Memaknai Peristiwa Qurban dalam KehidupanOleh : Jamani
Matinya hati adalah kehidupan dan kehidupan hati adalah ilmu
Imam Al-Ghazali
Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran
Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Jumat, 25 September 2015
Khutbah Hari Ini; Memaknai Peristiwa Qurban dalam Kehidupan
Para hadirin jemaah jumat rahikumullah
Hadirin
jemaah jumat rahima kumullah :
Sabtu, 05 September 2015
Memaknai Ilmu Sebagai Amanah
MEMAKNAI ILMU SEBAGAI AMANAH ALLAH SWT
OLEH : JAMANI
Marilah kita banyak bersyukur,
atas segala karunia dan nikmat allah swt yang kita rasakan hingga detik
ini, selain diberikan jasad yang sehat, kita juga tergolong manusia yang sangat
beruntung, meskipun disela kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka
dengan cahaya keimanan yang tertanam dalam jiwa kita, sehingga kita dapat hadir
untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah sebagaimana perintah allah dan
rasulullah saw
“maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya”
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu,
Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
Sholawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita nabiyyallah
muhammad saw.
Yang membawa umatnya dari kegelapan kepada cahaya terang benderang !
Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Marilah kita senantiasa selalu meningkatkan amal sholeh, agar kita selalu
dalam petunjuk-nya, rahmat dan rahim-nya, sehingga mendapatkan predikat taqwa
yang dimuliakan disisi-nya.
Para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
Hidup ini adalah ujian, salah satu ujian itu berupa amanah, menjalankan
amanah adalah satu kewajiban, salah satu amanah tang akan disampaikan pada
khutbal kali ini adalah amanah ilmu sebagai titipan dan milik allah swt.
Allah swt berfirman :
“hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati allah dan rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (q.s al anfal: 27).
Bedasarkan ayat ini, kita bisa
memahami bahwa allah dengan tegas melarang sifat khianat. Rasulullah dengan
tegas membimbing umatnya untuk menjalankan amanah ilmu sekecil apapun amanah
yang diberikan. Meskipun satu ayat.
Para hadirin jemaah jum’at rahima
kumullah
Berkenaan dengan menjalankan amanah
ilmu seperti yang dikemukakan, ada 4 prinsip yang mendasari kita dalam
menjalankan amanah ilmu, harta dan keluarga.
1. Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak allah swt
2. Menyampaikan ilmu dengan menjaga hak sesama manusia
3. Menyampaikan ilmu dengan menjauhkan diri dari sifat berlebihan.
4. Menyampaikan ilmu dengan mengandung sebuah pertanggungjawaban
Kaum muslimin rahimakumullah
Dalam konteks keislaman, para ulama, pengajar, pelajar, mahasiswa dan
sarjana harus menunaikan amanah yang ada di pundak mereka dengan mengamalkan
ilmu yang mereka dapatkan dan menyampaikannya kepada orang lain.
Dengan ilmu yang disampaikan haruslah memberikan dampak kebaikan dan
manfaat bagi orang lain, menimbulkan rasa aman, menimbulkan kedamaian, tumbuhnya kasih sayang dan persaudaraan
ukhuswah islamiyah,
Pertama dengan mendepankan prinsip menjaga hak allah swt.
Dalam menyampaikan kebenaran, yakinlah bahwa kebenaran hanya milik allah,
bukan dengan klaim / pengakuan kebenaran yang kita miliki dan pelajari.
Hal inilah yang saat ini berkembang di masyarakat kita, munculnya
kelompok-kelompok dari eksklusiv, sekuler dan liberalis yang menciptkan
pepercahan ummat,
Bergitu juga sebagai penuntut ilmu seharusnya tidak langsung menerima,
haruslah kita lebih mengkaji, bukan sekedar mendengar dan membaca kitab-kitab
secara tekstual, tetapi belajar yang dituntun dan dibimbing sehingga
menghindari distorsi atau penyimpangan pemahaman dalam keberislaman di
masyarakat.
Kemudian dalam menyampaikan ilmu kita harus menghormati hak sesama
manusia, yaitu hak ingin dicintai dan dihargai, bukan saling mendikte,
melecehkan, apalagi saling memvonis sehingga menyakitkan dan sampai memutuskan
tali kasih sayang allah,Dalam hal ini allah swt berfirman :
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang
dila'nati allah dan ditulikan-nya telinga mereka dan dibutakan-nya penglihatan
mereka (q.s muhammad 22-23)
Para hadirin
jemaah jumah rahima kumullah
jangalah kita menyampaikan ilmu yang melampaui
batas dan berlebihan, ketahuilah bahwa kita sangat sedikit dititipkan tentang
ilmu dan ajarkanlah dengan bimbingan dan tuntunan sebagaimana yang diajarkan
rasululullah dengan sifatnya penuh kebijaksanaan, penuh kecintaan dan kasih
sayang, sesuai porsi dan kemampuan yang
kita miliki,
Dengan meyakini
bahwa setiap kata; kalimat dan pernyataan ilmu yang disampaikan sehingga
menjadi perilaku dan pemahaman seseorang dalam kehidupannya, akan dimintai
pertanggujawaban dihadapan allah swt di akhirat kelak.
Para hadirin
sidang jum’ah rahimakumullah
Adapun hikmah
dalam meyakini bahwa ilmu itu milik allah swt.
Pertama,
1.
Membuat manusia sadar bahwa betapa tidak
berarti dirinya dihadapan allahswt, sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia
adalah ibarat setitik air laut dibandingkandengan air laut secara keseluruhan.
Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu
menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepadayang maha mengetahui
segalanya. Seharusnya manusia menjadikan ilmu untuk alat ber- taqorub
kepada-nya, sebagaimana perilaku para ulil albab.
2.
Dengan menyadari bahwa ilmu allah swt sangat
luas, tidak ada satupun -betapa pun kecil dan halusnya- yang luput dari ilmu
nya, maka manusia akan dapat mengontroltingkah laku, ucapan amalan batinnya
sehingga selalu sesuai dengan yang diridhai allahswt.
3.
Keyakinan terhadap ilmu allah swt akan menjadi
terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan lainnya
Demikilanlah khutbah singkat ini , semoga ilmu yang kita miliki
yang sangat sedikit ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat dan
yakin bahwa setiap kata, kalimat yang kita ucapkan akan dimitai
pertanggunjwaban dihadapan allah swt.
Dan jadikanlah ilmu kita ini membawa kedamaian, kasih sayang
sehingga terciptanya ukhuwah islamiyah dalam kehidupan kita.
Rabu, 30 Juli 2014
Khutbah Idul Fitri 1435 H
Memaknai Idul Fitri;
Menjalin Silaturahim di Hari Kemenangan
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Disampaikan 1 Syawal 1435 H Di Masjid
Nurul Iman Sukadana
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Alhamdulillah ! maha terpuji Rabb sekalian alam, pada hari ini seluruh
alam memuji kebesaran dan keagungan Allah, seluruh umat Islam di dunia menyambut
hari kemenangan dihari yang fitri. Kalimat takbir, Tasbih dan Tahmid menggema diseluruh alam dan menggetarkan jiwa,
tak terkecuali, tua muda, anak-anak, kaya-miskin, semua bersuka cita dihari idul
fitri nan bahagia.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Subhanallah ! Maha suci Allah dengan kesucian-Nya, beruntunglah
bagi yang menyucikan jiwanya dihari yang suci, dan merugilah bagi yang
mengotorinya..
Lailah ha
illahllah ! , Tiada tuhan melainkan Allah, allah yang Maha
berkuasa atas segala sesuatu, maha pemberi pertolongan, maha pemberi petunjuk
dan maha menghendaki segala sesuatu, maha pengampun atas manusia dari kesalahan
dan kehilapan yang kita perbuat.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Pada hari Ini Allah mengajarkan suatu sikap Mulia kepada
kita dengan Firman-Nya :
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (ramadhan) dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur (Q.S Albaqarah ayat: 185).
Dalam hadist juga disebutkan sebagaimana Riwayat Ummamah Radhiyallah :
“Barang siapa mengerjakan amal ibadah pada malam Hari Raya Aidilfitri
dengan mengharapkan keredaan Allah semata-mata, hatinya tidak akan mati pada
hari kiamat sebagai matinya hati orang-orang yang kafir ingkar pada hari
kiamat.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaafh shalat id Yang
dirahmati Allah,
Sebulan penuh kita berpuasa, menahan segala lapar
dan dahaga, sebulan penuh kita diberikan bimbingan melalui membaca Al-Qur’an..
Sebulan penuh beribadah melalui shalat-shalat malam tarawih dan witr
bersama,..dan Allah memberikan suatu malam suci lailatul qadr bagi hambanya
yang dikehendaki.. dan mengajarkan kita membersihkan jiwa dari kekotoran,
kebakhilan, kekikiran, ketamakkan serta kesombongan melalui zakat fitrah.
Semoga kita dapat berjumpa kembali di bulan
Ramadhan al Mubarok di tahun depan, yang mana tahun ini kita tidak berpuasa
penuh, belum menghatamkan Qur’an dan belum sempat beribadah shalat malam
sepenuhnya serta ibadah-ibadah lainnya..hal inilah yang membuat Rasulullah SAW
melepaskan Ramadhan dengan linangan air
mata, berpisah dengan Bulan penuh Kemuliaan.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Adapun tema Khutbah id pada pagi ini yakni Memaknai
Idul Fitri melalui Jalinan Silaturahim
di Hari Kemenangan. Marilah kita
bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita Kepada Allah dan memakknai hari yang
mulia ini dengan banyak bersyukur atas nikmat Karunia dan Kasih-sayang Allah
SWT, sehingga hari ini kita masih dipertemukan di idul fitri nan Mulia,
diberikan kesehatan dan panjang umur sehingga dapat berkumpul bersama
sanak-saudara, di sisa-sisa usia kita.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Sebagaimana Firman Allah SWT yang diawal tadi Q. S
An-Nisa Ayat 1 yang berarti:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS.
An-Nisa ; 1 )
Dengan maha kasih sayang Allah kepada kita semua, Hari
raya idul fitri tahun ini akan lebih Mulia, jika kita tidak menodai jiwa yang
telah suci “seperti Bayi Yang Baru lahir” dengan tidak memutuskan hubungan
silaturahim: Sebagaimana
Sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada satu
kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan
tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping
akan diperoleh diakherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”
Dalam
sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang
suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan
umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
Kemudian
Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, Rasulullah telah bersabda:
“Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin
baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan,
kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman
masuk ke dalam surga.
Rasululullah
juga Menegaskan kepada kita dalam sabdanya :
Tidak
akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “ ( HR. Al-Bukhari &
Muslim )
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Lepaskankan-lah semua hati yang penuh rasa dendam, egois,
gengsi untuk meminta maaf akibat hal-hal duniawi yang sifatnya sementara.
Hilangkan persengketaan yang hanya membuat hari yang fitri ini tiada bermakna.
Apalah arti berpakaian serba baru kalau hati masih
penuh kedongkolan dalam rumah tangga, apalah arti rumah bercat warna-warni
kalau sesama saudara, tetangga saling sengketa dan tidak saling sapa, apalah
arti juadah makanan dan kue serba ada kalau hati penuh kedengkian dan
keegoaan...
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Ada beberapa hubungan kasih-sayang yang harus kita jalin di hari yang
Fitri :
Yang Pertama, Menjaga dan hubungan silaturahmi terhadap
Ibu dan Bapak.
Sangat beruntunglah bagi kita hingga hari ini, masih
sempat bersalaman, menyaksikan senyuman kedua orangtua, meminta maaf, atas
kehilapan kata-kata, sikap dan perbuatan yang selama ini sempat menitiskan air
matanya, menyinggung perasaannya, berbohong kepadanya, memperlakukannya seperti
anak kecil, tapi ia sebagai orang tua dengan kasih sayang dan keikhlasannya
memaafkan kita dengan penuh kebahagiaan karena sang anak mencium tangannya
dihari yang fitri...
Namun, ada juga diantara kita tahun lalu masih
dapat bersama-sama dan bersalaman dengan kedua orang tua, tapi tahun ini orang
tua telah tiada, ibu yang mengandungnya, membesarkannya, membimbing, serta
kasih sayang yang selalu tercurah kepadanya, ...tetapi pada tahun ini kita
hanya meratapi nisan yang bertuliskan namanya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Akan tetapi Lebih menyedihkan dihari raya tahun
ini,ada diantara kita tidak sempat memohon ampun atas kehilafan yang diperbuat
disaat sisa hidupnya, tangan kita berat untuk memandikan ketika orang tua kita
ingin mandi, berat tangan kita untuk menyuapkan makanan ketika ia lapar, berat
tangan kita ketika ia haus, jijik tangan kita ketika ia ingin membuang hajat, mengulur-ngulur
waktu dan hitung-hitungan pergi berobat ketika ia sakit sampai –sampai ketika ia dalam
sakratul maut, bukan tangan kita yang memandikan, bukan tangan kita membalutnya
dengan kain kapan, bukan bibir kita yang mengucapkan takbir menyolatkan dan
bahkan bukan kaki kita yang mengantarnya liang kubur,..dan yang paling memilukan
kita tidak disisinya ketia ia sakratul maut, dan bahkan ketika ia sudah dikubur
kita tidak pernah mendoakannya...padahal doa kitalah yang sangat diharapkannya
untuk mendapat nikmat kubur, bebas dari siksaan kubur....
Apalah guna nisan bertuliskan tinta emas, selain
doa anak yang sholeh.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Ingatkah kita dimasa kenangan indah di masa kecil.
Ingatkah kita ketika kita memegang tangan ibu, ingatkah kita ketika tangisan
kita sepanjang malam ketika kita masih bayi ingatkah dengan tangannya yang
menyuapkan makanan dan minuman, dan orangtua kita tetap sabar dan bahagia
menemani kita meskipun esok hari mesti
bekerja?, lalu mengapa sekarang kita merasa congkak kepada mereka dan
menganggap mereka tak berharga lagi bagi kita? Apakah kita lupa ketika dulu di
perut ibu kita menyedot darahnya, makan zat besi dan kalsium darinya, setelah
lahir punggung ibu menjadi sakit dan tidak bisa berdiri tegak karena melahirkan
kita? Namun ia tetap bahagia merasakan kelelahan itu dengan ikhlas ?
Firman ALLAH SWT :
“dan
ucapkanlah “wahai rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
mendidik aku waktu kecil, (Q.S al-Isra: 24’)
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat
id Yang dirahmati Allah,
Allah SWT juga Berfirman :
“ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu (Q.S Luqman: 14).
Adapun yang kedua yakni Menjaga hubungan Keluarga, Suami-Istri dan Anak
Keluarga adalah amanah Allah, seorang suami akan mulia jika memuliakan
istrinya dan sebaliknya istri akan murka jika suaminya tidak memurkainya.
Kemudian orangtua akan mulia dan terhormat jika lebih menghargai dan
menghormati apa yang dilakukan anak-anaknya. anak-anaknya akan selalu patuh dan
taat kepada kedua orangtua meski orangtua kita miskin, tak punya harta, karena orangtuanya
mencintainya dengan ketalaudanan yang baik.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Hai Orang-Orang yang Beriman jagalah
Dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Maksudnya marilah kita menjadikan
keluarga kita anak kita, istri kita, orangtua kita, sangat berharga dan selalu
menjaga kehamonisan rumah tangga agar ada syurga (kebahagiaan) didalamnya.
Keluarga adalah pondasi kesuksesan. Karena dengan menjaga hubungan antar
sanak saudara dapat mendatang rahmat Allah SWT. Sebaliknya jika hubungan sanak
saudara kita terpecah belah maka kehancuran akan kita peroleh. Kekuatan
keluarga adalah kekuatan keluarga dan diri kita. Siapa lagi yang mengurus kita,
jika kita dalam musibah, siapa lagi yang mengurus kita jika kita meninggal
nantinya...
siapa lagi kalau bukan saudara kita yang masih hidup..pantaskah kita
memutuskan hubungan dengan mereka. Apakah karena harta, jabatan, kedudukan dan
lainnya sehingga membutakan mata hati kita untuk memaafkannya di hari yang
Fitri ini?
Bangsa dan Agama kita akan Kuat terletak
pada Keluarga yang kuat Kasih-sayangnya !
Hancurnya suatu bangsa dan Agama karena
berawal dari keluarga yang tercerai berai!
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR
WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Kemudian
yang terakhir yakni selalu Menjaga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat
Di hari yang Fitri ini, marilah kita saling memaafkan antar tetangga
kita dan masyakarat. Meskipun kita pernah dijelekkan, dihina, dimusuhi dan ia tidak
pernah berkunjung, mari kita buka pintu kemaafan dan bersilaturahmi kerumahnya.
Hilangkan keegooan, hilangkanlah kesombongan diri, hilangkanlah kedengkian
kita..agar kita mendapat kasih sayang dan Rahmat serta ampunan dari Allah SWT.
Kapan lagi, kita harus saling memaafkan, sebelum ia menghembuskan nafas
terakhirnya, tiada guna kata maaf kepada orang yang sudah tiada. Kitalah yang
memulainya..
ALLAHU
AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang
dirahmati Allah,
Demikian khutbah ini, semoga dihari yang Fitri Tahun ini kita raih taqwa
dengan menyambung tali silaturahmi yang sudah lama terputus sehingga hari yang
fitri nan mulia ini sangat bermakna. Bangsa kita akan kuat bilama umatnya rukun
dan damai, Masyarakat kita akan kuat jika didalam keluarga selalu terjaga dan
harmonis,
Untuk mengakhiri khutbah ini, Beberapa Pertanyaan untuk kita renungkan bersama:
Pantaskah kita yang akan mati ini, sombong dengan harta dan kedudukan ?
Pantaskah kita yang akan mati ini, angkuh dengan ilmu yang kita miliki ?
Pantaskan kita yang akan mati ini, menelantarkan orangtua yang menyanyangi
kita ?
Pantaskan kita yang akan mati ini, menganiaya anak kita yang menjadi amanah Allah
?
Pantaskah kita yang akan mati ini, bersengketa dengan tetangga dan masyarakat
kita yang akan mengurus jenazah kita ?
Kita sendirilah yang dapat
menjawabnya, Wallahu’alam bisawwab
Semoga Allah selalu Menyucikan Hati Kita dihari yang fitri ini dan
Mengampuni Dosa-Dosa Kita seperti Bayi Yang Baru Lahir! Amin Ya Robbal’alamin.
Kamis, 30 Januari 2014
Memaknai Akhir Rabiul Awal dengan Memperbanyak Sholawat Rasulullah SAW
Memaknai
Akhir Rabiul Awal dengan Memperbanyak Sholawat Rasulullah SAW
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Alhamdulillah, marillah kita banyak bersyukur kepada Allah SWT
atas segala karunianya kepada kita
semua. Sehingga kita dapat hadir bersama-sama di masjid yang kita cintai ini
dalam keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita Nabi
Muhammad SAW yang membawa umatnya dari kegelapan kepada terang benderang, dari
kesengsaraan kepada kesuksesan, sukses dunia sukses akhirat,
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Sebelum
Khatib Menyampaikan Isi Khutbah marilah kita bersama-sama selalu tunduk dan
taat kepada Apa yang di wasiatkan kepada kita Al-Qur’an dan al-Hadits yang
selalu menuntun kita menjadi Insan yang Taqwa. Yakni Menjalankan apa yang di
Cintai Allah dan Rasul, meninggalkan apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Pada hari ini kita berada di Akhir Bulan 29 Rabiul Awal 1435 H. Bulan yang penuh
Makna, dimulai tanggal 1 Rabiul awal jatuh pada hari Jum’at dan dikahiri 29
Rabiul Awal juga hari Jum’at. Tentunya ada makna bukan suatu kebetulan tapi
sudah ditetapkan di lauh Mahfuz seperti Allah menetapkan Hari, bulan, Tahun
kita lahir dan kita meninggal Dunia.
Bagi kamu yang berfikir tentu ini ada makna dan Hikmah untuk
kita renungkan Bersama.
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Berkenaan dengan bulan Rabiul Awal kita diingatkan pada
peristiwa Besar sejarah Umat Islam MAULID (Kelahiran NABi, HIJRIYAHnya Nabi
dari Mekah Ke Madinah, Peristiwa Badar Kemenangan yang luar Biasa, dan terakhir
Wafatnya Beliau. Marilah kita sejenak merenungkan dan mengambil Hikmah dibalik
Kisah tentang Keutamaan Di Bulan Rabiul Awal yang hari ini akan berakhir.
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin
yang Berfikir. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan
dicintai oleh umat islam di seluruh dunia. Dia membawa wahyu Allah SWT
untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang
sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang
yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya hingga di akhir hayatnyapun
mengucapkan “Umatku…umatku…UmatKu”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi
syafa’at di hari Kiamat. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya
dan berkata “Ana Laha…Ana Lahaa..“ sehingga
Allahpun berkata: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .
Di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin
terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW tidak
dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di
bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan
dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya
seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah
diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau
di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban ? Mengapa
dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?
Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal
bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di
situ terdapat hikmah tersendiri yang jika kita meyakininya, niscaya akan
menambah kecinta’a kita kepada Rasululullah SAW
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas
bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu
bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang
pembawa kabar gembira bagi umatnya.
Jemaah
Jum’at Rahima Kumullah
Kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat
nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian
martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi
semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai
kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah
SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk
memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam
firman Allah SWT :
(ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙƒَ Ù„َتَÙ‡ْدِÙŠ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صِرَاطٍ Ù…ُسْتَÙ‚ِيمٍ ) [
الشورى : 52] .
“Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar
terang. Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:
“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT
memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau Harum”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad”.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau Harum”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad”.
Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat
serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak
kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagia'an
orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu
lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan lahirnya Rasulullah di bulan
ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari yang paling penting bagi umat
islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan sebagai hari berkumpulnya umat islam
memperbanyak Sholawat kepada Nabi, agar kita memperoleh barakah dan keutama'an
yang suci.
Jemaah Jum’at Rahima Kumullah
Untuk mengakhiri Khutbah ini, Khatib paparkan beberapa keutamaan Sholawat
dan Manfaat Bersholawat kepada Nabi berdasarkan Ibnul Qoyyim :
di antaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala
2.
Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang membaca
sholawat satu kali.
3.
Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh
kejahatan.
4.
Diangkat baginya sepuluh derajat.
5.
Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya dengan
sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam.
6.
Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi wa sallam bila
diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi olehnya.
7.
Penyebab mendapatkan pengampunan dosa.
8.
Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya.
9.
Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam pada
hari kiamat.
10.
Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat.
11.
Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan
salam orang yang bersholawat untuknya.
12.
Mengharumkan majelis dan agar ia tidak kembali kepada
keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat.
13.
Menghilangkan kefakiran.
14.
Menghapus predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat
untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut.
15.
Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari
Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat,
memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan
untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang
diperoleh oleh rasul-Nya.
16.
Akan mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya,
karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati
nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan
permohonannya.
17.
Nama orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di
sisi Rasul
sollallohu
‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul:
“Sesungguhnya
sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.”
Sabda beliau yang
lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang
menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”
Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut
dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian
sholawat dapat Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya.
berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin
Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya
melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan
lalu sholawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu
menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy]
18.
Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan
Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila
senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala
kebaikankebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu akan semakin
berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai
seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam
hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi
oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang
lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikan kebaikannya.
Demikianlah
berbagai keutamaan shalawat ke atas Nabi
Semoga
kita termasuk golongan yang mendapat syafaatnya. Amin Ya Robal Alamin.
Sabtu, 02 November 2013
Khutbah Jumat di Bulan Zulhijah
KHUTBAH JUM:AT DI AKHIR ZULHIJAH
oleh : Jamani, S.Pd.I
Para
hadirin jemaah Jumat Rahikumullah
Marilah
Kita banyak Bersyukur kepada Allah atas karunia iman dan Islam beserta nikmat
yang kita rasakan hingga hari ini.
Dengan
meningkatkan kualitas ibadah kita sehingga bermakna dalam hidup kita.
Shalawat
dan salam kita sampaikan kepada ikutan kita Nabi Muhammad saw, yang membawa
umatnya dari kegelapan kepada terang benderang.
Para hadirin Jemaah jum’at Rahukumullah
sehubungan
hari ini kita masih dalam suasana bulan zulhijah ini, maka tema jumat kita hari
ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan.
Dalam
moment idul adha ini, mengingatkan kita kepada Baitullah di Masjidil Haram yang dibangun bangsa Ka’ab. Nabiyyalallah
Ibrahim As. Pada hari ini seluruh umat Islam di dunia bercampur suka dan duka,
suka karena melaksanakan syariat agama dan akan bertemu kembali dengan keluarga
sanak dan saudara, bercampur sedih hingga menetes airmata dan pilu didalam dada
meninggalkan tempa suci Baitullah masjidil Haram al-Mukarromah.
Selain
itu kita juga diingatkan pada perjuangan seorang ayah, Ibrahim AS.
Ibrahim
adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh perjuangan, memiliki
kesabaran dan selalu taat kepada Allah SWT, meskipun berbagai ujian yang
menimpanya sehingga Ibrahim diangkat Allah derajatnya sebagai imam semua
manusia.
Sebagaimana
Firman Allah SWT :
: ?Dan ketika Ibrahim diberi cabaan (bala?) oleh
Tuhannya dengan beberapa kalimat (berbagai cobaan) , lalu Ibrahim lulus dalam
cobaan itu. Allah berfirman, ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam
semua manusia ....?. (QS. Al-Baqarah : 124)?
Berdasar
hal tersebut sehingga muncullah “Qurban” yang berasal dari Qorib yang berarti
dekat. Dengan Berkurban berarti kita mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui
dengan banyak Berbuat baik; penuh kasih sayang terhadap anak dan Istri, keluarga,
tetangga dan masyarkat.
sebagaimana Firman Allah SWT :
Daging-daging unta dan darahnya
itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk
kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Para hadirin jemaah Jumat Rahikumullah
Mengingat pentingnya ibadah qurban
rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk
berkurban lalu dia tidak melaksanakannya, maka jangan sekali-sakali mendekati
tempat salatku (masjid).
Kemudian kita juga diingatkan dengan Nabiyyallah
Islamil As, anak yang patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya
sebagai anak, ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban
yang memancarkan keimanan, tawaddu?, dan tawakkal kepada Allah.
Sungguh ayah dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi kita semua.
Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yang dulunya telah
diwahyukan Allah kepada Ibrahim (Asy-Syura : 13). Sebagaimana sabda Nabi SAW :
Sunnatu abikum Ibrahim.? (Sunnah bapakmu adalah
Ibrahim)
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Para
hadirin jemaah Juamat Rahikumullah
Selain itu kita juga diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan Ibu Siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit, serba ketiadaan mengandung Ismail samapi melahirkannya, namun ia tetap patuh taat seta pada suaminya Ibrahim As, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya Ismail...dan yakin bahwa Allah bersamanya “la tahzan wala Tahzan Innallahama’ana
Selain itu kita juga diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan Ibu Siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit, serba ketiadaan mengandung Ismail samapi melahirkannya, namun ia tetap patuh taat seta pada suaminya Ibrahim As, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya Ismail...dan yakin bahwa Allah bersamanya “la tahzan wala Tahzan Innallahama’ana
Para
hadirin jemaah Jum’at Rahikumullah
Namun apa yang terjadi
dalam Rumah tangga kita hingga hari ini pada umumnya seorang ayah;suami;
dan ibu;istri anak kurang sesuai dengan
tujuan rumah tangga..yang diawal-awal sebelum menikah kita inginn menciptakan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan Warohmah..
Seorang ayah
kurang memberikan teladan bagi anaknya, bahkan menganiaya darah dagingnya
sendiri.
Seorang suami
tidak setia berkhianat pada istrinya padahal istrinyalah yang melayani, mengurus
pakaian, makanan, anak dan rumah kita bahkan ada istri membantu bekerja untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Seorang ibu
tega menelantarkan anaknya karena malu dan aib.
Seorang istri
membangkang suami, karena penghasilannya rendah tidak berkecukupan memenuhi
kebutuhannya, menuntut siluar kemampuan suaminya.
Seorang anak
tidak lagi menghormati orangtua, sering
berbohong, melawan membentak, meminta yang tanpa melihat kemampuan orangtuanya,
bahkan menganiaya keduorangtuanya ketka
sudah tua . jijik dengan kotoran orangtua, pada hal waktu kita kecil ia
mandikan kita, ia ajarkan kita kebaikan dan adab, ia bela kita, ia belai kita
dengan kasih sayang. Tak pernah mereka mengeluh, tak pernah ia meminta balasan
ketika anak sukses.
Dalam Hal ini
Allah telah Berfirman :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q.S al-Isro’: 23)
Marilah kita jadikanmomen Idul Adha tahun ini memiliki makna dengan selalu menjaga rumah tangga kita kita
melalui kasih sayang agar tetap utuh sebagaimana yang kita impikan di awal kita
membentuk rumah tangga.
Dalam hal ini Ada Seorang
Ulama mengatakan yang khatib kutip dari Amru Khalid : Ia Mengatakan “di dunia
ini ada Syurga”. Siapa yang tidak memasukinya, ia tidak akan memasuki syurga
akhirat. Syurga Dunia itu adalah Rumah tangga.
marilah
kita Menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan Allah pada
hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta oleh
yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya kita
ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan Allah, umur dan kesehatan mari kita
pergunakan sebaik-baiknya dan jangan berlebih-lebihan..
Allah
SWT berfirman :
Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu,
dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus?
(QS. Al-Kausar : 1-3)
(QS. Al-Kausar : 1-3)
Para hadirin jemaah Jum’at
Rahikumullah
Sebelum
khatib akhiri khutabah ini marilah kita renungkan dalam hati yang paling dalam
sebagai koreksi kita bersama; yakni yang diungkapkan Khalifah Ali Bin Abi Thalib Ra:
Aku khawatir
terhadap suatu masa roda kehidupannya dapat menggilas keimanannya
Keimananan
hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatannya...
Banyak Orang
baik tapi tak berakal ...
ada orang
berakal tapi tak beriman ...
Ada lidah yang
fasih tapi berhati lalai....
ada yang
khusuk tapi sibuk dengan kesendirian
Ada ahli
ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis ..
Ada ahli
maksiat rendah hati .....bagaikan sufi
Ada yang
banyak tertawa hingga hatinya berkarat ...
dan ada yang
menangis karena kufur nikmat ...
ada yang murah
senyum, tapi hatinya mengumpat ....
ada yang
berhati tulus tapi wajahnya cemberut ....
ada yang
berlisan bijak tapi tak memberi teladan ...
dan ada
penjual diri yang tampil menjadi figur ...
ada orang yang
punya ilmu tapi tak faham ..
ada yang faham
tapi tak menjalankan ...
ada yang
pintar tapi membodohi ..
ada yang bodoh
tapi tak tahu diri ..
ada orang
beragama tapi tak berakhlaq,
ada yang
berakhlaq tapi tak tak bertuhan
diantara semua
itu dimanakah kita berada ...
barakalllahu
walakum fil Qur’anil Azim
wana
fa’ani.....