Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Sabtu, 02 November 2013

Khutbah Jumat di Bulan Zulhijah

 KHUTBAH JUM:AT DI AKHIR ZULHIJAH
oleh : Jamani, S.Pd.I

Para hadirin jemaah Jumat Rahikumullah

Marilah Kita banyak Bersyukur kepada Allah atas karunia iman dan Islam beserta nikmat yang kita rasakan hingga hari ini.
Dengan meningkatkan kualitas ibadah kita sehingga bermakna dalam hidup kita.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada ikutan kita Nabi Muhammad saw, yang membawa umatnya dari kegelapan kepada terang benderang.


Para hadirin Jemaah jum’at Rahukumullah
sehubungan hari ini kita masih dalam suasana bulan zulhijah ini, maka tema jumat kita hari ini adalah memaknai hikmah idul adha dalam kehidupan.

Dalam moment idul adha ini, mengingatkan kita kepada Baitullah di Masjidil Haram  yang dibangun bangsa Ka’ab. Nabiyyalallah Ibrahim As. Pada hari ini seluruh umat Islam di dunia bercampur suka dan duka, suka karena melaksanakan syariat agama dan akan bertemu kembali dengan keluarga sanak dan saudara, bercampur sedih hingga menetes airmata dan pilu didalam dada meninggalkan tempa suci Baitullah masjidil Haram al-Mukarromah.

Selain itu kita juga diingatkan pada perjuangan seorang ayah, Ibrahim AS.
Ibrahim adalah seorang ayah mengalami proses hidup pernuh perjuangan, memiliki kesabaran dan selalu taat kepada Allah SWT, meskipun berbagai ujian yang menimpanya sehingga Ibrahim diangkat Allah derajatnya sebagai imam semua manusia.
Sebagaimana Firman Allah SWT :

: ?Dan ketika Ibrahim diberi cabaan (bala?) oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (berbagai cobaan) , lalu Ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman, ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam semua manusia ....?. (QS. Al-Baqarah : 124)?

Berdasar hal tersebut sehingga muncullah “Qurban” yang berasal dari Qorib yang berarti dekat. Dengan Berkurban berarti kita mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui dengan banyak Berbuat baik; penuh kasih sayang terhadap anak dan Istri, keluarga, tetangga dan masyarkat.






sebagaimana Firman Allah SWT :

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Para hadirin jemaah Jumat Rahikumullah
Mengingat pentingnya ibadah qurban rasulullah SAW bersabda : barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berkurban lalu dia tidak melaksanakannya, maka jangan sekali-sakali mendekati tempat salatku (masjid).

Kemudian kita juga diingatkan dengan Nabiyyallah Islamil As, anak yang patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak, ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yang memancarkan keimanan, tawaddu?, dan tawakkal kepada Allah.

Sungguh ayah dan anak ini  merupakan uswah hasanah bagi kita semua. Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yang dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim (Asy-Syura : 13).  Sebagaimana sabda Nabi SAW :
Sunnatu abikum Ibrahim.? (Sunnah bapakmu adalah Ibrahim)
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Para hadirin jemaah Juamat Rahikumullah
Selain itu kita juga diingatkan oleh seorang wanita sekaligus istri dan Ibu Siti hajar yang bersikap sabar dengan keadaan dan kondisi yang berba sulit, serba ketiadaan mengandung Ismail samapi melahirkannya, namun ia tetap patuh taat seta pada suaminya Ibrahim As, dengan penuh kasih sayang membesarkan membimbing anaknya Ismail...dan yakin bahwa Allah bersamanya “la tahzan wala Tahzan Innallahama’ana


Para hadirin jemaah Jum’at Rahikumullah
Namun apa yang terjadi dalam Rumah tangga kita hingga hari ini pada umumnya seorang ayah;suami; dan  ibu;istri anak kurang sesuai dengan tujuan rumah tangga..yang diawal-awal sebelum menikah kita  inginn menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan Warohmah..
Seorang ayah kurang memberikan teladan bagi anaknya, bahkan menganiaya darah dagingnya sendiri.
Seorang suami tidak setia berkhianat pada istrinya padahal istrinyalah yang melayani, mengurus pakaian, makanan, anak dan rumah kita bahkan ada istri membantu bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Seorang ibu tega menelantarkan anaknya karena malu dan aib.
Seorang istri membangkang suami, karena penghasilannya rendah tidak berkecukupan memenuhi kebutuhannya, menuntut siluar kemampuan suaminya.

Seorang anak tidak lagi menghormati orangtua,  sering berbohong, melawan membentak, meminta yang tanpa melihat kemampuan orangtuanya,  bahkan menganiaya keduorangtuanya ketka sudah tua . jijik dengan kotoran orangtua, pada hal waktu kita kecil ia mandikan kita, ia ajarkan kita kebaikan dan adab, ia bela kita, ia belai kita dengan kasih sayang. Tak pernah mereka mengeluh, tak pernah ia meminta balasan ketika anak sukses.

Dalam Hal ini Allah telah Berfirman :




Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q.S al-Isro’: 23)
Marilah kita jadikanmomen  Idul Adha tahun ini memiliki makna  dengan selalu menjaga rumah tangga kita kita melalui kasih sayang agar tetap utuh sebagaimana yang kita impikan di awal kita membentuk rumah tangga.
Dalam hal ini Ada Seorang Ulama mengatakan yang khatib kutip dari Amru Khalid : Ia Mengatakan “di dunia ini ada Syurga”. Siapa yang tidak memasukinya, ia tidak akan memasuki syurga akhirat. Syurga Dunia itu adalah Rumah tangga.
marilah kita Menyadari kembali bahwa segala nikmat yang diberikan Allah pada hakikatnaya adalah sebagai cobaan atau ujian. Apabila nikmat itu diminta oleh yang memberi. Sedang nikmat yang berupa harta yang kita miliki, hendaknya kita ikhlas untuk berinfaq; bersedekah di jalan Allah, umur dan kesehatan mari kita pergunakan sebaik-baiknya dan jangan berlebih-lebihan..
Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan sembelihlah hewan ( qurban). Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus?
(QS. Al-Kausar : 1-3)








Para hadirin jemaah Jum’at Rahikumullah
Sebelum khatib akhiri khutabah ini marilah kita renungkan dalam hati yang paling dalam sebagai koreksi kita bersama; yakni yang diungkapkan  Khalifah Ali Bin Abi Thalib Ra:
Aku khawatir terhadap suatu masa roda kehidupannya dapat menggilas keimanannya
Keimananan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatannya...

Banyak Orang baik tapi tak berakal ...
ada orang berakal tapi tak beriman ...
Ada lidah yang fasih tapi berhati lalai....
ada yang khusuk tapi sibuk dengan kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis ..
Ada ahli maksiat rendah hati .....bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat ...
dan ada yang menangis karena kufur nikmat ...
ada yang murah senyum, tapi hatinya mengumpat ....
ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut ....
ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan ...
dan ada penjual diri yang tampil menjadi figur ...
ada orang yang punya ilmu tapi tak faham ..
ada yang faham tapi tak menjalankan ...
ada yang pintar tapi membodohi ..
ada yang bodoh tapi tak tahu diri ..
ada orang beragama tapi tak berakhlaq,
ada yang berakhlaq tapi tak tak bertuhan 

diantara semua itu dimanakah kita berada ...

barakalllahu walakum fil Qur’anil Azim
wana fa’ani.....




Rabu, 07 Agustus 2013

SUARA JAMANI: TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN

SUARA JAMANI: TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHANOase Ramadhan

Selasa, 06 Agustus 2013

TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN

TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN
oleh : Jamani, S.Pd.I

Sebulan penuh bersama-mu..segala hal nafs (diri) tertahan untuk mengaharapkan keridhoaan-Mu ya’’Allah..dan safaatmu wahai Nur Allah Muhammad SAW. Dari awal kupersiapkan untuk beribadah namun –Ku tetap saja disibukkan duniawi yang seolah mengisolasiku...Wahai Ramadhan engkau telah siapkan segala pintu Keberkahan, kemapunan, kenikmatan, dan kedamaian..untuk mensucikan hati ini yang penuh Dosa dan Kemaksiatan..
Aku terlena..aku tak menyadari bahwa apa yang kulewatkan dihari-hari..MU
Sebuah penantian ku sia-siakan ..apakah aku akan bertemu dengan –Mu...
Aku hina dari kehidupan duniawi yang meyelimuti hati ini hingga ayat-ayat suci terlupakan..
Aku akui wahai ramadhan ..aku sadar wahai ramadhan al-Mubarok,

Menahan diri bukan karena kekuatan fisik yang kau harapkan wahai ramadhan,..tapi hati yang diselimuti “iman” dan Ketaatanlah yang menjadikan engkau mulia dan engkau bulan mulia dari seribu bulan. Engkau mulia karena engkau terpilih menjadi waktu turunnya Firman Maha Suci..Maha Mulia, Maha Agung, ..
Maha Kholiq Bersumpah demimu wahai Ramadhan bahwa engkau adalah bulan-Nya...
Engkau adalah Hak-Nya..Engkau terpilih ..Engkau adalah tempat dimana apa yang ada dilangit turun kebumi dimalam lailatul Qadr..

Astaghfirullah..astaghfirullah..Astaghfirullah..engkau meninggalkan-KU wahai Ramadhan..egkau memberikan banyak makna dalam hidup..ku..meski aku menyesali perbuatan-Ku..namun aku tetap tidak berputus asa mengharapkan ampunan..aku tetap terus hidup ..aku tetap optimis sebagaimana engkau mengajarkan-Ku..Wahai Ramdhan..

Dimalam ini sepi ku rasakan..tiada lagi kudengar ayat-ayat suci dikumandangkan, bergema disaat tradisi khatam dilakukan..
Aku tak tahan menahan air mataku..wahai ramdhan..akankah kita bertemu lagi di tahun akan datang..semoga sang Khaliq memberiku nyawa panjang..dan bertemu dengan mu..
Selamat tinggal ramadhan..akan kutunggu engkau..akan ku sambut engkau ..Ramadhan al-Mubarok..

Aku mencintaimu ramadhan..aku merindukanmu.

Jumat, 02 Agustus 2013

Cara dan Ketentuan Shalat Id (ied)

Berbagai cara shalat idul fitri sudah banyak yang menjelaskan tentunya. untuk menambah pengetahuan anda, kali ini saya infokan Cara dan Ketentuan Shalat Idkembali dari sumber yg terpercaya, tentang cara shalat iedul fitri (shalat ied)
1. Sutrah (pembatas shalat) bagi imam
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju lapangan pada hari raya, beliau memerintahkan untuk menancapkan bayonet di depan beliau, kemudian beliau shalat menghadap ke benda tersebut. (H.r. Al-Bukhari)2. Shalat Idul Fitri dua rakaatUmar bin Khaththab mengatakan, “Shalat Jumat dua rakaat, shalat Idul Fitri dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat ….” (H.r. Ahmad dan An-Nasa’i; dinilai sahih oleh Al-Albani)
3. Shalat dilaksanakan sebelum khotbahDari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma; beliau mengatakan, “Saya mengikuti shalat id bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiallahu ‘anhum. Mereka semua melaksanakan shalat sebelum khotbah.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)
Takbiratul ihram di rakaat pertama lalu membaca doa iftitah, kemudian bertakbir tujuh kali. Di rakaat kedua, setelah takbir intiqal, berdiri dari sujud, kemudian bertakbir lima kali.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir ketika Idul Fitri dan Idul Adha; di rakaat pertama sebanyak tujuh kali takbir dan di rakaat kedua sebanyak lima kali takbir selain takbir rukuk di masing-masing rakaat.” (H.r. Abu Daud dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takbir ketika shalat Idul Fitri: tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua, dan ada bacaan di masing-masing rakaat.” (H.r. Abu Daud dan At-Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Al-Baghawi mengatakan, “Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat maupun orang-orang setelahnya. Mereka bertakbir ketika shalat id: di rakaat pertama tujuh kali –selain takbiratul ihram– dan di rakaat kedua lima kali –selain takbir bangkit dari sujud–. Pendapat ini diriwayatkan dari Abu bakar, Umar, Ali … radhiallahu ‘anhum ….” (Syarhus Sunnah, 4:309; dinukil dari Ahkamul Idain, karya Syekh Ali Al-Halabi)
Artikel ini bersumber dari : oleh Ustadz Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com). 
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
Artikel ini bersumber dari : oleh Ustadz Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com).
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
7. takbir ketika shalat Idul Fitri
Setelah selesai bertakbir tambahan, membaca ta’awudz, membaca Al-Fatihah, kemudian membaca surat dengan kombinasi berikut:

  • Surat Qaf di rakaat pertama dan surat Al-Qamar di rakaat kedua.
  • Surat Al-A’la di rakaat pertama dan surat Al-Ghasyiyah di rakaat kedua.

8. Tata cara shalat Idul Fitri selanjutnya
“Tata cara shalat id selanjutnya sama dengan shalat lainnya, tidak ada perbedaan sedikit pun.” (Ahkamul Idain, hlm. 22)

Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
8. Tata cara shalat Idul Fitri selanjutnya
“Tata cara shalat id selanjutnya sama dengan shalat lainnya, tidak ada perbedaan sedikit pun.” (Ahkamul Idain, hlm. 22)
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - 



4. Bacaan Takbir ketika shalat Idul Fitri



Semua kombinasi tersebut terdapat dalam riwayat Muslim, An-Nasa’i, dan At-Turmudzi.