Kamis, 23 Juni 2016

Pesanku Menjelang nan Fitri

Pesanku Menjelang Fitri
Oleh: Jamani

Berawal dari lafaz azan kulantunkan ditelingamu, terucap ayat Qur’an dan doa atas kehadiran buah hatiku tercinta didunia fana. Tangisanmu membuat kebahagiaan yang tak terhingga, tetes mata bahagia menyambutmu. Tak sia-sia mencari nafkah dan berdoa atas lahirmu. Aku dan wanita yang kusayangi sudah menyiapkan siapa namamu. Tangisanmu setiap malam membuat resah dan gelisah. Ternyata bahasamu lebih dimengerti bundamu, daripada aku. Dengan kasih dan sayang, seiring waktu, dari yang tak tahu berbicara bahasaku, yang tak tahu berjalan sepertiku, makan dan minum seperti aku, dan hari ini kau sudah dewasa, matang dalam berfikir, hidup dengan kemandirian. Hari ini kau jauh, tak bisa kuraba, aku mengerti kau melaksanakan tanggungjawabmu. Aku tak menuntut nak ?. tahukah kau kabarku hari ini, salahku tak bisa seperti orangtua lainnya. Ketika mereka rindu ia menghubungimu dengan alat canggih yang tak seperti dulu kau saat kuliah mengirimiku surat. Aku teringat dengan kalimat suratmu “Ayah apa kabarnya sekarang, mudah-mudahan ayah dan mak sehat, anakmu disini juga sehat”. Tapi kalimat itu tak pernah terbaca olehku, bahkan aku ingin mendengar kata-kata itu ditelingaku, seperti tetanggaku. Aku tak menyalahkanmu nak ? sebentar lagi idul fitri, aku teringat saat aku m
embelikanmu pakaian, dan ibumu memakaikan pakaian barumu, kau sangat senang dan bahagia. Mungkin hari ini pendamping hidupmu yang merawatmu nak ?. aku bahagia nak”. Ketika ku tulis pendamping hidup” aku ingat dengan ibumu yang sudah meninggalkanku terlebih dahulu didunia ini. Sekarang aku tinggal sendiri. Aku punya kau yang jauh disana, dan saudara-saudaramu yang dekat. Entah mengapa aku merasa sendiri ya nak ?.kadang aku melihat diriku, kulitku sudah keriput, rambutku sudah memutih, dan kakiku terasa kaku, bahkan pakaianku tak mampu ku cuci, bahkan makan dan minumpun, tanganku tak mampu menyuapiku sendiri. “ini mungkin yang dikatakan “tua renta”. Tapi sudahlah nak, aku tetap tegar dan bersyukur karena Tuhan masih sayang memberi kesempatan untuk melihat anak-anakku hari ini. anakku yang satu sudah menjadi pengusaha, setiap hari ia membentakku untuk tidak menghisap yang sudah menjadi kebiasaan burukku, ia melarangku pergi kepasar, dengan dalih mereka takut terjadi apa-apa pada fisikku,hm...Kemudian abangmu yang satu sekarang sudah menjadi abdi negara, ia selalu menuntutku seperti yang lainnya, menjadi orang yang tahu diri dan tidak usah menyusahkan oranglain. Kadang ia mengambil hasil panen tanaman yang ku tanam saat kau masih kecil, ia merasa haknya, padahal aku masih ingin merasakan hasil keringatku sendiri. Aku tak marah, karena ia anakku, dan pantas seorang anak mengambil hak dariku. Satu lagi, abangmu sudah sehat dari penyakitnya ia sudah bisa mandiri, satu lagi sudah punya kebun cengkeh, kadang ia datang sebulan, dua bulan sekali kerumah. Dan satu lagi adikmu yang membongkar rumah kita dulu, dan hari ini aku tinggal dirumah asing yang penuh debu dan semen, ya mungkin belum rizkinya untuk merenovasinya jauh ke negeri jiran, tak tahu kabarnya apa sekarang. Tapi sudahlah nak, tak patut aku ceritakan ini semua padamu”. Tapi satu yang ku pinta dan pesankan kepadamu; tak tahulah mengapa aku harus berkata seperti ini di ujung ramadhan ini. begini nak pesanku ? ketika yang maha pemberi hidup memanggilku, aku ingin kau yang memandikanku, aku ingin tanganmu membasuh seluruh tubuhku, aku ingin tanganmu yang mencuci tubuhku dengan siraman tanganmu, aku ingin kau balut tubuhku dengan tanganmu, aku ini bibirmu mengucapkan empat takbir untukku, aku ingin kau mendoakanku dengan “allahumma fighrlahu warhamhu wafuanhu” dan terakhir nak angkat jasadku ditempat dimana asalku diciptakan. Itulah pesannku nak, tak perlu kau hiasi rumah abadiku dengan tanda yang mahal atau membuatnya seperti rumah, jangan nak. Kutunggu kehadiranmu, jika kau tak sempat ku tunggu doamu, semoga dihari yang fitri kita selalu mendoakan ya nak..salam buat mennantu dan cucuku... tertanda ayahmu yang sangat merindukanmu.

0 comments:

Posting Komentar