Marhaban
Ya Ramadhan Al-Mubarok
Oleh
: Jamani
para hadirin
jemaah jum’at rahima kumullah
marilah kita senantiasa bersyukur
atas segala karunia dan segala limpahan nikmat yang kita rasakan hingga saat
ini, dan insha allah, disisa usia yang diberikan allah dapat dipertemukan
dengan bulan penuh kemuliaan, bulan pernuh keberkahan dan bulan pengampunan.
melalui momentum “marhaban ya
ramdhan 1437 h, khatib mengajak khususnya untuk pribadi dan seluruh kaum
muslimin marilah kita bertaqwa kepada allah swt dengan taqwa yang
sebenar-benarnya. taqwa dengan istiqomah melaksanakan segala perintahnya. dan
meninggalkan segala perbuatan yang dilarang allah dan rasulnya.
kaum muslimin sidang jum’ah
rahima kumullah,
hari ini kita sudah hampir memasuki bulan yang penuh kemuliaan keberkahan
dan ampunan. yaitu ramadhan al-mubarak” marhaban ya ramadhan”. pada bulan ini kita diperintahkan untuk
berpuasa, menahan kebutuhan fisik; makan dan minum dan segala perbuatan lainnya
yang dapat membatalkan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. selain
itu kita juga diperintahkan untuk selalu menjaga hati, pikiran, ucapan dan
sikap yang dapat mengurangi nilai makna puasa dalam kehidupan.
adapun kewajiban berpuasa dibulan ramadhan, sebagaimana firman allah swt
:
hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu
bertakwa (q.s al-baqarah: 183).
kaum muslimin sidang jum’ah
rahima kumullah,
rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda:
artinya: “dari abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“telah datang kepada kalian bulan
ramadhan, bulan yang penuh berkah, allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa
di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim
serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya allah mempunyai satu
malam yang lebih baik dari seribu bulan siapa yang dihalangi untuk mendapatkan
kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan“. (hadits
riwayat an nasai dan dishahihkan di dalam kitab shahih at targhib wa at
tarhib).
kaum muslimin sidang jum’ah
rahima kumullah,
dalam
menyambut ramadhan, ada pendapat yang menyebutkan secara umum terdapat dua
golongan yaitu golongan yang bersuka cita dan berdukacita.
adapun
golongan yang bersuka cita yaitu:
1.
mengetahui
sepenuhnya keutamaan puasa ramadhan dan buahnya dalam menghapus dosa-dosa dan
menutupi kesalahan-kesalahan; ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih
derajat takwa.
2.
ingin mengharapkan ridha allah,
merindukan surga-nya. dari abu hurairah ra. bahwasanya rasulullah saw bersabda,
“jika bulan ramadhan telah datang, niscaya pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (hr. bukhari no. 1899
dan muslim no. 1079).
3.
mengetahui
bahwa shaum akan memberi syafa’at di hari kiamat kelak. dari abdullah bin amru
bin ash bahwasanya rasulullah saw bersabda, “shaum dan al-qur’an akan memberi
syafa’at bagi hamba pada hari kiamat kelak. shaum berkata: “wahai rabbku, aku
telah mencegahnya dari makan dan melampiaskan nafsu syahwatnya. maka izinkan
aku memberinya syafa’at!” adapun al-qur’an berkata: “wahai rabbku aku telah
mencegahnya dari tidur di waktu malam (dengan melakukan shalat malam). maka
izinkan aku memberinya syafa’at!” keduanya lalu diberi izin memberi syafa’at.”
(hr. ahmad, 2/174 dan al-hakim, 1/554. dinyatakan shahih oleh al-albani dalam
shahih at-targhib wa at-tarhib)
4.
mengetahui
manfaat shaum bagi kebaikan ruhani, psikis, jasmani, dan
sosial. dari aspek ruhani, shaum mendidik pelakunya untuk menahan diri dari
segala bisikan hawa nafsu, menyempitkan peluang godaan setan, membiasakan diri
melaksanakan amalan-amalan wajib dan sunah secara disiplin. secara psikis,
shaum mendidik pelakunya untuk menjadi orang yang sabar, pemaaf, tertib, tidak egois, tidak boros, tidak foya-foya, dan tidak
emosional. secara jasmani, shaum terbukti oleh dunia medis menjadi sarana
peningkatan kesehatan dan penyembuhan berbagai penyakit. adapun secara sosial,
shaum mendidik pelakunya untuk lebih peduli, dermawan, dan penyantun kepada
orang-orang yang membutuhkan. shaum juga membiasakan hidup kebersamaan lewat
berbagai amalan ibadah secara berjama’ah.
5.
mengetahui
dengan makna shaum
menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah lalu, jika dilakukan karena iman dan
mengharap balasan allah semata. ibadah tadarus al-qur’an, memberi sedekah
kepada orang yang membutuhkan, i’tikaf sepuluh hari terakhir, siraman-siraman
ruhani, umrah, dan berbagai amalan lainnya juga merupakan lautan pahala yang
tiada bertepi.
kaum muslimin
sidang jum’ah rahima kumullah,
selanjutnya golongan yang berdukacita yaitu :
orang-orang
yang merasa kesal, cemberut, sedih, dan kecewa dengan datangnya bulan
ramadhan.tiada kegembiraan sedikit pun dalam hati mereka dengan kehadiran bulan
tebar amal shalih dan ampunan allah ini. mereka sedih, kesal, dan kecewa karena
beberapa alasan yang tidak
mendasar yaitu :
1. Mereka adalah orang-orang munafik yang tidak meyakini kehidupan
akhirat, sehingga malas beramal shalih. shaum sebulan penuh, shalat
tarawih dan witir, tadarus al-qur’an, dan memberi sedekah kepada
orang-orang yang membutuhkan, bagi mereka sungguh berat. allah swt
berfirman:
“sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu allah, dan allah akan membalas tipuan mereka.
dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
nama allah kecuali sedikit sekali.” (qs. an-nisa’ (4): 142)
2. mereka adalah orang-orang yang
lemah iman dan tidak mengerti arti penting ibadah bagi kehidupan mereka di
dunia dan akhirat. menurut angapan mereka, ibadah puasa hanyalah beban belaka.
tiada kelezatan, keindahan, manfaat, dan pengaruhnya bagi kehidupan
3.
mereka adalah orang-orang yang
tidak terbiasa melakukan shaum.
4.
mereka
adalah orang-orang yang tenggelam dalam buaian lumpur syahwat, kemewahan,
foya-foya, dan maksiat. menurut anggapan mereka, bulan ramadhan menjadi
penghalang serius bagi hobi mereka untuk melampiaskan nafsu syahwat.
hadirin sidang jumah rahima
kumullah
demikianlah
khutbah singkat ini tentang penjelasan dua golongan ketika menghadapi atau
menjelang ramadhan, semoga kita termasuk golongan yang pertama yaitu golongan
yang merindukan bertemu dengan ramadhan, menginginkan ampunan dibulan penuh
pengampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, dan banyak lagi
keutamaan-keutamaan yang harus kita amalkan yang akan mendapat ganjaran dari
allah swt disisa-sisa usia kita, jika kita dipertemukan dengan ramadhan
al-mubarak..marhaban ya ramadhan”
barakallahu
0 comments:
Posting Komentar