Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Rabu, 07 Agustus 2013

SUARA JAMANI: TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN

SUARA JAMANI: TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHANOase Ramadhan

Selasa, 06 Agustus 2013

TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN

TETES AIR MATAKU DIAKHIR RAMADHAN
oleh : Jamani, S.Pd.I

Sebulan penuh bersama-mu..segala hal nafs (diri) tertahan untuk mengaharapkan keridhoaan-Mu ya’’Allah..dan safaatmu wahai Nur Allah Muhammad SAW. Dari awal kupersiapkan untuk beribadah namun –Ku tetap saja disibukkan duniawi yang seolah mengisolasiku...Wahai Ramadhan engkau telah siapkan segala pintu Keberkahan, kemapunan, kenikmatan, dan kedamaian..untuk mensucikan hati ini yang penuh Dosa dan Kemaksiatan..
Aku terlena..aku tak menyadari bahwa apa yang kulewatkan dihari-hari..MU
Sebuah penantian ku sia-siakan ..apakah aku akan bertemu dengan –Mu...
Aku hina dari kehidupan duniawi yang meyelimuti hati ini hingga ayat-ayat suci terlupakan..
Aku akui wahai ramadhan ..aku sadar wahai ramadhan al-Mubarok,

Menahan diri bukan karena kekuatan fisik yang kau harapkan wahai ramadhan,..tapi hati yang diselimuti “iman” dan Ketaatanlah yang menjadikan engkau mulia dan engkau bulan mulia dari seribu bulan. Engkau mulia karena engkau terpilih menjadi waktu turunnya Firman Maha Suci..Maha Mulia, Maha Agung, ..
Maha Kholiq Bersumpah demimu wahai Ramadhan bahwa engkau adalah bulan-Nya...
Engkau adalah Hak-Nya..Engkau terpilih ..Engkau adalah tempat dimana apa yang ada dilangit turun kebumi dimalam lailatul Qadr..

Astaghfirullah..astaghfirullah..Astaghfirullah..engkau meninggalkan-KU wahai Ramadhan..egkau memberikan banyak makna dalam hidup..ku..meski aku menyesali perbuatan-Ku..namun aku tetap tidak berputus asa mengharapkan ampunan..aku tetap terus hidup ..aku tetap optimis sebagaimana engkau mengajarkan-Ku..Wahai Ramdhan..

Dimalam ini sepi ku rasakan..tiada lagi kudengar ayat-ayat suci dikumandangkan, bergema disaat tradisi khatam dilakukan..
Aku tak tahan menahan air mataku..wahai ramdhan..akankah kita bertemu lagi di tahun akan datang..semoga sang Khaliq memberiku nyawa panjang..dan bertemu dengan mu..
Selamat tinggal ramadhan..akan kutunggu engkau..akan ku sambut engkau ..Ramadhan al-Mubarok..

Aku mencintaimu ramadhan..aku merindukanmu.

Jumat, 02 Agustus 2013

Cara dan Ketentuan Shalat Id (ied)

Berbagai cara shalat idul fitri sudah banyak yang menjelaskan tentunya. untuk menambah pengetahuan anda, kali ini saya infokan Cara dan Ketentuan Shalat Idkembali dari sumber yg terpercaya, tentang cara shalat iedul fitri (shalat ied)
1. Sutrah (pembatas shalat) bagi imam
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju lapangan pada hari raya, beliau memerintahkan untuk menancapkan bayonet di depan beliau, kemudian beliau shalat menghadap ke benda tersebut. (H.r. Al-Bukhari)2. Shalat Idul Fitri dua rakaatUmar bin Khaththab mengatakan, “Shalat Jumat dua rakaat, shalat Idul Fitri dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat ….” (H.r. Ahmad dan An-Nasa’i; dinilai sahih oleh Al-Albani)
3. Shalat dilaksanakan sebelum khotbahDari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma; beliau mengatakan, “Saya mengikuti shalat id bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiallahu ‘anhum. Mereka semua melaksanakan shalat sebelum khotbah.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)
Takbiratul ihram di rakaat pertama lalu membaca doa iftitah, kemudian bertakbir tujuh kali. Di rakaat kedua, setelah takbir intiqal, berdiri dari sujud, kemudian bertakbir lima kali.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir ketika Idul Fitri dan Idul Adha; di rakaat pertama sebanyak tujuh kali takbir dan di rakaat kedua sebanyak lima kali takbir selain takbir rukuk di masing-masing rakaat.” (H.r. Abu Daud dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takbir ketika shalat Idul Fitri: tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua, dan ada bacaan di masing-masing rakaat.” (H.r. Abu Daud dan At-Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Al-Baghawi mengatakan, “Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat maupun orang-orang setelahnya. Mereka bertakbir ketika shalat id: di rakaat pertama tujuh kali –selain takbiratul ihram– dan di rakaat kedua lima kali –selain takbir bangkit dari sujud–. Pendapat ini diriwayatkan dari Abu bakar, Umar, Ali … radhiallahu ‘anhum ….” (Syarhus Sunnah, 4:309; dinukil dari Ahkamul Idain, karya Syekh Ali Al-Halabi)
Artikel ini bersumber dari : oleh Ustadz Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com). 
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
Artikel ini bersumber dari : oleh Ustadz Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com).
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
5. Mengangkat tangan ketika takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir shalat id.” (Ahkamul Idain, hlm. 20)
Akan tetapi, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa beliau mengangkat kedua tangan setiap takbir tambahan shalat id. (Zadul Ma’ad, 1:425)
Al-Faryabi menyebutkan riwayat dari Al-Walid bin Muslim, bahwa beliau bertanya kepada Imam Malik tentang mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan. Imam Malik menjawab, “Ya, angkatlah kedua tanganmu setiap takbir tambahan ….” (Riwayat Al-Faryabi; sanadnya dinilai sahih oleh Al-Albani)
Keterangan: 
Takbir tambahan: Takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
6. Zikir di sela-sela takbir tambahan
Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan, “Tidak terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang zikir tertentu di sela-sela takbir tambahan.” (Ahkamul Idain, hlm. 21)
Meski demikian, terdapat riwayat yang sahih dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu; beliau menjelaskan tentang shalat id, “Di setiap sela-sela takbir tambahan dianjurkan membaca tahmid dan memuji Allah.” (H.r. Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Disebutkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan, ‘(Di setiap sela-sela takbir, dianjurkan) membaca hamdalah, memuji Allah, dan bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’” (Zadul Ma’ad, 1:425)
7. takbir ketika shalat Idul Fitri
Setelah selesai bertakbir tambahan, membaca ta’awudz, membaca Al-Fatihah, kemudian membaca surat dengan kombinasi berikut:

  • Surat Qaf di rakaat pertama dan surat Al-Qamar di rakaat kedua.
  • Surat Al-A’la di rakaat pertama dan surat Al-Ghasyiyah di rakaat kedua.

8. Tata cara shalat Idul Fitri selanjutnya
“Tata cara shalat id selanjutnya sama dengan shalat lainnya, tidak ada perbedaan sedikit pun.” (Ahkamul Idain, hlm. 22)

Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
8. Tata cara shalat Idul Fitri selanjutnya
“Tata cara shalat id selanjutnya sama dengan shalat lainnya, tidak ada perbedaan sedikit pun.” (Ahkamul Idain, hlm. 22)
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - See more at: http://peluangusahabisnisbaru.blogspot.com/2013/07/cara-shalat-idul-fitri-ied.html#sthash.eYyvfFso.dpuf
Itulah tata cara shalat idul fitri semoga bermanfaat untuk anda di bulan ramadhan tahun ini. - 



4. Bacaan Takbir ketika shalat Idul Fitri



Semua kombinasi tersebut terdapat dalam riwayat Muslim, An-Nasa’i, dan At-Turmudzi.

Rabu, 31 Juli 2013

Khutbah Idul Fitri;Memaknai SIlaturahim di hari Kemenangan

MEMAKNAI SILATURAHIM DIHARI KEMENANGAN
(BAGIAN 1)
Oleh : Jamani, S.Pd.I
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Alhamdulillah, maha terpuji Tuhan sekalian alam, seluruh alam memuji kebesaran dan keagungan-Nya... dibumi, dilaut, dilangit atas kemenangan dihari yang fitri. Sukacita menyambut dan merayakan idul fitri nan bahagia.
Kalimat-kalimat takbir menggema diseluru alam, tak terkecuali, tua muda, anak-anak, kaya miskin, semua bersuka cita dihari kemenangan.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Subhanallah, maha suci Allah dengan kesucian-Nya, beruntunglah bagi yang menyucikan jiwanya dihari yang suci, dan merugilah bagi yang mengotorinya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Lailah ha illahllah , tiada tuhan melainkan Allah wazalla, allah yang Maha berkuasa atas segala sesuatu, maha pemberi pertolongan, maha pemeberi petunjuk dan maha menghendaki segala sesuatu, maha pengampun atas makhluknya dan manusia dari kesalahan dan kehilapan yang diperbuat.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para hadirin jamaah idul fitri rahimakumullah
Sebulan penuh kita berpuasa, menahan segala lapar dan dahaga, sebulan penuh kita diberikan bimbingan melalui membaca firmannya..sebulan penuh beribadah melalui shalat-shalat lail tarawih dan witr bersama,..dan memberikan suatu malam suci lailatul qadr yang dikehendakinya..dan mengajarkan kita membersihkan jiwa dari kekotoran, kebakhilan, kekikiran, ketamakkan serta kesombongan melalui zakat fitrah. Selain itu kita diajarkan bagaimana menyantuni , menciptakan kasih sayang dan selalu hidup dengan  saling mangasihi, sikaya dan simiskin hidup dengan penuh kebersamaan..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para  Hadirin jamaah idul fitri rahikumullah
Pada hari ini, kita menyambut hari kemenangan ummat islam, seluruh dunia menyambutnya dengan sukacita...tidak terkecuali dimanapun berada.
BERTASBIH, BERTAMID, BERTAKBIR,
Sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan dihari yang fitri penuh bahagia...
Pakaian serba baru, cat rumah berwarna-warni, juadah makanan dan kue serba ada..sebagai ungkapan bahagia menyambut di hari raya tahun ini.
Tak dapat kita pungkiri hal tersebut kita lakukan sebagai tradisi turun temurun sebagai ungkapan rasa senangnya menyambut lebaran.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Dengan maha kasih sayang Allah kepada hambanya, agar hari raya idul fitri tahun ini lebih bermakna yang paling utama adalah membersihkan hati dengan menjaga dan menyambung silaturahim yang terputus, saling maaf-memaafkan jika khilaf kata dan perbuatan dalam pergaulan antar sesama yaitu : terhadap orang tua, suami istri, saudara-saudara kita, abang, kakak, dan adik kita, kemudian terhadap keluarga kita, paman, bibi, sepupu, keponakan, serta kerabat lainnya. Selain itu kita juga saling memaafkan dan minta maaf kepada tetangga dekat dan jauh, serta di lingkungan masyarakat kita.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Lepaskan dan hilangkan  semua hati yang penuh rasa dendam, egois, gengsi untuk meminta maaf akibat hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Hilangkan persengkataan yang hanya membuat hari yang fitri ini tiada bermakna.
Apalah arti berpakaian serba baru kalau hati masih penuh kedongkolan dalam rumah tangga, apalah arti rumah bercat warna-warni kalau sama saudara saling sengketa dan tidak saling sapa, apalah arti juadah makanan dan kue serba ada kalau hati penuh kedengkian dan keegoaan...
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para hadirin jamaah idul firti rahimakumullah
 Sehubungan  dengan tema khutbah id kita tahun ini yakni “menjaga dan menyambung silaturahim menuju idul fitri lebih bermakna”
1.   Menjaga dan hubungan silaturahmi terhadap orang tua
Sangat beruntunglah bagi kita yang masih sempat meminta maaf atas kehilapan kata-kata sikap n perbuatan yang sempat menitiskan air matanya...menyinggung perasaannya, memperlakukannya seperti anak kecil, tapi ia sebagai orang tua dengan kasih sayang dan keikhlasannya memaafkan kita dengan penuh kebahagiaan karena sang anak mencium tangannya dihari yang fitri...
Ada juga diantara kita tahun lalu masih dapat bersama-sama dan bersalaman dengan kedua orang tua, tapi tahun ini orang tua telah tiada, ibu yang mengandung kita, membesarkan kita, membimbing, serta kasih sayang yang slalu tercurah kepada kita, ...tetapi pada tahun ini kita hanya meratapi nisan yang bertulis namanya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR,  WALILLAHIL HAM
Akan tetapi Lebih menyedihkan dihari raya tahun ini,ada diantara kita tidak sempat memohon ampun atas kehilafan yang diperbuat disaat sisa hidupnya, tangan kita berat untuk memandikan ketika orang tua kita ingin mandi, berat tangan kita untuk menyuapkan makanan ketika ia lapar, berat tangan kita ketika ia haus, jijik tangan kita ketika ia ingin membuang hajat, mengulur-ngulur waktu dan hitung-hitungan pergi berobat  ketika ia sakit sampai –sampai ketika ia dalam sakratul maut kita tidak disisinya, dan bahkan ketika ia dikubur kita tidak menemuinya...
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HA
Ingatlah kenangan indah kita dimasa kecil. Ingatkah kita ketika kita memegang tangan ibu, ingatkah kita ketika tangisan kita sepanjang malam ketika kita masih bayi dan orangtua kita tetap sabar dan bahagia menemani kita  meskipun esok hari mesti bekerja?, lalu mengapa sekarang kita merasa congkak kepada mereka dan menganggap mereka tak level lagi bagi kita? Apakah kita lupa ketika dulu di perut ibu kita menyedot darahnya, makan zat besi dan kalsium darinya, setelah lahir punggung ibu menjadi sakit dan tidak bisa berdiri tegak karena melahirkan kita? Namun dia begitu bahagia merasakan kelelahan itu?
Al-Qur’an berkata kepada kita :
“dan ucapkanlah wahai rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku waktu kecil, (Q.S al-Isra: 24’)
Al-Qur’an juga berkata kepada kita:
“ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu (Q.S Luqman: 14)
2.   Menjaga hubungan Keluarga
3.   Menjaga Hubungan dengan keluarga sanak saudara
4.   Menjaga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat


Penjelasan berikutnya akan dilanjutkan pada tulisan bagian 2........

Selasa, 30 Juli 2013

Shalat witir

Add caption

Shalat witir


  • Shalat witir sunnah mu’akkadah, rasulullah menganjurkan melakukannya dengan sabdanya: shalat witir haq bagi setiap muslim. (HR. Abu Daud dan Nasa’i)([1])

  • Waktu shalat witir:
Dari habis shalat isya’ hingga terbitnya fajar yg kedua, dan bagi yang yakin bangun, di akhir malam lebih utama, berdasarkan perkataan aisyah ra: pada setiap malam rasulullah saw shalat witir, di awal malam, di pertengahan malam, dan di akhirnya, maka witir beliau selesai pada waktu sahur. (muttafaq alaih) ([2])

  • Sifat shalat witir:
Witir bisa dilakukan satu rakaat, atau tiga rakaat, atau lima, atau tujuh, atau sembilan, jika rakaat-rakaat ini bersambung dengan satu slam. (HR. Muslim dan Nasa’i)([3]) .
  • Paling sedikit shalat witir satu rakaat, dan paling banyak sebelas rakaat, atau tiga belas rakaat, dilakukan dua-dua, dan berwitir satu rakaat, kesempurnaan paling rendah tiga rakaat dg dua salam, atau dengan satu kali salam, dan tasyahhud satu di akhirnya, dan disunnahkah pada rakaat pertama membaca surat al-A’la, pada rakaat kedua al-Kafirun, dan pada rakaat keempat surat al-Ikhlas.
  • Jika shalat witir lima rakaat, maka bertasyahhud satu kali di akhirnya kemudian salam, demikian pula jika shalat witir tujuh rakaat, jika setelah rakaat keenam bertasyahhud tanpa salam kemudian bangung lagi untuk rakaat ketujuh, maka tidak mengapa.
Dari Abu Hurairah t berkata: kekasihku berwasiat kepadaku dengan tiga hal, aku tidak akan meninggalkannyua hingga mati: berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur setelah shalat witir. (muttafaq alaih)([4]).
  • Jika shalat witir sembilan rakaat, bertasyahhud dua kali: satu kali setelah rakaat kedelapan, kemudian berdiri untuk rakaat yang kesembilan, lalu tasyahhud dan salam, akan tetapi yang lebih afdhal adalah shalat witir satu rakaat tersendiri, kemudian setelah salam membaca: سبحان الملك القدوس tiga kali, dan memanjangkan suaranya pada yang ketiga.
  • Seorang Muslim shalaat witir setelah shalat tahajjud, jika hawatir tidak bangun, maka shalat witir sebelum tidur, berdasarkan sabda nabi r: "Barangsiapa yang hawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah shalat witir di awalnya, dan barangsiapa yang ingin bangun di akhir malam, maka hendaklah shalat witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan, dan itu lebih afdhal. (HR. Muslim)([5]).
  • Qunut pada waktu shalat witir dianjurkan sekali-sekali, siapa yang ingin melakukannya, dan yang tidak ingin, meninggalkannya, dan yang lebih utama lebih banyak meninggalkan daripada melakukan, dan tidak ada dalil shaih bahwa nabi qunut di shalat witir.

  • sifat doa qunut dalam shalat witir
apabila shalat tiga rakaat misalnya, maka mengangkat tangannya setelah berdiri dari ruku’ pada rakaat ketiga, atau sebelum ruku’ setelah selesai membaca surat, lalu memuji Allah dan menyanjungnya, kemudian bershalawat kepada nabi saw, kemudian berdo’a dengan doa yang warid dari nabi saw yg ia sukai, di antaranya:
اللهم اهدني فيمن هديت، وعافني فيمن عافيت، وتولني فيمن توليت، وبارك لي فيما أعطيت، وقني شر ما قضيت، إنك تقضي ولا يقضى عليك، وإنه لا يذل من واليت، ولا يعز من عاديت، تباركت ربنا وتعاليت، أخرجه أبو داود والترمذي.
  • Sekali-sekali membuka qunutnya dengan apa yang diriwayatkan dari Umar t yaitu:
اللهم إياك نعبد، ولك نصلي ونسجد، وإليك نسعى ونحفد، نرجو رحمتك ونخشى عذابك، إن عذابك بالكافرين ملحق، الله إنا  نستعينك ونستغفرك، ونثني عليك الخير  ولا نكفرك، ونؤمن بك وخضع لك، ونخلع من يكفرك. أخرجه البيهقي ([6])
  • Boleh juga menambah doa-doa yang warid namun tidak terlalu panjang, di antaranya:
الله أصلح لي ديني الذي هو عصمة أمري، وأصلح لي دنياي التي فيها معاشي، وأصلح لي آخرتي التي فيها معادي، واجعل الحياة زيادة لي في كل خير، واجعل الموت راحة لي من كل شر. أخرجه مسلم ([7])
اللهم إني أعوذ بك من العجز والكسل، والجبن والبخل، والهرم وعذاب القبر، الله آت نفسي تقواها، وزكها  أنت خير من زكاها، أ،12/01/1427 وليها ومولاها،  الله إني أعوذ بك من علم لا ينفع، ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع، ومن دعوة لا يستجاب لها. أخرجه مسلم ([8])
  • Kemudian di akhir witirnya membaca:
الله إني أعوذ برضاك من سخطك، وبمعافاتك من عقوبتك، وأعوذ بك منك لا أخصي ثناء عليك، أنت كما أثنتيت على نفسك. أخرجه أبو داود والترمذي ([9])
  • Kemudian bershalawat keapada nabi saw di akhir qunut witir, dan tidak mengusap wajahnya dengan tangannya setelah selesai berdoa di waktu qunut witir dan lainnya.
  • Makruh qunut pada selain shalat witir kecuali kalau umat islam ditimpa bencana atau musibah, maka imam disunnahkan qunut pada shalat fardhu setelah ruku’ terakhir, dan suatu kali sebelulm ruku’>
  • Pada qunut nazilah, mendoakan umat islam yang teraniaya, atau mendoakan celaka kepada orang-orang kafir yang zalim, atau kedua-duanya.
  • Shalat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya kecuali shalat fardhu, dan shalat yang disunnahkan berjamaah seperti shalat gerhana, shalat tarawih dan sebagainya, maka shalat di masjid berjamaah.
  • Orang yang sedang dalam perjalanan disunnahkan shalat witir di atas kendaraannya, jika bisa menghadap kiblat pada waktu takbiratul ihram, kalau tidak, maka shalat ke mana saja kendaraannya menuju.
  • Orang yang shalat witir, disunnahkan setelahnya shalat dua rakaat dalam keadaan duduk, kalau ingin ruku’ maka berdiri  untuk ruku’.

  • Mengqadha’ shalat witir:
Siapa yang tidak shalat witir karena ketiduran atau lupa, maka ia melakukannya ketika bangun atau ingat, dan boleh mengqadha’nya antara adzan subuh dan iqamah sebagaimana biasa, dan mengqadha’nya di siang hari dengan genap tidak ganjil, jika di waktu malam shalat witir sebelas rakaat, maka di siang hari mengqadha’nya dua belas rakaat, dua rakaat-dua rakaat.
Dari Aisyah ra bahwasanya apabila rasulullah saw ketinggalan shalat malam karena sakit atau lainnya, beliau shalat di siang hari dua belas rakaat. (HR. Muslim) ([10]).


Shalat Tarawih


  • Shalat tarawih sunnah mu’akkadah, ia ditetapkan dengan perbuatan nabi saw, dan termasuk shalat sunnah yang disyari’atkan berjamaah pada bulan ramadhan.
  • Dinamakan shalat tarawih; karena orang-orang duduk istirahat antara setiap empat rakaat; karena mereka memanjangkan bacaan.

  • Waktu shalat tarawih:
Dilakukan pada bulan ramadhan setelah shalat isya sampai terbit fajar, ia sunnah bagi orang laki-laki dan wanita, nabi saw telah menganjurkan shalat qiyam ramadhan dengan sabdanya:
“barangsiapa yang bangun malam pada bulan ramadhan karena iman dan mengaharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (muttafaq alaih)([11]).

  • Sifat shalat tarawih:
Imam disunnahkan memimpin umat islam shalat tarawih sebelas rakaat, atau tiga belas rakaat, setiap dua rakaat salam, dan ini yang paling utama.
1-   Aisyah ra ditanya bagaimana shalat rasulullah saw di bulan ramadhan? Beliau kt: beliau tidak pernah shalat di bulan ramadhan atau lainnya lebih dari dua belas rakaat, beliau shalat empat rakaat, maka jangan ditanya tengang bagusnya dan panjangnya, kemudian shalat empat rakaat, jangan Tanya tentang bagusnya dan panjangnya, kemudian shalat tiga rakaat. (HR. Bukhari)([12]).
2-   Dari Ibnu Abbas ra berkata: rasulullah saw shalat pada waktu malam tiga belas rakaat. (muttafaq alaih)([13]).
3-   Dari Aisyah ra beliau berkata: Rasulullah saw shalat antara setelah selesai shalat isya’ sampai shalat subuh sebelas rakaat, beliau salam setiap dua rakaat, dan shalat witir satu rakaat. (HR. Muslim)([14]).
  • Sunnah bagi imam shalat tarawih sebelas rakaat, atau tiga belas rakaat, di awal ramadhan dan akhirnya, akan tetapi di akhirnya (sepuluh malam terakhir) memanjangkan pada waktu berdiri, ruku’ dan sujud, karena nabi saw bangun padanya semalam penuh, dan jika shalat lebih sedikit atau lebih banyak, maka tidak mengapa.
  • Yang afdhal bagi makmum shalat bersama imam hingga selesai, baik imam shalat sebelas rakaat maupun tiga belas rakaat, atau dua puluh tiga atau lebih sedikit atau lebih banyak agar ditulis baginya qiyamul lail semalam penuh, berdasarkan sabda nabi saw: “siapa yang shalat bersama imam hingga selesai, maka ditulis baginya qiyamul lail satu malam. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)([15]).
  • Yang menjadi imam pada bulan ramadhan adalah yang paling bagus bacaannya dan paling baik hafalannya, kalau tidak bisa, maka imam membaca sambil melihat qur’an, yang lebih utama imam memperdengarkan al-Qur’an kepada seluruh makmum, kalau tidak bisa maka sebagiannya.
  • Doa khatmul Qur’an di bulan ramadhan dan lainnya dilakukan di luar shalat bagi yang menginginkan, dan doa khatmul qur’an di dalam shalat tidak disyari’atkan; karena tidak ada riwayat yang shahih dari nabi saw dan tidak pula dari salah salah satu sahabat radhiyallahu anhum.
  • Siapa yang biasa shalat tahajjud –yaitu shalat di akhir malam- menjadikan shalat witir setelah tahajjud, jika shalat bersama imam dan imam shalat witir, maka ia shalat witir bersamanya, jika shalat di akhir malam maka shalat genap.
  • Apabila wanita ingin keluarg untuk shalat fardhu di masijd atau shalat sunnah, maka ia harus memakai pakaian sederhana tanpa memakai parfum.
  • Apabila ada dua imam yang memimpin shalat tarawih, maka orang yang shalat bersama keduanya ditulis baginya qiyamul lail penuh; karena yang kedua menjadi ganti bagi yang pertama dalam menyempurnakan shalat.


Shalat 'Ied


  • Dalam islam ada tiga hari raya:
1-   Idul fitri pada tanggal satu syawwal setiap tahun.
2-   Idul adha pada tanggal sepuluh dzul hijjah setiap tahun.
3-   Id setiap minggu pada hari jum’at, dan ini telah disampaikan sebelumnya.
  • Shalat idul fitri dilakukan setelah selesai puasa bulan ramadhan, shalat idul adha dilakukan selesai haji dan sepuluh hari bulan zulhijjah, keduanya termasuk kebaikan islam, umat islam menunaikannya setelah melakukan dua ibadah yang agung sebagai syukur kepada Allah I.
  • Hukum shalat dua hari raya: sunnah mu'akkadah atas setiap muslim dan muslimah.
  • Waktu shalat ied:
Mulai matahari meninggi setinggi tombak hingga tergelincir, jika tidak tahu datangnya ied kecuali setelah tergelincir matahari, maka shalat pada esok harinya, pada waktunya, dan tidak menyembelih hewan kurban kecuali setelah selesai shalat ied.
  • Sifat pergi untuk shalat ied:
Orang yang pergi shalat ied disunnahkan membersihkan diri, memakai pakaian yang paling bagus; untuk menampakkan kegembiraan pada hari itu, adapun wanita, tidak boleh menampakkan perhiasannya dan tidak memakai parfum, pergi shalat bersama-sama orang, sedangkan wanita haid, ia mendengarkan khutbah ied dan tidak masuk tempat shalat.
  • Makmum disunnahkan pergi pagi-pagi setelah shalat subuh dengan berjalan kaki jika bisa, adapun imam maka agak akhir hingga tiba waktu shalat, dan disunnahkan pergi melalui satu jalan dan kembali melalui jalan lain, untuk menampakkan syi'ar, dan mengikuti sunnah nabi.
  • Disunnahkan makan beberapa biji kurma sebelum berangkat shalat idul fitri, adapun shalat idul adhal disunnahkan tidak makan sebelum shalat hingga makan dari kurbannya jika berkurban.
  • Tempat shalat ied:
Shalat ied dilakukan di tanah lapang dekat kota, jika sudah sampai ke tempat shalat, maka shalat dua rakaat dan duduk berdzikir kepada Allah, dan shalat ied tidak dilakukan di masjid kecuali ada halangan seperti hujan dan sebagainya.
  • Jika telah memasuki tempat shalat ied, boleh shalat sunnah sebelum shalat ied dan sesudahnya selama tidak pada waktu yang dilarang, maka tidak disyari'atkan kecuali shalat tahiyatul masjid, jika telah pulang ke rumahnya disunnahkan shalat dua rakaat.
  • Sifat shalat ied:
Jika tiba waktu shalat, maka imam maju dan memimpin shalat dua rakaat tanpa adzan dan iqamah, pada rakaat pertama bertakbir tujuh kali atau sembilan kali dengan takbiratul ihram, dan pada rakaat kedua lima kali setelah berdiri.
Kemudian setelah membaca fatihah disunnahkan membaca surat al-A'la dengan keras pada rakaat pertama, dan pada rakaat kedua setelah fatihah membaca surat al-Ghasyiyah, atau pada rakaat pertama membaca surat Qaaf, dan pada rakaat kedua membaca surat (iqtarabatissaa'ah), suatu kali membaca ini, dan suatu kali membaca yang itu.
Setelah salam, berkhutbah satu kali menghadap kepada jamaah, hendaklah isi khutbah adalah memuji Allah, bersyukur kepadanya, menyanjungnya, mengingatkan wajibnya mengamlkan syari'at Allah, mendorong mereka bersedekah, menganjurkan untuk berkurban dan menjelaskan hukum-hukumnya kepada mereka.
  • Apabila hari raya bertepatan pada hai jum'at, maka siapa yang telah shalat ied gugur baginya shalat jum'at, maka shalat dhuhur, adapun imam dan orang yang tidak shalat ied, maka wajib shalat jum'at.
  • Apabila imam lupa salah satu takbir dan sudah mulai membaca maka gugur; karena takbir itu sunnah dan telah lewat waktuya, dan tidak mengangkat tangan pada takbir-takbir tambahan pada kedua rakaat di shalat ied dan shalat istisqa'.
  • Disunnahkan bagi imam menasihati wanita dalam khutbahnya, mengingatkan mereka akan kewajibannya, dan menganjurkan mereka bersedekah.
  • Siapa yang mendapatkan shalat bersama imam sebelum salam pada shalat ied



([1])  Sunan Abu Daud no (1422), Sunan Nasa'I no (1712).
([2])  Shahih Bukhari no (996), Shahih Muslim no (745).
([3])  Shahih Muslim no (746), Sunan Nasa'I no (1713).
([4])  Shahih Bukhari no (1178), Shahih Muslim no (721).
([5])  Shahih Muslim no (755).
([6]) HR. Baihaqi no (3144), Irwa’ ghalil no (428)
([7])  Shahih Muslim no (2720)
([8])  Shahih Muslim no (2722)
([9])  Sunan Abu Daud no (1427) Sunan tirmidzi no (3566)
([10]) Shahih Muslim no (746)
([11])  Shahih bukhari no (2009), shahih Muslim no (759)
([12])  Shahih bukhari no (1147)
([13])  Shahih Bukhari no (1138), Shahih Muslim no (764)
([14])  Shahih Muslim no (736)
([15])  Sunan Abu Daud no (1375), Sunan tirmidzi no (806)