Pada suatu hari, penulis bertemu
dengan salah seseorang PNS yang bekerja di bagian Perpustakaan dan Arsip
Daeerah Kab. Kayong Utara di tempat pencucian motor, beliaupun bercerita
panjang tentang kisah hidupnya, dari yang paling sulit sampai sekarang menuai
keberhasilan. Selain itu juga banyak mendengar kisah-kisah dari orangtua dan
melalui membaca kisah-kisah orang sukses terdahulu muncullah suatu keinginan
untuk menulis artikel singkat ini. Dalam kesempatan ini, marilah kita merenungkan
kembali hal yangmungkin sudah sering didengar dan dialami dalam hidup. Kita
akan melihat bagaimana hubungan antara sikap sabar dengan kesuksesan hidup.
Orang-orang yang sukses di dunia ini senantiasa menyisakan berbagai kisah unik
tentang dinamika dan pasang surut perjuangan hidup, jatuh bangun dan pantang
menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Tanpa jiwa yang kuat
dan sabar yang mereka miliki, maka tidaklah mungkin seseorang akan mencapai
kesuksesan hidup. Sabar merupakan harta mati bagi sebuah kesuksesan. Hampir
tidak ada kesuksesan tanpa didahului perjuangan dan kesabaran, penuh disiplin,
dan tidak mudah putus asa. Dalam hal ini penulis kutip Firman Allah SWT dalam
Q.S Baqarah ayat 249 tentang Nabi Daud yang dapat kita dijadikan hikmah:
“Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu
sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan
barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah
pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara
mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah
menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada
kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya."
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Ayat
tersebut terkait dengan pengalaman Nabi Daud AS ketika memimpin pasukan
kecilnya melawan tentara Jalut yang jumlahnya jauh lebih besar. Secara rasional
tidak mungkin Nabi Daud AS dan pasukannya memenangkan peperangan terebut.
Ternyata dengan janji Allah diluar akal manusia, Nabi Daud berhasil memenangkan
peperangan ini karena kesabaran, keuletan dan kedisiplinan.
Selain itu kita
dapat melihat 99 Asmaul Husna, yaitu As-Shabur
(Yang Maha Penyabar) adalah salah satu nama dari Asma-Nya Allah AWT azza wa
Jalla. Menurut Imam al-Ghazali, nama Allah ini mengandung pengertian bahwa
Allah tidak tergesa-gesa menghukum para pelaku dosa. Kesabaran-Nya terhadap
para pelaku perbuatan dosa (manusia) dengan tujuan memberikan waktu agar
insyaf, dan kembali menemukan jalan yang diridhai-Nya.
Dengan kata
lain, sabar merupakan sifat Allah Subhanahu wa ta’ala. Sabar mencerminkan sifat
ke-Tuhanan-Nya yang sangat mulia. Bahkan dalam tingkatan tindakan keimanan
sabar menempati posisi paling tinggi, tentunya dengan pahala yang tak
terhingga. Seperti yang tercantum dalam surat az-Zumar ayat 10: “Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.
Namun
bagaimana sebagian asumsi masyarakat kita, kata ”sabar” selalu diidentikkan
dengan musibah. Maksudnya sabar seolah hanya ada ketika manusia dihadapkan
dengan musibah. Padahal tidak begitu adanya. Karena sesungguhnya bersabar jauh
lebih berat ketika diterapkan dalam kondisi kehidupan yang normal dan bahagia.
Memang berat seorang yang hidup miskin untuk bersabar dengan kondisi yang
dialaminya dan tetap ingat dan berterimakasih dengan Rahmat-Nya. Akan tetapi
lebih berat lagi ketika seorang yang berkedudukan, seorang pejabat, harus
bersabar tetap berada dalam jalan yang diridhai-Nya, sedangkan disekililingnya
bergelimangan harta dan kekuasaan yang tak putus-putusnya mengajak menuju
kebejatan dan kesesatan.
Dapat dipahami bahwa sebagai manusiawibersabar memang pahit awalnya, akan tetapi manis akhirnya. Allah SWT memerintahkan sabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi maupun yang disenangi. Begitu mulianya sebuah kesabaran sehingga Allah SWT memberikan pembelajaran kepada orang beriman agar menjadikan kesabaran sebagai pegangan, sebagai penolong seperti yang dituntunkan dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 153;
Dapat dipahami bahwa sebagai manusiawibersabar memang pahit awalnya, akan tetapi manis akhirnya. Allah SWT memerintahkan sabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi maupun yang disenangi. Begitu mulianya sebuah kesabaran sehingga Allah SWT memberikan pembelajaran kepada orang beriman agar menjadikan kesabaran sebagai pegangan, sebagai penolong seperti yang dituntunkan dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 153;
“Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Berdasarkan kalimat suci terebut bila
dicermati dengan seksama dilihat cara penyebutan kata sabar mendahului kata
sholat, menggambarkan bahwa kedudukan sabar tidaklah kalah penting dengan
sholat. Ini dikarenakan segala sesuatu memang memerlukan kesabaran. Hingga
masalah yang paling pentingpun yaitu sholat tidak ketinggalan. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa sabar bukanlah berserah diri. Pasif menerima apa adanya. Namun,
sabar harus disertai dengan usaha menuju kepada yang lebih baik.
Sebagai kesimpulan, marilah kita saling berwasiat
akan pentingnya kesabaran sebagai kunci menuju sukses. Kesabaran yang aktif dan
dinamis, bukan kesabaran yang pasif dan stagnan. Yakin bahwa setiap
permasahalan hidup pasti ada jalan; petunjuk untuk menyelesaikannya
(Q.S:94:5-6). Jadikanlah sabar itu sebagai penolong dan pegangan menuju hidup
yang lebih baik. Baik dunia maupun di akhhirat. Wallahu’alam bisawwab.
0 comments:
Posting Komentar