patut kita syukuri dengan sabar dan selalu mengingat allah.
Berapa banyak nikmat dan karunia yang tak terhitung allah berikan kepada kita, apakah kita juga tidak pandai bersyukur !Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Para hadirin jemaah jum’at rahikumullahMarilah kita menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan allah pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta oleh yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya kita ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan allah, umur dan kesehatan mari kita pergunakan sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput.
 Realisasi rasa syukur tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan mempertebal iman dan takwa kepada maha pencipta, dan yang terpenting kita akan terhindar dari murka dan siksaan allah seperti firmannya dalam surat al-an’am ayat 46 yang berbunyi:
artinya: “katakanlah, terangkanlah kepadaku jika allah mencabut pendengaran dan penglihatan kepadamu? Perhatikanlah bagaimana (kami) berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (kami) kemudian mereka tetap berpaling juga.”
satu hal lagi yang lebih membesarkan hati kita yakni adanya jaminan allah subhannahu wa ta'ala bagi hambanya dengan firmannya dalam surat ibrahim ayat 7:
 Artinya: “jika kalian bersyukur niscaya aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaku sangat pedih.
Demkian khutbah ini semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur dan mengingat allah melalui sabar dan sholat.
 

Sabtu, 05 September 2015

Memaknai Ilmu Sebagai Amanah

MEMAKNAI ILMU SEBAGAI AMANAH ALLAH SWT
OLEH : JAMANI


Marilah kita banyak bersyukur,  atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah sebagaimana perintah allah dan rasulullah saw

maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Sholawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita nabiyyallah muhammad saw.
Yang membawa umatnya dari kegelapan kepada cahaya terang benderang !

Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, agar kita selalu dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa yang dimuliakan disisi-nya.


Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Hidup ini adalah ujian, salah satu ujian itu berupa amanah, menjalankan amanah adalah satu kewajiban, salah satu amanah tang akan disampaikan pada khutbal kali ini adalah amanah ilmu sebagai titipan dan milik allah swt.

Allah swt berfirman :

“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati allah dan rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (q.s al anfal: 27).

Bedasarkan ayat ini, kita bisa memahami bahwa allah dengan tegas melarang sifat khianat. Rasulullah dengan tegas membimbing umatnya untuk menjalankan amanah ilmu sekecil apapun amanah yang diberikan. Meskipun satu ayat.

Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Berkenaan dengan menjalankan amanah ilmu seperti yang dikemukakan, ada 4 prinsip yang mendasari kita dalam menjalankan amanah ilmu, harta dan keluarga.
1.    Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak allah swt
2.    Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak sesama manusia
3.    Menyampaikan ilmu dengan menjauhkan diri dari sifat berlebihan.
4.    Menyampaikan ilmu dengan mengandung sebuah pertanggungjawaban

 Kaum muslimin rahimakumullah
Dalam konteks keislaman, para ulama, pengajar, pelajar, mahasiswa dan sarjana harus menunaikan amanah yang ada di pundak mereka dengan mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dan menyampaikannya kepada orang lain.

Dengan ilmu yang disampaikan haruslah memberikan dampak kebaikan dan manfaat bagi orang lain, menimbulkan rasa aman, menimbulkan kedamaian,  tumbuhnya kasih sayang dan persaudaraan ukhuswah islamiyah,
Pertama dengan mendepankan prinsip menjaga hak allah swt.

Dalam menyampaikan kebenaran, yakinlah bahwa kebenaran hanya milik allah, bukan dengan klaim / pengakuan kebenaran yang kita miliki dan pelajari.
Hal inilah yang saat ini berkembang di masyarakat kita, munculnya kelompok-kelompok dari eksklusiv, sekuler dan liberalis yang menciptkan pepercahan ummat,

Bergitu juga sebagai penuntut ilmu seharusnya tidak langsung menerima, haruslah kita lebih mengkaji, bukan sekedar mendengar dan membaca kitab-kitab secara tekstual, tetapi belajar yang dituntun dan dibimbing sehingga menghindari distorsi atau penyimpangan pemahaman dalam keberislaman di masyarakat.

Kemudian dalam menyampaikan ilmu kita harus menghormati hak sesama manusia, yaitu hak ingin dicintai dan dihargai, bukan saling mendikte, melecehkan, apalagi saling memvonis sehingga menyakitkan dan sampai memutuskan tali kasih sayang allah,Dalam hal ini allah swt berfirman :
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?

Mereka itulah orang-orang yang dila'nati allah dan ditulikan-nya telinga mereka dan dibutakan-nya penglihatan mereka (q.s muhammad 22-23)

Para hadirin jemaah jumah rahima kumullah
 jangalah kita menyampaikan ilmu yang melampaui batas dan berlebihan, ketahuilah bahwa kita sangat sedikit dititipkan tentang ilmu dan ajarkanlah dengan bimbingan dan tuntunan sebagaimana yang diajarkan rasululullah dengan sifatnya penuh kebijaksanaan, penuh kecintaan dan kasih sayang, sesuai porsi dan  kemampuan yang kita miliki,

Dengan meyakini bahwa setiap kata; kalimat dan pernyataan ilmu yang disampaikan sehingga menjadi perilaku dan pemahaman seseorang dalam kehidupannya, akan dimintai pertanggujawaban dihadapan allah swt di akhirat kelak.
Para hadirin sidang jum’ah rahimakumullah
Adapun hikmah dalam meyakini bahwa ilmu itu milik allah swt.

Pertama,
1.       Membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan allahswt, sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkandengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepadayang maha mengetahui segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber- taqorub kepada-nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
2.       Dengan menyadari bahwa ilmu allah swt sangat luas, tidak ada satupun -betapa pun kecil dan halusnya- yang luput dari ilmu nya, maka manusia akan dapat mengontroltingkah laku, ucapan amalan batinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai allahswt.
3.       Keyakinan terhadap ilmu allah swt akan menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya

Demikilanlah khutbah singkat ini , semoga ilmu yang kita miliki yang sangat sedikit ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat dan yakin bahwa setiap kata, kalimat yang kita ucapkan akan dimitai pertanggunjwaban dihadapan allah swt.
Dan jadikanlah ilmu kita ini membawa kedamaian, kasih sayang sehingga terciptanya ukhuwah islamiyah dalam kehidupan kita.

Rabu, 30 Juli 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Memaknai Idul Fitri; 
Menjalin Silaturahim di Hari Kemenangan
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Disampaikan 1 Syawal 1435 H Di Masjid Nurul Iman Sukadana

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Alhamdulillah ! maha terpuji Rabb sekalian alam, pada hari ini seluruh alam memuji kebesaran dan keagungan Allah, seluruh umat Islam di dunia menyambut hari kemenangan dihari yang fitri. Kalimat takbir, Tasbih dan Tahmid  menggema diseluruh alam dan menggetarkan jiwa, tak terkecuali, tua muda, anak-anak, kaya-miskin, semua bersuka cita dihari idul fitri nan bahagia.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Subhanallah ! Maha suci Allah dengan kesucian-Nya, beruntunglah bagi yang menyucikan jiwanya dihari yang suci, dan merugilah bagi yang mengotorinya..
Lailah ha illahllah ! , Tiada tuhan melainkan Allah, allah yang Maha berkuasa atas segala sesuatu, maha pemberi pertolongan, maha pemberi petunjuk dan maha menghendaki segala sesuatu, maha pengampun atas manusia dari kesalahan dan kehilapan yang kita perbuat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Pada hari Ini Allah mengajarkan suatu sikap Mulia kepada kita dengan Firman-Nya :


Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (ramadhan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Q.S Albaqarah ayat: 185).
Dalam hadist juga disebutkan sebagaimana Riwayat Ummamah Radhiyallah :
“Barang siapa mengerjakan amal ibadah pada malam Hari Raya Aidilfitri dengan mengharapkan keredaan Allah semata-mata, hatinya tidak akan mati pada hari kiamat sebagai matinya hati orang-orang yang kafir ingkar pada hari kiamat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaafh shalat id Yang dirahmati Allah,

Sebulan penuh kita berpuasa, menahan segala lapar dan dahaga, sebulan penuh kita diberikan bimbingan melalui membaca Al-Qur’an.. Sebulan penuh beribadah melalui shalat-shalat malam tarawih dan witr bersama,..dan Allah memberikan suatu malam suci lailatul qadr bagi hambanya yang dikehendaki.. dan mengajarkan kita membersihkan jiwa dari kekotoran, kebakhilan, kekikiran, ketamakkan serta kesombongan melalui zakat fitrah.
Semoga kita dapat berjumpa kembali di bulan Ramadhan al Mubarok di tahun depan, yang mana tahun ini kita tidak berpuasa penuh, belum menghatamkan Qur’an dan belum sempat beribadah shalat malam sepenuhnya serta ibadah-ibadah lainnya..hal inilah yang membuat Rasulullah SAW melepaskan Ramadhan  dengan linangan air mata, berpisah dengan Bulan penuh Kemuliaan.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Adapun tema Khutbah id pada pagi ini yakni Memaknai Idul Fitri melalui  Jalinan Silaturahim di Hari Kemenangan.  Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita Kepada Allah dan memakknai hari yang mulia ini dengan banyak bersyukur atas nikmat Karunia dan Kasih-sayang Allah SWT, sehingga hari ini kita masih dipertemukan di idul fitri nan Mulia, diberikan kesehatan dan panjang umur sehingga dapat berkumpul bersama sanak-saudara, di sisa-sisa usia kita.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Sebagaimana Firman Allah SWT yang diawal tadi Q. S An-Nisa Ayat 1 yang berarti:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa ; 1 )

Dengan maha kasih sayang Allah kepada kita semua, Hari raya idul fitri tahun ini akan lebih Mulia, jika kita tidak menodai jiwa yang telah suci “seperti Bayi Yang Baru lahir” dengan tidak memutuskan hubungan silaturahim: Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:  “Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh diakherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
Kemudian Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, Rasulullah telah bersabda: “Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga.
Rasululullah juga Menegaskan kepada kita dalam sabdanya :
Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “  ( HR. Al-Bukhari & Muslim )
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Lepaskankan-lah  semua hati yang penuh rasa dendam, egois, gengsi untuk meminta maaf akibat hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Hilangkan persengketaan yang hanya membuat hari yang fitri ini tiada bermakna.
Apalah arti berpakaian serba baru kalau hati masih penuh kedongkolan dalam rumah tangga, apalah arti rumah bercat warna-warni kalau sesama saudara, tetangga saling sengketa dan tidak saling sapa, apalah arti juadah makanan dan kue serba ada kalau hati penuh kedengkian dan keegoaan...

 
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Ada beberapa hubungan kasih-sayang yang harus kita jalin di hari yang Fitri :
Yang Pertama, Menjaga dan hubungan silaturahmi terhadap Ibu dan Bapak.
Sangat beruntunglah bagi kita hingga hari ini, masih sempat bersalaman, menyaksikan senyuman kedua orangtua, meminta maaf, atas kehilapan kata-kata, sikap dan perbuatan yang selama ini sempat menitiskan air matanya, menyinggung perasaannya, berbohong kepadanya, memperlakukannya seperti anak kecil, tapi ia sebagai orang tua dengan kasih sayang dan keikhlasannya memaafkan kita dengan penuh kebahagiaan karena sang anak mencium tangannya dihari yang fitri...
Namun, ada juga diantara kita tahun lalu masih dapat bersama-sama dan bersalaman dengan kedua orang tua, tapi tahun ini orang tua telah tiada, ibu yang mengandungnya, membesarkannya, membimbing, serta kasih sayang yang selalu tercurah kepadanya, ...tetapi pada tahun ini kita hanya meratapi nisan yang bertuliskan namanya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Akan tetapi Lebih menyedihkan dihari raya tahun ini,ada diantara kita tidak sempat memohon ampun atas kehilafan yang diperbuat disaat sisa hidupnya, tangan kita berat untuk memandikan ketika orang tua kita ingin mandi, berat tangan kita untuk menyuapkan makanan ketika ia lapar, berat tangan kita ketika ia haus, jijik tangan kita ketika ia ingin membuang hajat, mengulur-ngulur waktu dan hitung-hitungan pergi berobat  ketika ia sakit sampai –sampai ketika ia dalam sakratul maut, bukan tangan kita yang memandikan, bukan tangan kita membalutnya dengan kain kapan, bukan bibir kita yang mengucapkan takbir menyolatkan dan bahkan bukan kaki kita yang mengantarnya liang kubur,..dan yang paling memilukan kita tidak disisinya ketia ia sakratul maut, dan bahkan ketika ia sudah dikubur kita tidak pernah mendoakannya...padahal doa kitalah yang sangat diharapkannya untuk mendapat nikmat kubur, bebas dari siksaan kubur....
Apalah guna nisan bertuliskan tinta emas, selain doa anak yang sholeh.





ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Ingatkah kita dimasa kenangan indah di masa kecil. Ingatkah kita ketika kita memegang tangan ibu, ingatkah kita ketika tangisan kita sepanjang malam ketika kita masih bayi ingatkah dengan tangannya yang menyuapkan makanan dan minuman, dan orangtua kita tetap sabar dan bahagia menemani kita  meskipun esok hari mesti bekerja?, lalu mengapa sekarang kita merasa congkak kepada mereka dan menganggap mereka tak berharga lagi bagi kita? Apakah kita lupa ketika dulu di perut ibu kita menyedot darahnya, makan zat besi dan kalsium darinya, setelah lahir punggung ibu menjadi sakit dan tidak bisa berdiri tegak karena melahirkan kita? Namun ia tetap bahagia merasakan kelelahan itu dengan ikhlas ?
Firman ALLAH SWT  :

 
dan ucapkanlah “wahai rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku waktu kecil, (Q.S al-Isra: 24’)
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Allah SWT juga Berfirman :
“ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu (Q.S Luqman: 14).

Adapun yang kedua yakni Menjaga hubungan Keluarga, Suami-Istri dan Anak
Keluarga adalah amanah Allah, seorang suami akan mulia jika memuliakan istrinya dan sebaliknya istri akan murka jika suaminya tidak memurkainya. Kemudian orangtua akan mulia dan terhormat jika lebih menghargai dan menghormati apa yang dilakukan anak-anaknya. anak-anaknya akan selalu patuh dan taat kepada kedua orangtua meski orangtua kita miskin, tak punya harta, karena orangtuanya mencintainya dengan ketalaudanan yang baik.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Hai Orang-Orang yang Beriman jagalah Dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Maksudnya marilah kita menjadikan keluarga kita anak kita, istri kita, orangtua kita, sangat berharga dan selalu menjaga kehamonisan rumah tangga agar ada syurga (kebahagiaan) didalamnya.

Keluarga adalah pondasi kesuksesan. Karena dengan menjaga hubungan antar sanak saudara dapat mendatang rahmat Allah SWT. Sebaliknya jika hubungan sanak saudara kita terpecah belah maka kehancuran akan kita peroleh. Kekuatan keluarga adalah kekuatan keluarga dan diri kita. Siapa lagi yang mengurus kita, jika kita dalam musibah, siapa lagi yang mengurus kita jika kita meninggal nantinya...
siapa lagi kalau bukan saudara kita yang masih hidup..pantaskah kita memutuskan hubungan dengan mereka. Apakah karena harta, jabatan, kedudukan dan lainnya sehingga membutakan mata hati kita untuk memaafkannya di hari yang Fitri ini?
Bangsa dan Agama kita akan Kuat terletak pada Keluarga yang kuat Kasih-sayangnya !
Hancurnya suatu bangsa dan Agama karena berawal dari keluarga yang tercerai berai!
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Kemudian yang terakhir yakni selalu Menjaga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat
Di hari yang Fitri ini, marilah kita saling memaafkan antar tetangga kita dan masyakarat. Meskipun kita pernah dijelekkan, dihina, dimusuhi dan ia tidak pernah berkunjung, mari kita buka pintu kemaafan dan bersilaturahmi kerumahnya. Hilangkan keegooan, hilangkanlah kesombongan diri, hilangkanlah kedengkian kita..agar kita mendapat kasih sayang dan Rahmat serta ampunan dari Allah SWT.
Kapan lagi, kita harus saling memaafkan, sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya, tiada guna kata maaf kepada orang yang sudah tiada. Kitalah yang memulainya..

 ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah ini, semoga dihari yang Fitri Tahun ini kita raih taqwa dengan menyambung tali silaturahmi yang sudah lama terputus sehingga hari yang fitri nan mulia ini sangat bermakna. Bangsa kita akan kuat bilama umatnya rukun dan damai, Masyarakat kita akan kuat jika didalam keluarga selalu terjaga dan harmonis,

Untuk mengakhiri khutbah ini, Beberapa  Pertanyaan untuk kita renungkan bersama:
Pantaskah kita yang akan mati ini, sombong dengan harta dan kedudukan ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  angkuh dengan ilmu yang kita miliki ?
Pantaskan kita yang akan mati ini, menelantarkan orangtua yang menyanyangi kita ?
Pantaskan kita yang akan mati ini,  menganiaya anak kita yang menjadi amanah Allah ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  bersengketa dengan tetangga dan masyarakat kita yang akan mengurus jenazah kita ?
Kita sendirilah  yang dapat menjawabnya, Wallahu’alam bisawwab
Semoga Allah selalu Menyucikan Hati Kita dihari yang fitri ini dan Mengampuni Dosa-Dosa Kita seperti Bayi Yang Baru Lahir!  Amin Ya Robbal’alamin.



Kamis, 30 Januari 2014

Memaknai Akhir Rabiul Awal dengan Memperbanyak Sholawat Rasulullah SAW

Memaknai Akhir Rabiul Awal dengan Memperbanyak Sholawat Rasulullah SAW
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Alhamdulillah, marillah kita banyak bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunianya kepada  kita semua. Sehingga kita dapat hadir bersama-sama di masjid yang kita cintai ini dalam keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya dari kegelapan kepada terang benderang, dari kesengsaraan kepada kesuksesan, sukses dunia sukses akhirat,
Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Sebelum Khatib Menyampaikan Isi Khutbah marilah kita bersama-sama selalu tunduk dan taat kepada Apa yang di wasiatkan kepada kita Al-Qur’an dan al-Hadits yang selalu menuntun kita menjadi Insan yang Taqwa. Yakni Menjalankan apa yang di Cintai Allah dan Rasul, meninggalkan apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Pada hari ini kita berada di Akhir Bulan  29 Rabiul Awal 1435 H. Bulan yang penuh Makna, dimulai tanggal 1 Rabiul awal jatuh pada hari Jum’at dan dikahiri 29 Rabiul Awal juga hari Jum’at. Tentunya ada makna bukan suatu kebetulan tapi sudah ditetapkan di lauh Mahfuz seperti Allah menetapkan Hari, bulan, Tahun kita lahir dan kita meninggal Dunia.
Bagi kamu yang berfikir tentu ini ada makna dan Hikmah untuk kita renungkan Bersama.
Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Berkenaan dengan bulan Rabiul Awal kita diingatkan pada peristiwa Besar sejarah Umat Islam MAULID (Kelahiran NABi, HIJRIYAHnya Nabi dari Mekah Ke Madinah, Peristiwa Badar Kemenangan yang luar Biasa, dan terakhir Wafatnya Beliau. Marilah kita sejenak merenungkan dan mengambil Hikmah dibalik Kisah tentang Keutamaan Di Bulan Rabiul Awal yang hari ini akan berakhir.

Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin yang Berfikir. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.  Dia membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan “Umatku…umatku…UmatKu”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa’at di hari Kiamat. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya dan berkata Ana Laha…Ana Lahaa..“  sehingga Allahpun berkata: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .

Di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan  lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban  ? Mengapa dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?
Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika kita meyakininya, niscaya akan menambah   kecinta’a kita kepada Rasululullah SAW

Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa  kabar gembira bagi umatnya.





Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :
 (ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙƒَ Ù„َتَÙ‡ْدِÙŠ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صِرَاطٍ Ù…ُسْتَÙ‚ِيمٍ ) [ الشورى : 52] .
Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang.  Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:

 “Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau Harum”.
“Hari dimana dalam keada’an  bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya  Muhammad”.

 Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagia'an orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan lahirnya Rasulullah di bulan ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari yang paling penting bagi umat islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan sebagai hari berkumpulnya umat islam memperbanyak Sholawat kepada Nabi, agar kita memperoleh barakah dan keutama'an yang suci. 
Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Untuk mengakhiri Khutbah ini, Khatib paparkan beberapa keutamaan Sholawat dan Manfaat Bersholawat kepada Nabi berdasarkan Ibnul Qoyyim :
di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala
2.      Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang membaca sholawat satu kali.
3.      Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejahatan.
4.      Diangkat baginya sepuluh derajat.
5.      Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam.
6.      Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi olehnya.
7.      Penyebab mendapatkan pengampunan dosa.
8.      Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya.
9.      Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.
10.   Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat.
11.   Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat untuknya.
12.   Mengharumkan majelis dan agar ia tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat.
13.   Menghilangkan kefakiran.
14.   Menghapus predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut.
15.   Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat, memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya.
16.   Akan mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya, karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya.
17.   Nama orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul
sollallohu ‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul:
“Sesungguhnya sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.”

Sabda beliau yang lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang
menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”
Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.





Kemudian sholawat dapat Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya. berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy]

18.  Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikankebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikan kebaikannya.

Demikianlah berbagai keutamaan shalawat ke atas Nabi
Semoga kita termasuk golongan yang mendapat syafaatnya. Amin Ya Robal Alamin.


Sabtu, 02 November 2013

Khutbah Jumat di Bulan Zulhijah

 KHUTBAH JUM:AT DI AKHIR ZULHIJAH
oleh : Jamani, S.Pd.I

Para hadirin jemaah Jumat Rahikumullah

Marilah Kita banyak Bersyukur kepada Allah atas karunia iman dan Islam beserta nikmat yang kita rasakan hingga hari ini.
Dengan meningkatkan kualitas ibadah kita sehingga bermakna dalam hidup kita.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada ikutan kita Nabi Muhammad saw, yang membawa umatnya dari kegelapan kepada terang benderang.


Para hadirin Jemaah jum’at Rahukumullah
sehubungan hari ini kita masih dalam suasana bulan zulhijah ini, maka tema jumat kita hari ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan.

Dalam moment idul adha ini, mengingatkan kita kepada Baitullah di Masjidil Haram  yang dibangun bangsa Ka’ab. Nabiyyalallah Ibrahim As. Pada hari ini seluruh umat Islam di dunia bercampur suka dan duka, suka karena melaksanakan syariat agama dan akan bertemu kembali dengan keluarga sanak dan saudara, bercampur sedih hingga menetes airmata dan pilu didalam dada meninggalkan tempa suci Baitullah masjidil Haram al-Mukarromah.

Selain itu kita juga diingatkan pada perjuangan seorang ayah, Ibrahim AS.
Ibrahim adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh perjuangan, memiliki kesabaran dan selalu taat kepada Allah SWT, meskipun berbagai ujian yang menimpanya sehingga Ibrahim diangkat Allah derajatnya sebagai imam semua manusia.
Sebagaimana Firman Allah SWT :

: ?Dan ketika Ibrahim diberi cabaan (bala?) oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (berbagai cobaan) , lalu Ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman, ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam semua manusia ....?. (QS. Al-Baqarah : 124)?

Berdasar hal tersebut sehingga muncullah “Qurban” yang berasal dari Qorib yang berarti dekat. Dengan Berkurban berarti kita mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui dengan banyak Berbuat baik; penuh kasih sayang terhadap anak dan Istri, keluarga, tetangga dan masyarkat.






sebagaimana Firman Allah SWT :

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Para hadirin jemaah Jumat Rahikumullah
Mengingat pentingnya ibadah qurban rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berkurban lalu dia tidak melaksanakannya, maka jangan sekali-sakali mendekati tempat salatku (masjid).

Kemudian kita juga diingatkan dengan Nabiyyallah Islamil As, anak yang patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak, ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yang memancarkan keimanan, tawaddu?, dan tawakkal kepada Allah.

Sungguh ayah dan anak ini  merupakan uswah hasanah bagi kita semua. Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yang dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim (Asy-Syura : 13).  Sebagaimana sabda Nabi SAW :
Sunnatu abikum Ibrahim.? (Sunnah bapakmu adalah Ibrahim)
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Para hadirin jemaah Juamat Rahikumullah
Selain itu kita juga diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan Ibu Siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit, serba ketiadaan mengandung Ismail samapi melahirkannya, namun ia tetap patuh taat seta pada suaminya Ibrahim As, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya Ismail...dan yakin bahwa Allah bersamanya “la tahzan wala Tahzan Innallahama’ana


Para hadirin jemaah Jum’at Rahikumullah
Namun apa yang terjadi dalam Rumah tangga kita hingga hari ini pada umumnya seorang ayah;suami; dan  ibu;istri anak kurang sesuai dengan tujuan rumah tangga..yang diawal-awal sebelum menikah kita  inginn menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan Warohmah..
Seorang ayah kurang memberikan teladan bagi anaknya, bahkan menganiaya darah dagingnya sendiri.
Seorang suami tidak setia berkhianat pada istrinya padahal istrinyalah yang melayani, mengurus pakaian, makanan, anak dan rumah kita bahkan ada istri membantu bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Seorang ibu tega menelantarkan anaknya karena malu dan aib.
Seorang istri membangkang suami, karena penghasilannya rendah tidak berkecukupan memenuhi kebutuhannya, menuntut siluar kemampuan suaminya.

Seorang anak tidak lagi menghormati orangtua,  sering berbohong, melawan membentak, meminta yang tanpa melihat kemampuan orangtuanya,  bahkan menganiaya keduorangtuanya ketka sudah tua . jijik dengan kotoran orangtua, pada hal waktu kita kecil ia mandikan kita, ia ajarkan kita kebaikan dan adab, ia bela kita, ia belai kita dengan kasih sayang. Tak pernah mereka mengeluh, tak pernah ia meminta balasan ketika anak sukses.

Dalam Hal ini Allah telah Berfirman :




Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q.S al-Isro’: 23)
Marilah kita jadikanmomen  Idul Adha tahun ini memiliki makna  dengan selalu menjaga rumah tangga kita kita melalui kasih sayang agar tetap utuh sebagaimana yang kita impikan di awal kita membentuk rumah tangga.
Dalam hal ini Ada Seorang Ulama mengatakan yang khatib kutip dari Amru Khalid : Ia Mengatakan “di dunia ini ada Syurga”. Siapa yang tidak memasukinya, ia tidak akan memasuki syurga akhirat. Syurga Dunia itu adalah Rumah tangga.
marilah kita Menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan Allah pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta oleh yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya kita ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan Allah, umur dan kesehatan mari kita pergunakan sebaik-baiknya dan jangan berlebih-lebihan..
Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus?
(QS. Al-Kausar : 1-3)








Para hadirin jemaah Jum’at Rahikumullah
Sebelum khatib akhiri khutabah ini marilah kita renungkan dalam hati yang paling dalam sebagai koreksi kita bersama; yakni yang diungkapkan  Khalifah Ali Bin Abi Thalib Ra:
Aku khawatir terhadap suatu masa roda kehidupannya dapat menggilas keimanannya
Keimananan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatannya...

Banyak Orang baik tapi tak berakal ...
ada orang berakal tapi tak beriman ...
Ada lidah yang fasih tapi berhati lalai....
ada yang khusuk tapi sibuk dengan kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis ..
Ada ahli maksiat rendah hati .....bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat ...
dan ada yang menangis karena kufur nikmat ...
ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat ....
ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut ....
ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan ...
dan ada penjual diri yang tampil menjadi figur ...
ada orang yang punya ilmu tapi tak faham ..
ada yang faham tapi tak menjalankan ...
ada yang pintar tapi membodohi ..
ada yang bodoh tapi tak tahu diri ..
ada orang beragama tapi tak berakhlaq,
ada yang berakhlaq tapi tak tak bertuhan 

diantara semua itu dimanakah kita berada ...

barakalllahu walakum fil Qur’anil Azim
wana fa’ani.....