Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Jumat, 13 Mei 2016

Anakku Negaraku ; Karya Jamani


Anakku Negaraku
Karya: Jamani
(Terinspirasi dari Kisah nasib para TKW Indonesia yang divonis Mati& Diilhami dari kisah-kisah tragedi kekerasan terhadap Perempuan Indonesia)

KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “Anakku, Negaraku” adalah tragedi kehidupan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang divonis matikini banyak diberitakan diberbagai media, suatu peristiwa yang syarat akan pesan moral dan pendidkan. Hal ini kami pertimbangkan sebagai salah satu cara agar pementasan theatre yang kami sajikantidak hanya dapat menjadi hiburan bagi penonton tapi juga dapat digunakan sebagai pelajaran dan media untuk merefleksi diri. Cerita ini juga merupakan kisah menyedihkan, mengharukan nasib seorang TKW yang divonis mati, Demi sesuap nasi dan demi mempertahankan hidup, rela meninggalkan keluarga dan Negerinya. Niat mereka hanya itu tetapi bukan untuk membunuh. Namun Akibat kekerasan dan penganiayaan sang majikan akhirnyatidak mampu melakukan pembelaan diri ibarat pepatah “Bagai anjing menyalak di ekor gajah””, Orang yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan berhasil. Akibat Kurangnya pembelaan dari Negaranya, dan otoritas hukum akhirnyaVonis Hukuman mati adalah sebuah kepasrahan bagi TKW Indonesia, padahal mereka adalah“Pahlawan Devisa Negara”.
SINOPSIS
Cerita “ANAKKU, NEGARAKU” dimulai ketika Zainab, 33 tahun, seorang TKW, bertatus janda memiliki 2 anak perempuan Aminah (21) dan Siti (17) yang ditiipkan kepada neneknya.  Zainab menikah diusia yang sangat muda (12 tahun). Pada saat ia mengandung 4 bulan suaminya meninggal. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi TWK ke Arab yang pada waktu itu anaknya siti sudah lahir dan masih berusia 6 bulan. Zainab berharap dengan penghasilannya ia dapat menafkahai kedua anaknya dan menjadikan merekaanak yang berpendidikan tinggi sebagai sarjana. Kurang lebih 15 tahun ia bekerja di di Arabdari rumah ke rumah. ia tidak pernah pulang ke kampung halamanya hanya mengirim surat lewat Pos dan sesekali menelpon lewat telpon umum. Nasib sial menimpanya zaenab di tahun terakhir ia mendapat majikan tidak seperti sebelumnya. Ia sering mendapatkan tekanan, penganiaayan, hinaan dan makian bahkan ingin mengancamuntuk membununhnya.Akhirnya zainab pun terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap majikannya. Dengan Kepasrahan zaenabpunmengakui perbuatannya dan menyerahkan diri kepada kepolisian. Karena perbuatannya itu dia kemudian dijatuhi hukuman mati.Selama di sel ia mengalami goncangan jiwa degan persitiwa yang di alaminya. kemdudian zainab sangat menyayangkan waktu eksekusi telah dipercepat yang seharusnya masih 7 hari lagi setelah putusan pengadilan. Karena penuntut dari keluarga terhormat ingin segera eksekusi dilaksanakan agar pihak keluarga merasa ketenangan.Zainab hanya pasrah dan ia bisa berkata-kata mengharapkan anaknya dan negaranya. Sebelum dieksekusi, ia diminta untuk mengajukan keinginan terakhir. Zainab pun hanya miminta, dipakaikan putih yang akan di pakai saat ia di pancung untuk diberikan kepada kedua anaknya, agar darah itu bisa menyentuh kedua tubuh anaknya. Dan kedua, saat ia dipancung ia ingin menggunakan Ikat Kepala Berwarna merah putih untuk diserahkan kepada utusan negara untuk mengingatkan kepada negaranya bahwa para TKW Bukanlah titipan untuk Membunuh tapi karena melawan Kemiskinan, Kemelaratan, dan terpuruknya kehidupan dirinya dan keluarganya, Maka mereka berharap adanya Pembelaan dari Negaratentang nasib-nasib mereka yang bekerja divonis mati di luar negeri. Mereka ingin negara menegakkan dan Menjunjung tinggi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” sesuai falsafah negaranya”.








KONSEP PANGGUNG
Cerita ini terdiri dari empat babak, Babak pertamadi kamarnya Aminah merasakan sesuatu firasat burukdan meratapi foto ibunya yang sudah hampir 1 tahun tidak ada kabar berita dari ibunya. Sedangkan siti adiknya sangat kesal merasa kurang kasih sayang ibunya. Tiba-tiba Aminah mendapat surat dari Ke Menterian Luar Negeri RI. Akhinya Aminah sangat shockjatuh pingsanmembaca isi surat  bahwa ibunya dijatuhi hukuman mati.Babak keduaZaenabberada di sel meratapi perbuatannya.Babak ketiga di tempat ekseskusi, dimana zaenab terpancung dan Babak 4 diluar ruang eksekusipihak kepolisian menyerahkan titipan Zaenab kepada kedua anaknya dan utusan Negara. Konsep panggung sengaja kami buat dengan sederhana, karena menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan kemampuan kami. Kemudian untuk dialog bahasa arab di ungkapkan dengan bahasa indonesia, hal ini untuk memperudah para penonton memahami dialog tersebut dan tentunya dengan keterbatasan.Namun tetap kami usahakan sebaik yang kami bisa lakukan agar tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.


RANCANGAN PANGGUNG
Babak 1           : Ruang Kamar
Babak 2           : Sel
BabaK 3          : Tempat Eksekusi
Babak 4           : Diluar tempat eksekusi

PROPERTI PANGGUNG :
Babak 1           :Tempat Tidur, meja, kursi, vas bunga, foto dan buku-buku
Babak 2           :Bambu untuk sel, Kursi, Meja, pentungan, Borgol, Kunci dan, Koran.
Babak 3           : Proses Eksekusi Pedang, tempat eksekusi, ikat kepala
Babak 4           : Kerenda, Pakaian dan Ikat kepala

KONSEP BUSANA :
Zaenab             :Baju tahanan, berkerudung,
Sipir                 : Baju polisi Arab
Aminah            : Baju pajang, kerudung hitam, rok
Siti                   : Baju kaos panjang, celana jean,  jilbab pendek
Utusan Negara : Kemeja, jas dan celana berwarna gelap tampak rapi
Petugas                        : Baju Polisi Arab
Algojo              : Berjubah putih, bertopeng, sal

Sutradara : Jamani
Penata Rias & Busana : Per Apriandi. Penata Musik: Parianto.
Penata panggung dan Properti: SKUTER (SMK Kayong Utara Theater)CREW.
Pengorganisasian dan Karakterisasi : Ichwani As, Devi Sari

Para Pemain :
Saraswati
sebagai Zaenab
Firda Chyntia sebagai Kapala Sipir
Marfiatun ZulfidasebagaiSiti
Krisnawati
sebagai Aminah
Sunardi
sebagai Petugas
Pety Ayu Azhari
sebagaiUtusan Negara
Deni RamdhansebagaiAlgojo


NASKAH CERITA
BABAK 1
PANGGUNG GELAP CAHAYA SOROT LAMPU MUNCUL DI RUANG KAMAR TERTUJU KEPADA AMINAH YANG YANG SEDANG DUDUK DI KASURNYA MEMANDANGI FOTO IBUNYA ZAENAB

AMINAH 1 :         “Mak, apa kabarmu di sana, sudah setahun mak tidak ada kabar, kami sangat merindukanmu mak”. Semoga mak baik-baik saja mak. Entah mengapa mak, dalam 2-3 hari ini minah selalu bermimpi buruk tentang mak,Minah selalu merasakan ada sesuatu yang akan terjadi pada mak”.Tapi..mudah-mudahan itu hanya perasaan minah..

AMINAH PUN MELETAKKAN ALBUM IBUNYA DI ATAS KASUR DAN BERDIRI MENUJU MEJA BELAJAR, SAMBIL TERSENYUM SENDIIRI MENGINGAT MASA LALUNYA KETIKA BERSAMA IBUNYA.
AMINAH 2 :         “Oh ya mak.. ada kabar gembira buat mak, alhamdulillah berkat nasihat mak dan hasil keringat mak membanting tulang untuk siti dan minah, sekarang minah sudah sarjana mak, siti juga sudah kelas X SMK, Minah ingin sekali mak tahu mendengar kabar ini?”Tapi kemana..mak, sepucuk suratpun tidak ada....minah rindu mak,..?”

TIBA-TIBA SITI DATANG MENGHAMPIRI MINAH DAN LANGUSNG KE MEJA BELAJARNYA SAMBIL MEMBAWA BUKU DAN SURAT

SITI :                     “Ehm..Ada apa sih kak, kedengarannya sedih sekali ?”seperti ada yang mau mati saja?”

AMINAH PUN MENGHAPUS AIR MATANYA YANG MEMBASAHI PIPINYA. DAN IA PUN MELETAKKAN JUBAH HITAMNYA DI TEMPAT TIDURNYA.
AMINAH :            “Tidak apa-apa Siti, kakak rindu sama mak..?” sudah setahun ini tak ada kabarnya?”

SITI PUN LANGSUNG MENUJU TEMPAT BELAJAR DAN DUDUK DIKURSI SAMBIL MEMBUKA BUKU YANG DI BAWANYA.

SITI :                     “Oh..memangnya kenapa kak?”dari dulu kan, kita sudah terbiasa tanpa mak?”

AMINAH :            “Maksudmu, apa Siti?”

SITI :                     “ya..maksudku “kenyataannya kan memang seperti itu kak ?”

AMINAH:             “jadi kamu tidak rindu sama mak ?”

MENDENGAR PERTANYAAN AMINAH, SITIPUN BANGKIT DARI KURSINYA SAMBIL MENDEKAP DAN MEMBELAKANGI AMINAH.

SITI :                     “ha..rindu..!! sama sekali tidak kak !”Aku pun tak tahu seperti apa mak, “akumerasa tidak punya mak..kak!”

AMINAH :            “Siti!” instighfar siti ? “Kakak mengerti perasaanmu, tapi Tak pantas kau berkata seperti itu ?

SITI:                      “Tak pantas bagaimana kak ?

AMINAH :            “dengar ya Siti, mak meninggalkan kita demi masa depan kita” tanpa mak mungkin kita tak seperti sekarang?”

SITI:                      ”ah..! itu kakak..! “bukan aku!”

AMINAH:             “istighfar Siti !”.

SITI BERDIRI MENGHADAP PENONTON

SITI :                     “15 tahun kak ?”aku tidak merasakan kasih sayang mak, aku iri dengan anak-anak yang lain.. saat aku menangis kelaparan, ada mak menyuapiku, saat aku ingin mulai merangkak , ada mak menuntunku , saat aku sedih dimana mak.....dimana mak..kak!

AMINAH :            “Siti, kakak mengerti apa yang kamu katakan..tapi bukan berarti mak tak sayang denganmu ?”

SITI :                     “Sayang kata kakak, sekarang mana mak ?”Ia lebih mementingkan uang dari pada kita kak?”


AMINAH :            “hentikan ucapanmu Siti, memang mak pergi untuk mencari uang,tapi bukan untuk dirinya sendiri, , mak ingin kita tetap sekolah, mak ingin kita punya masa depan yang cerah siti ?”.

SITI TIDAK MENGHIRAUKAN PERKATAAN KAKAKNYA KARENA IA MERASAKAN DIRINYA KURANG KASIH SAYANG DARI IBUNYA.

SITI:                      “masa depan yang cerah” hidupku suram kak?” sudahlah kak, “aku hanya butuh mak yang nyata bukan mak yang tak jelas !”

MENDENGAR PERNYATAAN ADIKNYA, AMINAH MERASA SANGAT TERPUKUL SEHINGGA AMINAH TIDAK BISA MENAHAN AMAHRAHNYA.. AKHIRNYA AMINAH MENAMPAR WAJAH SITI.

AMINAH:                  “Siti! astaghfirullah, apa yang ku lakukan?

SITI:                             “puas hati kakak” pukul aku kak? Apa perlu bunuh saja aku kak!!

AMINAH SANGAT MENYESALI PERBUATANYA YANG TAK SEHARUSNYA IA LAKUKAN KEPADA SITI. DAN IA PUN MEMELUK SITI DENGAN ERAT.

AMINAH :                 “Maafkan kakak Siti?”Kakak tak bermaksud kasar padamu”

SITI:                           “sudah lah kak” kakak sama mak sama saja, tak mengerti perasaanku ! aku butuh mak kak, aku tak ingin mak jauh dariku.. aku ingin mak setiap saat bersamaku kak ?

AMINAH PUN BERUSAHA MENENANGKAN SITI SEHINNGA MEMELUKNYA DENGAN ERAT, DAN IA SANGAT MEMAHAMI APA YANG DIRASAKAN SITI KARENA KURANGNYA SENTUHAN KASIH SAYANG SEORANG IBU.

AMINAH :            “kakak juga Siti, kakak merasakan apa yang kamu rasakan, dulu kakak sama sepertimu,sebelum nenek meninggal, nenek pernah berceritabahwa mak pergi menjadi TKW karena keadaan yang memaksanya, sejak ayah meninggal mak siang malam membanting tulang, ia tak pernah lelah mencari nafkah, ia ingin kita tumbuh seperti anak yang lain”. ia tak ingin kita seperti apa yang dialami mak”.

PERASAAN SITI MULAI MENGERTI APA YANG DISAMPAIKAN KAKAKNYA BAHWA IBUNYA MERUPAKAN SOSOK WANITA YANG KUAT DALAM MENGHADAPI COBAAN HIDUP.

SITI:                      “Iya kak, maafkan siti ya kak?

AMINAH:             “Ia siti, kakak juga” ini surat apa siti ?

SITI:                      “itu surat dari Pak RT kk”.

AMINAH:             “Sepertinya surat ini penting..dari Kementerian Luar negeri,

SITI:                      “iya kak..?”

MINAH PUN MEMBACA ISI SURAT TERSEBUT, KALIMAT DEMI KALIMAT,TERNYATA SURAT YANG DIBACANYA ADALAH  SURAT KEPUTUSAN PENGADILAN BAHWA IBUNYA DIVONIS HUKUMAN MATI.

AMINAH:             “Astarfirullahal’azim” tidak..tidak mungkin Ya..Allah ..mak..mak

AMINAH TAK BERRDAYA DAN BATINNYA SANGAT TERGUNCANG MENGETAHUI BAHWA IBUNYA DIVONIS MATI

SITI:                      “kak...kak ada apa..kak..!!”bangun kak. “.



BABAK 2
CAHAYA LAMPU GELAP TIBA-TIBA SOROT LAMPU MENUJU ZAENAB- YANG TERBARING DI BALE DI DALAM SELNYA. ZAENAB TIBA-TIBA BERTERIAK SEKUAT TENAGA SEPERTI ORANG KESURUPAN.

ZAINAB                    : “Minaaaaaaah..!”

UMI LAILA (35 Th) SIPIR PENJARA TERKEJUT YANG SEDANG MEMBACA KORAN. SAMBIL MEMBAWA PENTUNGAN – IA MENGAHMPIRI, MATANYA MENATAP ZAINAB  DENGAN TATAPAN TANPA EMPATI, MESKI IA TAMPAK BERUSAHA MENAHAN SUARANYA, SUARANYA TETAP TERDENGAR KETUS – CULAS.

UMI LAILA   :”Hei.. Apa..apaan teriak teriak seperti itu“

ZAINABMENDADAK STATIS OLEH SUARA KERAS UMI LAILA. IA MULAI MENYADARI IA BARU SAJA MENGALAMI MIMPI BURUK DAN SELURUH TUBUHNYA BERGETAR:

ZAENAB       :”Anakku..Anakku..anaku”?

UMI LAILA               :“Penghuni penjara ini bukan cuma kamu zainab. Mimpi buruk itu biasa. Jadi gak usah teriak-teriak. Membunuh seorang Majikan yang menghidupimu mampu, menghadapi mimpi buruk kok seperti orang kesurupan.”

ZAENABMENCOBA MENANGGAPI. TAMPAK LETIH, IA MEREBAHKAN TUBUHNYA DI , MERINGKUK. ZAENAB MASIH MERINGKUK. UMI LAILA MENDEKATI, SAMBIL TETAP MENGAYUNKAN PENTONGAN.
ZAINAB :      “Engkau Salah umi , aku bermimpi tentang anakku..soal pembunuhan itu adalah pengalaman terpahit sepanjang hidupku umi. Aku Datang ke Negerimu karena aku sayang dengan keluargaku,aku dititipkan oleh Negaraku bukan untuk membunuh umi ?”
UMI LAILA BANGKIT. IA BICARA SINIS SAMBIL MENGITARI ZAINAB, TAK HENTI MENGAYUNKAN PENTUNGANNYA.

UMI LAILA : “Oh..ya..Pembunuh berbicara Soal titipan Negara, ha..ha..

TANPA SEDIKITPUN EMPATI, UMI LAILA DENGAN SIKAP KASAR YANG BERLEBIHAN MEMUNTAHKAN KEJENGKELANNYA PADA ZAENAB.

UMI LAILA:    “Hei..dengar ya zaenab, di Negaraku Pembunuh tetap pembunuh”,  nyawa dibalas nyawa.. aku sudah muak dengan cerita-cerita pembelaan-diri seperti itu. Para TKWyang diperkosa… Dianiaya, diperdagangkan dan kalaupun kamu betul korban ? Itu tidak berarti kamu berhak membunuh orang.”

ZAENAB, MENEPIS TANGAN UMI LAILA YANG SEJAK TADI SECARA BERLEBIHAN MELECEHKAN ZAENAB. SIKAP ZAENAB TAMPAK BERUBAH. IA DUDUK DENGAN TUBUH TEGAK, KEPALA MENATAP LURUS KE DEPAN, TAMPAK KUAT.

ZAINAB:         “tapi umi, Aku Membunuh Majikanku hanya untuk membela diriku, untuk harga diri dan keluargaku, aku tak mau Negaraku di rendahkan..Umi !
UMI LAILA MENATAP ZAENAB TERPANA SEKALIGUS MARAH. MASIH BELUM PUAS DENGAN EJEKAN-EJEKANNYA, IA MENANGGAPI PENGAKUAN ZAENAB DENGAN SIKAP DAN SUARA SEMAKIN BERNAFSU.
UMI LAILA:           “Ooooo…Demi harga diri dan membela Negaramu. Dan kamu bangga? Apa yang kamu banggakan Zaenab? Menjadi sorotan dimana-mana? Menjadi berita utama di koran-koran, ”Seorang Pahlawan Devisa Negara dihukum Mati” Karena membela Negaranya..ha..ha..minah..minah. “bermimpi saja kau...buktinya sekarang mana negaramu..ada utusan negaramu untuk membelamu..datang membawa pengacara untukmu..agar kau bebas dari hukumanmu..tidakkan..?

ZAINAB                 “iya aku tahu itu..aku sadar..aku hanya orang kecil.. tapi kubutuh negaraku mengakuiku bahwa “aku bukanlah pembunuh”.

ZAINAB MERASA TIDAK KUAT DENGAN APA YANG DIUCAPKANNYA HINGGA IA TERUNDUK MENYESALI PERBUATANNYA. SEDANGKAN UMI LAILA MERASA TIDAK TAHAN,  TIBA-TIBA LONCAT KE BALE, MEREMAS WAJAH ZAENAB, DENGAN KASAR

UMI LAILA:           “oh maksudnya kau ingin diakui pahlawan negera..Eh, dengar ya, pembunuh …. Kamu itu harusnya malu !!!” engkau makan disini, anakmu makan hasil keringatmu disini, bahkan negaramu menerima pajak dari negari ini !!
                                 “bukan itu saja zainab kau akan mati di sini demi anakmu dan Negaramu..!!

ZAENAB TIDAK MENANGGAPI. MATANYA TERUS MENATAP JAUH KE DEPAN, TAJAM, MENATAP KE MASA DEPANNYA UNTUK ANAK-ANAKNYA YANG SANGAT IA CINTAI..SAMBIL MEMELUK BESI SEL DENGAN KEPASRAHAN.

ZAINAB :               “Umi benar, memang aku akan mati di negerimu ini, aku terima umi mila, meski aku tahu saat ini ada atau tidak, reaksi pembelaan dari Negara-ku, aku pasrah..tapi ketahuilah umi aku bukan “Pembunuh”Aku bukan pembunuh”.

UMI LAILA:           “sudahlah zainab ucapannmu hanya merusak kedua kupingku!

ZAENAB BANGKIT DENGAN SOROTAN MATANYA MENUJU UMI LAILA..MENDENGAR KATA-KATA UMI LAILA TERINGAT DENGAN PERISTIWA YANG DI ALAMINYA SAAT IA MEMBUNUH MAJIKANNYA.

ZAINAB:                “apa kata umi merusak kupingku”, seharusnya aku yang pantas mengatakan itu..berawal dari teriakan-teriakan tuanku; manusia yang sok bermoral, berpendidikan itu..kupingku mendengar teriakannya memanggil namaku, saat itu aku sedang bersujud di hadapan Tuhan, aku butuh kekhusu’’an. Aku tak sempat berdoa..tapi aku lebih memilih memenuhi teriakan majikanku..meski ia membentak ku dengan suaranya yang keras, ia menghinaku, mencaciku... masih terdengar umi !..kupingku yang sakit umi..

UMI LAILA MERASA SANGAT KESAL TIDAK TERIMA DENGAN KATA-KATA ZAENAB AKHIRNYA IA HAMPIR MEMUKUL ZAENAB DENGAN PENTONGANNYA.

LAILA:                    “Hentikan zaenab !”

TIBA-TIBA DATANG PETUGAS DATANG, UMI PUN MENURUNKAN PENTONGANYA DAN MENERIMA PETUGAS TERSEBUT.

 PETUGAS:    “Hormat bu”
UMI LAILA   : Ya ada apa ?
PETUGAS      : lapor bu, Ibu segera di panggil menghadap.

UMI LAILA PUN MENINGGALKAN RUANGAN SEL UNTUK MEMENUHI PANGGILAN ATASANYA.

UMI MILA     : Baiklah, Terima kasih.


ZAENAB DITINGGALSENDIRIAN DI SEL MERATAPI PERISTIWA PAHIT YANG MENIMPANYA, IA PUN MEREBAHKAN TUBUHNYA. PERISTIWA SIKSAAN PADA DIRINYA SELALU MENGHANTUI DALAM INGATANNYA TAK PERNAH HILANG TERIAKAN-TERAKAN MAJIKANNYA YANG DIBUNUHNYA.

SUARA LATAR:    “zaenab..!!..zaenab !, zaenab !!,.kau pembunuh !”
kau pendosa Besar, kau bukan ibu yang baik”, ..”anakmu dan negaramu akan malu dengan perbuatanmu..kau pembunuh zainab! kau akan mati..kepalamu akan terpenggal zaenab...ha..ha.

ZAINAB HISTERIS KETAKUTAN MENDENGAR KATA-KATA YANG SEOLAH MENGHUKUM ATAS PERBUATANYAYANG SELALU ADA DALAM PIKIRANNYA

ZAINAB:       “Tidak..tidak aku bukan pembunuh.....pergi..pergi.pergi”

ZAINAB TAK BERDAYA HANYA TETESAN AIR MATANYA MEMASAHI LANTAI SELNYA..

TIBA-TIBA UMI LAILA DATANG DENGAN PERINTAH ATASANNYA BAHWA EKSEKUSI ZAINAB DIPERCEPAT  KARENA TUNTUTAN PIHAK KELUARGA ABI JAILAN MAJIKAN ZAINAB MEMINTA PENGADILAN MENGEKSKUSI SECEPATNYA AGAR PIHAK KELUARGA BISA TENANG. UMI LAILA PUN MERASA IBA DENGAN ZAINAB DI SAAT DETIK-DETIK KEMATIANNYA. UMI LAILA MENDEKATI ZAINAB MENCOBA UNTUK SEDIKIT MEMBERIKAN RASA SIMPATINYA.

UMI LAILA: “Zainab..Zainab? ada apa denganmu..
ZAENAB:      “Tidak apa-apa umi, aku takut..umi ?

UMI LAILA MULAI MERASA TERSENTUH DAN SANGAT MENYESALI SIKAPNYA TELAH BERLAKU KASAR KEPADA WANITA YANG TAK BERDAYA.

UMI LAILA ; “Tenanglah zainab ? sebelumnya Umi meminta maaf, karena telah berkata kasar padamu?”

ZAENAB:      “kenapa umi harus meminta maaf padaku, umi tidak bersalah padaku”

UMI LAILA SAMBIL MENETESKAN AIR MATANYA, TAK TAK TAHAN UNTUK MENYAMPAIKAN KATA-KATANYA: AKHIRNYA DENGAN CEPAT IA MEMBUKA SEL ZAINAB DAN MENGELUARKANNYA DARI SEL IA PUNLANGSUNG MEMELUK ZAINAB DENGAN ERAT. ZAINAB MERASA SESUATU YANG ANEH DENGAN UMI LAILA.

UMI LAILA: “Zainab...berat hati umi ingin mengatakan hal ini kepadamu..?

ZAINAB        : “katakan Umi, apa yang ingin kau katakan padaku ?

UMI LAILA: Hari ini..kau akan di eksekusi.!

MENDENGAR DIEKSEKUSI ZAINAB PUN MENOLAK TUBUH UMI LAILA, DIRINYA BERGEMETAR, DAN BERUSAHA UNTUK MEMBELA DIRI

ZAINAB:     “Tidak !” ini tidak mungkin, ini tidak mungkin umi. Mengapa terlalu cepat, bukankah pengadilan Memutuskan bahwa aku akan dieksekusi 7 hari lagi..umi jangan menipuku Umi ?

UMI LAILA:  “benar Zainab.  inilah hukum di negeri ini ”jika ahli waris yang kau bunuh tidak mengampunkanmu,”. Maka kami tidak bisa berbuat apa-apa, sekalipuan Penguasa yang meminta?”

ZAINAB:     “Hukum apa yang diterapkan di Negara ini !padahal aku hanya membela diri” aku tidak berniat untuk membunuh”, dimana keadilan di negeri ini..” Salahkah wanita yang tak berdaya ini membela diri Umi ?” manusia mana yang rela, tubuhnya di siksa, dicaci dimaki dan ingin dianiaya, bahkaningindirenggut nyawanya Umi, jawab umi ?

UMI LAILA HANYA TERDIAM DAN TIDAK BISA BERKATA APA-APA HANYA BISA MENYEBUT NAMA ZAINAB.

UMI LAILA:  “Zainab”

ZAINAB      “apa umi, katakan Umi, mengapa diam Umi! Kalaupun aku divonis hukuma mati, tapi izinkanlah aku sebentar saja bertemu dengan kedua anakku, merekalah kekuatanku umi,? 15 tahun mereka tidak mendapatkan kasih sayangku ingin sekali tangan ini membelainya, ingin sekali aku mengecup kening mereka, tapi apakan daya..

UMI LAILA SEMAKIN TAK SANGGUP MENAHAN RASA EMPATINYA KEPADA ZAINAB IAPUN MERANGKUL MEMELUK ERAT TUBUH ZAINAB DENGAN MEREBAHKAN KEPALA ZAINAB DI PELUKANNYA.

ZAENAB:      “Apa aku masih bisa meminta umi ?”

UMI LAILA:    “Iya nab,..apapun permintaanmu akan dikabulkan”selain penagguhan ekse –kusi-mu “

ZAINAB MENCOBA UNTUK TERSENYUM MENANGGAPI PERNYATAAN UMI LAILA BAHWA DIRINYA DIBOLEHKAN MEMINTA SESUATU DI DETIK-DETIK KEMATIANNYA.

ZAENAB:        “Benarkah umi,sekarang aku tidak butuh lagi penangguhan atau pembelaan, mungkin sudahwaktunya ajalku”
UMI LAILA:    Katakanlah permintaan mu Zaenab?”

ZAENAB:        “aku ingin mengajukan dua permintaan umi, pertama setelah aku di ekse-kusi, berikanlah pakaianku kepada kedua anakku..biar mereka mencium bau darahku..biar darahku tersentuh kulit mereka, biarkan darahku menyatu dengan tubuh mereka sebagai ganti dari kasih sayangku bahwa aku sangat mencintai mereka. Aku ingin mereka Berani menghadapi tantangan hidup ini, MenghadapiKemiskinan, Kebodohoan serta ketidakadilan di Negerinnya sendiri,

UMI LAILA:    “iya nab..apa lagi yang ingin kau minta ?

ZAENAB BANGKIT MESKI TUBUHNYA YANG HAMPIR RAPUH, IA SEOLAH BERPIDATO DI HADAPAN ORANG, DENGAN SEMANGAT DI SAAT AKHIR HIDUPNYA

ZAENAB:        “kedua Aku ingin menitipkan sesuatu kepada negaraku, ikatlah kepalaku dengan kain berwarna Merah Putihbiar percikan darahku menodainya..aku ingin negaraku kuat, aku ingin negaraku berani memperjuangkan hak-saudara-saudaraku dan memberikan mereka keadilan”. mereka bukan penoda negara,bukan perusak martabat bangsanya, mereka bukan koruptor memakan triliunan uang rakyat..mereka bukan sampah rakyat, mereka adalah pejuang, pejuang melawan Kemiskinan, Kebodohan dan Keterpurukan dimana negaranya Lupa..!”

UMI LAILA SANGAT TERHARU DENGAN KATA-KATA ZAENAB YANG MASIH PEDULI TERHADAP SAUDARA-SAUDARANYA SEBANGSA SETANAH AIR ; PARA TKW YANG SENASIBNYA DENGANYA”.

ZAENAB:        “70 tahun Negaraku Merdeka!, yang saat ini diagung-agungkan, hanya untuk mereka – mereka yangberkedudukan, jabatan dan kekuasaan, tapi untuk wong cilik. Seolah Negara Kerugian triliun,. Apakah rakyat kecil tidak berhak sedikit mencicipi harta negaranya..mencicipi untuk harga Pembelaan dan Keadilan..Aku ingin negaraku adil kami juga lahir dan tumbuh, di Negeri..Ibu Pertiwi!

DUA PETUGAS PUN DATANG MENJEMPUT, UMI LAILA MENGANGKAT TUBUH ZAINAB YANG TAK BERDAYA, PASRRAH IA PUN DIIRINGI HINGGA KE TEMPAT EKSEKUSI.



BABAK 3

PROSES EKSEKUSI TANPA DIALOG (MUSIK)
SAAT ZAINAB DI PANCUNG LAMPU GELAP TERDENGARLAH UCAPAN TERAKHIR DARI ZAENAB

ZAINAB :        “Asyhadualla Ila Ha Illallh Wa Asyhadu Anna Muhamadurrosulullah”.

ZAINABPUN MENENUI AJALNYA DAN JASADNYA DIANGKAT PETUGAS DENGAN KERANDA KEMATIAN






BABAK 4
CAHAYA LAMPU MENYOROTI DERAP LANGKAH AMINAH DAN SITI MENUJU RUANG TUNGGU EKSESKUASI, MEREKA HANYA MELIHATJASAD YANG TAK BERNYAWA KELUAR DENGAN KERENDA KEMATIAN, ISAK TANGIS MENYELIMUTI SUASANA.

UMI LAILA:    “Anakku biarkanlah ibumu pulang dengan tenang, ikhlaskanlah kepergiannya”Ini anakku ibumu memberikan Wasiat Ini kepadaku...ambillah“

AMINAH PUN MENGAMBIL TITIPAN DARI IBUNYA, DAN IA PUN MEMBUKA TITIPAN ITU YANG BERISI SEHELAI PAKAIAN YANG BERLUMURAN DARAH, SITI DAN AMINAH SEOALAH MEMANDIKAN TUBUHNYA DENGAN DARAH IBUNYA.

AMINAH DAN SITI:                        “Mak..Mak..

KEMUDIAN UMI LAILA MEMANDANGI SESOSOK WANITA BERPAKAIAN RAPI DENGAN JAS HITAM BERDASI MEMEGANG TAS HITAM IA PUN MENYAPANYA.

UMI LAILA:                         “Ibukah Utusan Negara Zainab

DENGAN PENUH KEHARUAN, DAN SANGAT TERPUKUL BERSALAH, IBU TERSEBUT MENJAWAB PERTANYAAN UMI LAILA.

UTUSAN NEGARA:                        “Ya Benar..BU?”

UMI LAILA PUN MEMBERIKAN IKATAN KEPALA ZAINAB KEPADA UTUSAN NEGARANNYA.

UMI LAILA:                          “Ini Bu..?”

UTUSAN NEGARA ITU PUN MEMBUKA WASIAT DARI ZAENAB IA PUN SANGAT TERHARU, SEOLAH ITU MERUPAKAN SINDIRAN BAGI NEGARANYA.

UMI LAILA DENGAN BERAT IA MELANGKAH, AMANAH YANG DIBERIKAN KEPADANYA SUDAH TERSAMPAIKAN. DENGAN PERGINYA UMI LAILA MENINGGALKAN PENERIMA WASIAT, MAKA BERAKHIRLAH KISAH SEORANG WANITA YANG KUAT, WANITA YANG MEMPERTAHANKAN HARGA DIRI MARTABAT