Anakku Negaraku
Karya: Jamani
(Terinspirasi
dari Kisah nasib para TKW Indonesia yang divonis Mati& Diilhami dari kisah-kisah
tragedi kekerasan terhadap Perempuan Indonesia)
KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “Anakku, Negaraku” adalah tragedi
kehidupan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang divonis matikini
banyak diberitakan diberbagai media, suatu peristiwa yang syarat akan pesan
moral dan pendidkan. Hal ini kami pertimbangkan sebagai salah satu cara agar pementasan
theatre yang kami sajikantidak hanya dapat menjadi hiburan bagi penonton tapi
juga dapat digunakan sebagai pelajaran dan media untuk merefleksi diri. Cerita
ini juga merupakan kisah menyedihkan, mengharukan nasib seorang TKW yang
divonis mati, Demi sesuap nasi dan demi mempertahankan hidup, rela meninggalkan
keluarga dan Negerinya. Niat mereka hanya itu tetapi bukan untuk membunuh.
Namun Akibat kekerasan dan penganiayaan sang majikan akhirnyatidak mampu melakukan
pembelaan diri ibarat pepatah “Bagai anjing
menyalak di ekor gajah””, Orang
yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan
berhasil. Akibat Kurangnya pembelaan dari Negaranya,
dan otoritas hukum akhirnyaVonis Hukuman mati adalah sebuah kepasrahan bagi TKW
Indonesia, padahal mereka adalah“Pahlawan Devisa Negara”.
SINOPSIS
Cerita “ANAKKU, NEGARAKU” dimulai ketika Zainab, 33
tahun, seorang TKW, bertatus janda memiliki 2 anak perempuan Aminah (21) dan
Siti (17) yang ditiipkan kepada neneknya.
Zainab menikah diusia yang sangat muda (12 tahun). Pada saat ia
mengandung 4 bulan suaminya meninggal. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi TWK
ke Arab yang pada waktu itu anaknya siti sudah lahir dan masih berusia 6 bulan.
Zainab berharap dengan penghasilannya ia dapat menafkahai kedua anaknya dan menjadikan
merekaanak yang berpendidikan tinggi sebagai sarjana. Kurang lebih 15 tahun ia
bekerja di di Arabdari rumah ke rumah. ia tidak pernah pulang ke kampung
halamanya hanya mengirim surat lewat Pos dan sesekali menelpon lewat telpon
umum. Nasib sial menimpanya zaenab di tahun terakhir ia mendapat majikan tidak
seperti sebelumnya. Ia sering mendapatkan tekanan, penganiaayan, hinaan dan makian
bahkan ingin mengancamuntuk membununhnya.Akhirnya zainab pun terlibat dalam
aksi pembunuhan terhadap majikannya. Dengan Kepasrahan zaenabpunmengakui
perbuatannya dan menyerahkan diri kepada kepolisian. Karena perbuatannya itu
dia kemudian dijatuhi hukuman mati.Selama di sel ia mengalami goncangan jiwa
degan persitiwa yang di alaminya. kemdudian zainab sangat menyayangkan waktu
eksekusi telah dipercepat yang seharusnya masih 7 hari lagi setelah putusan
pengadilan. Karena penuntut dari keluarga terhormat ingin segera eksekusi
dilaksanakan agar pihak keluarga merasa ketenangan.Zainab hanya pasrah dan ia
bisa berkata-kata mengharapkan anaknya dan negaranya. Sebelum dieksekusi, ia
diminta untuk mengajukan keinginan terakhir. Zainab pun hanya miminta, dipakaikan
putih yang akan di pakai saat ia di pancung untuk diberikan kepada kedua
anaknya, agar darah itu bisa menyentuh kedua tubuh anaknya. Dan kedua, saat ia
dipancung ia ingin menggunakan Ikat Kepala Berwarna merah putih untuk
diserahkan kepada utusan negara untuk mengingatkan kepada negaranya bahwa para
TKW Bukanlah titipan untuk Membunuh tapi karena melawan Kemiskinan,
Kemelaratan, dan terpuruknya kehidupan dirinya dan keluarganya, Maka mereka
berharap adanya Pembelaan dari Negaratentang nasib-nasib mereka yang bekerja divonis
mati di luar negeri. Mereka ingin negara menegakkan dan Menjunjung tinggi
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” sesuai falsafah negaranya”.
KONSEP PANGGUNG
Cerita ini terdiri dari empat babak, Babak
pertamadi kamarnya Aminah merasakan sesuatu firasat burukdan meratapi foto
ibunya yang sudah hampir 1 tahun tidak ada kabar berita dari ibunya. Sedangkan
siti adiknya sangat kesal merasa kurang kasih sayang ibunya. Tiba-tiba Aminah
mendapat surat dari Ke Menterian Luar Negeri RI. Akhinya Aminah sangat shockjatuh
pingsanmembaca isi surat bahwa ibunya dijatuhi
hukuman mati.Babak keduaZaenabberada di sel meratapi perbuatannya.Babak
ketiga di tempat ekseskusi, dimana zaenab terpancung dan Babak 4 diluar
ruang eksekusipihak kepolisian menyerahkan titipan Zaenab kepada kedua anaknya
dan utusan Negara. Konsep panggung sengaja kami buat dengan sederhana, karena
menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan kemampuan kami. Kemudian untuk
dialog bahasa arab di ungkapkan dengan bahasa indonesia, hal ini untuk
memperudah para penonton memahami dialog tersebut dan tentunya dengan
keterbatasan.Namun tetap kami usahakan sebaik yang kami bisa lakukan agar tidak
mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
RANCANGAN PANGGUNG
Babak 1 :
Ruang Kamar
Babak 2 :
Sel
BabaK 3 :
Tempat Eksekusi
Babak 4 :
Diluar tempat eksekusi
PROPERTI PANGGUNG :
Babak 1 :Tempat Tidur, meja, kursi, vas bunga, foto dan buku-buku
Babak 2 :Bambu untuk sel, Kursi, Meja, pentungan, Borgol, Kunci dan, Koran.
Babak 1 :Tempat Tidur, meja, kursi, vas bunga, foto dan buku-buku
Babak 2 :Bambu untuk sel, Kursi, Meja, pentungan, Borgol, Kunci dan, Koran.
Babak 3 :
Proses Eksekusi Pedang, tempat eksekusi, ikat kepala
Babak 4 :
Kerenda, Pakaian dan Ikat kepala
KONSEP BUSANA :
Zaenab :Baju tahanan, berkerudung,
Sipir :
Baju polisi Arab
Aminah :
Baju pajang, kerudung hitam, rok
Siti : Baju kaos panjang, celana jean, jilbab pendek
Utusan Negara : Kemeja,
jas dan celana berwarna gelap tampak rapi
Petugas : Baju Polisi Arab
Algojo : Berjubah putih, bertopeng, sal
Sutradara : Jamani
Penata Rias & Busana : Per Apriandi.
Penata Musik: Parianto.
Penata panggung dan Properti: SKUTER (SMK Kayong
Utara Theater)CREW.
Pengorganisasian dan Karakterisasi : Ichwani As,
Devi Sari
Para Pemain :
Saraswatisebagai Zaenab
Firda Chyntia sebagai Kapala
Sipir
Marfiatun ZulfidasebagaiSiti
Krisnawati sebagai Aminah
Sunardisebagai Petugas
Pety Ayu AzharisebagaiUtusan Negara
Krisnawati sebagai Aminah
Sunardisebagai Petugas
Pety Ayu AzharisebagaiUtusan Negara
Deni RamdhansebagaiAlgojo
NASKAH CERITA
BABAK 1
PANGGUNG GELAP CAHAYA SOROT LAMPU MUNCUL DI
RUANG KAMAR TERTUJU KEPADA AMINAH YANG YANG SEDANG DUDUK DI KASURNYA MEMANDANGI
FOTO IBUNYA ZAENAB
AMINAH 1 : “Mak,
apa kabarmu di sana, sudah setahun mak tidak ada kabar, kami sangat merindukanmu
mak”. Semoga mak baik-baik saja mak. Entah mengapa mak, dalam 2-3 hari ini minah
selalu bermimpi buruk tentang mak,Minah selalu merasakan ada sesuatu yang akan
terjadi pada mak”.Tapi..mudah-mudahan itu hanya perasaan minah..
AMINAH PUN MELETAKKAN ALBUM IBUNYA DI ATAS
KASUR DAN BERDIRI MENUJU MEJA BELAJAR, SAMBIL TERSENYUM SENDIIRI MENGINGAT MASA
LALUNYA KETIKA BERSAMA IBUNYA.
AMINAH 2 : “Oh
ya mak.. ada kabar gembira buat mak, alhamdulillah berkat nasihat mak dan hasil
keringat mak membanting tulang untuk siti dan minah, sekarang minah sudah
sarjana mak, siti juga sudah kelas X SMK, Minah ingin sekali mak tahu mendengar
kabar ini?”Tapi kemana..mak, sepucuk suratpun tidak ada....minah rindu mak,..?”
TIBA-TIBA SITI DATANG MENGHAMPIRI MINAH DAN
LANGUSNG KE MEJA BELAJARNYA SAMBIL MEMBAWA BUKU DAN SURAT
SITI : “Ehm..Ada
apa sih kak, kedengarannya sedih sekali ?”seperti ada yang mau mati saja?”
AMINAH PUN MENGHAPUS AIR MATANYA YANG
MEMBASAHI PIPINYA. DAN IA PUN MELETAKKAN JUBAH HITAMNYA DI TEMPAT TIDURNYA.
AMINAH : “Tidak
apa-apa Siti, kakak rindu sama mak..?” sudah setahun ini tak ada kabarnya?”
SITI PUN LANGSUNG MENUJU TEMPAT BELAJAR DAN
DUDUK DIKURSI SAMBIL MEMBUKA BUKU YANG DI BAWANYA.
SITI : “Oh..memangnya
kenapa kak?”dari dulu kan, kita sudah terbiasa tanpa mak?”
AMINAH : “Maksudmu,
apa Siti?”
SITI : “ya..maksudku
“kenyataannya kan memang seperti itu kak ?”
AMINAH: “jadi
kamu tidak rindu sama mak ?”
MENDENGAR PERTANYAAN AMINAH, SITIPUN
BANGKIT DARI KURSINYA SAMBIL MENDEKAP DAN MEMBELAKANGI AMINAH.
SITI : “ha..rindu..!!
sama sekali tidak kak !”Aku pun tak tahu seperti apa mak, “akumerasa tidak punya
mak..kak!”
AMINAH : “Siti!”
instighfar siti ? “Kakak mengerti perasaanmu, tapi Tak pantas kau berkata
seperti itu ?
SITI: “Tak
pantas bagaimana kak ?
AMINAH : “dengar
ya Siti, mak meninggalkan kita demi masa depan kita” tanpa mak mungkin kita tak
seperti sekarang?”
SITI: ”ah..!
itu kakak..! “bukan aku!”
AMINAH: “istighfar
Siti !”.
SITI BERDIRI MENGHADAP PENONTON
SITI : “15
tahun kak ?”aku tidak merasakan kasih sayang mak, aku iri dengan anak-anak yang
lain.. saat aku menangis kelaparan, ada mak menyuapiku, saat aku ingin mulai
merangkak , ada mak menuntunku , saat aku sedih dimana mak.....dimana mak..kak!
AMINAH :
“Siti, kakak mengerti apa yang kamu katakan..tapi bukan berarti mak tak sayang
denganmu ?”
SITI : “Sayang
kata kakak, sekarang mana mak ?”Ia lebih mementingkan uang dari pada kita kak?”
AMINAH : “hentikan
ucapanmu Siti, memang mak pergi untuk mencari uang,tapi bukan untuk dirinya
sendiri, , mak ingin kita tetap sekolah, mak ingin kita punya masa depan yang
cerah siti ?”.
SITI TIDAK MENGHIRAUKAN PERKATAAN KAKAKNYA
KARENA IA MERASAKAN DIRINYA KURANG KASIH SAYANG DARI IBUNYA.
SITI: “masa
depan yang cerah” hidupku suram kak?” sudahlah kak, “aku hanya butuh mak yang
nyata bukan mak yang tak jelas !”
MENDENGAR PERNYATAAN ADIKNYA, AMINAH MERASA
SANGAT TERPUKUL SEHINGGA AMINAH TIDAK BISA MENAHAN AMAHRAHNYA.. AKHIRNYA AMINAH
MENAMPAR WAJAH SITI.
AMINAH: “Siti!
astaghfirullah, apa yang ku lakukan?
SITI: “puas
hati kakak” pukul aku kak? Apa perlu bunuh saja aku kak!!
AMINAH SANGAT MENYESALI PERBUATANYA YANG
TAK SEHARUSNYA IA LAKUKAN KEPADA SITI. DAN IA PUN MEMELUK SITI DENGAN ERAT.
AMINAH : “Maafkan kakak Siti?”Kakak tak bermaksud kasar
padamu”
SITI: “sudah lah kak” kakak sama mak sama saja, tak
mengerti perasaanku ! aku butuh mak kak, aku tak ingin mak jauh dariku.. aku
ingin mak setiap saat bersamaku kak ?
AMINAH PUN BERUSAHA MENENANGKAN SITI
SEHINNGA MEMELUKNYA DENGAN ERAT, DAN IA SANGAT MEMAHAMI APA YANG DIRASAKAN SITI
KARENA KURANGNYA SENTUHAN KASIH SAYANG SEORANG IBU.
AMINAH : “kakak
juga Siti, kakak merasakan apa yang kamu rasakan, dulu kakak sama sepertimu,sebelum
nenek meninggal, nenek pernah berceritabahwa mak pergi menjadi TKW karena
keadaan yang memaksanya, sejak ayah meninggal mak siang malam membanting
tulang, ia tak pernah lelah mencari nafkah, ia ingin kita tumbuh seperti anak
yang lain”. ia tak ingin kita seperti apa yang dialami mak”.
PERASAAN SITI MULAI MENGERTI APA YANG
DISAMPAIKAN KAKAKNYA BAHWA IBUNYA MERUPAKAN SOSOK WANITA YANG KUAT DALAM
MENGHADAPI COBAAN HIDUP.
SITI: “Iya
kak, maafkan siti ya kak?
AMINAH: “Ia
siti, kakak juga” ini surat apa siti ?
SITI: “itu
surat dari Pak RT kk”.
AMINAH: “Sepertinya
surat ini penting..dari Kementerian Luar negeri,
SITI: “iya
kak..?”
MINAH PUN MEMBACA ISI SURAT TERSEBUT, KALIMAT
DEMI KALIMAT,TERNYATA SURAT YANG DIBACANYA ADALAH SURAT KEPUTUSAN PENGADILAN BAHWA IBUNYA DIVONIS
HUKUMAN MATI.
AMINAH: “Astarfirullahal’azim”
tidak..tidak mungkin Ya..Allah ..mak..mak
AMINAH TAK BERRDAYA DAN BATINNYA SANGAT
TERGUNCANG MENGETAHUI BAHWA IBUNYA DIVONIS MATI
SITI: “kak...kak
ada apa..kak..!!”bangun kak. “.
BABAK 2
CAHAYA LAMPU GELAP TIBA-TIBA SOROT LAMPU
MENUJU ZAENAB- YANG TERBARING DI BALE DI DALAM SELNYA. ZAENAB TIBA-TIBA
BERTERIAK SEKUAT TENAGA SEPERTI ORANG KESURUPAN.
ZAINAB : “Minaaaaaaah..!”
UMI LAILA (35 Th) SIPIR PENJARA TERKEJUT
YANG SEDANG MEMBACA KORAN. SAMBIL MEMBAWA PENTUNGAN – IA MENGAHMPIRI, MATANYA
MENATAP ZAINAB DENGAN TATAPAN TANPA
EMPATI, MESKI IA TAMPAK BERUSAHA MENAHAN SUARANYA, SUARANYA TETAP TERDENGAR
KETUS – CULAS.
UMI LAILA :”Hei..
Apa..apaan teriak teriak seperti itu“
ZAINABMENDADAK STATIS OLEH SUARA KERAS UMI
LAILA. IA MULAI MENYADARI IA BARU SAJA MENGALAMI MIMPI BURUK DAN SELURUH
TUBUHNYA BERGETAR:
ZAENAB :”Anakku..Anakku..anaku”?
UMI LAILA :“Penghuni
penjara ini bukan cuma kamu zainab. Mimpi buruk itu biasa. Jadi gak usah
teriak-teriak. Membunuh seorang Majikan yang menghidupimu mampu, menghadapi
mimpi buruk kok seperti orang kesurupan.”
ZAENABMENCOBA MENANGGAPI. TAMPAK LETIH, IA MEREBAHKAN
TUBUHNYA DI , MERINGKUK. ZAENAB MASIH MERINGKUK. UMI LAILA MENDEKATI, SAMBIL
TETAP MENGAYUNKAN PENTONGAN.
ZAINAB : “Engkau
Salah umi , aku bermimpi tentang anakku..soal pembunuhan itu adalah pengalaman
terpahit sepanjang hidupku umi. Aku Datang ke Negerimu karena aku sayang dengan
keluargaku,aku dititipkan oleh Negaraku bukan untuk membunuh umi ?”
UMI LAILA BANGKIT. IA BICARA SINIS SAMBIL
MENGITARI ZAINAB, TAK HENTI MENGAYUNKAN PENTUNGANNYA.
UMI LAILA : “Oh..ya..Pembunuh
berbicara Soal titipan Negara, ha..ha..
TANPA SEDIKITPUN EMPATI, UMI LAILA DENGAN
SIKAP KASAR YANG BERLEBIHAN MEMUNTAHKAN KEJENGKELANNYA PADA ZAENAB.
UMI LAILA: “Hei..dengar
ya zaenab, di Negaraku Pembunuh tetap pembunuh”, nyawa dibalas nyawa.. aku sudah muak dengan
cerita-cerita pembelaan-diri seperti itu. Para TKWyang diperkosa… Dianiaya,
diperdagangkan dan kalaupun kamu betul korban ? Itu tidak berarti kamu berhak
membunuh orang.”
ZAENAB, MENEPIS TANGAN UMI LAILA YANG SEJAK
TADI SECARA BERLEBIHAN MELECEHKAN ZAENAB. SIKAP ZAENAB TAMPAK BERUBAH. IA DUDUK
DENGAN TUBUH TEGAK, KEPALA MENATAP LURUS KE DEPAN, TAMPAK KUAT.
ZAINAB: “tapi
umi, Aku Membunuh Majikanku hanya untuk membela diriku, untuk harga diri dan keluargaku,
aku tak mau Negaraku di rendahkan..Umi !
UMI LAILA MENATAP ZAENAB TERPANA SEKALIGUS MARAH. MASIH BELUM PUAS DENGAN
EJEKAN-EJEKANNYA, IA MENANGGAPI PENGAKUAN ZAENAB DENGAN SIKAP DAN SUARA SEMAKIN
BERNAFSU.
UMI LAILA: “Ooooo…Demi
harga diri dan membela Negaramu. Dan kamu bangga? Apa yang kamu banggakan Zaenab?
Menjadi sorotan dimana-mana? Menjadi berita utama di koran-koran, ”Seorang
Pahlawan Devisa Negara dihukum Mati” Karena membela Negaranya..ha..ha..minah..minah.
“bermimpi saja kau...buktinya sekarang mana negaramu..ada utusan negaramu untuk
membelamu..datang membawa pengacara untukmu..agar kau bebas dari
hukumanmu..tidakkan..?
ZAINAB “iya
aku tahu itu..aku sadar..aku hanya orang kecil.. tapi kubutuh negaraku
mengakuiku bahwa “aku bukanlah pembunuh”.
ZAINAB MERASA TIDAK KUAT DENGAN APA YANG
DIUCAPKANNYA HINGGA IA TERUNDUK MENYESALI PERBUATANNYA. SEDANGKAN UMI LAILA
MERASA TIDAK TAHAN, TIBA-TIBA LONCAT KE
BALE, MEREMAS WAJAH ZAENAB, DENGAN KASAR
UMI LAILA: “oh
maksudnya kau ingin diakui pahlawan negera..Eh, dengar ya, pembunuh …. Kamu itu
harusnya malu !!!” engkau makan disini, anakmu makan hasil keringatmu disini,
bahkan negaramu menerima pajak dari negari ini !!
“bukan
itu saja zainab kau akan mati di sini demi anakmu dan Negaramu..!!
ZAENAB TIDAK MENANGGAPI. MATANYA TERUS
MENATAP JAUH KE DEPAN, TAJAM, MENATAP KE MASA DEPANNYA UNTUK ANAK-ANAKNYA YANG
SANGAT IA CINTAI..SAMBIL MEMELUK BESI SEL DENGAN KEPASRAHAN.
ZAINAB : “Umi
benar, memang aku akan mati di negerimu ini, aku terima umi mila, meski aku
tahu saat ini ada atau tidak, reaksi pembelaan dari Negara-ku, aku pasrah..tapi
ketahuilah umi aku bukan “Pembunuh”Aku bukan pembunuh”.
UMI LAILA: “sudahlah
zainab ucapannmu hanya merusak kedua kupingku!
ZAENAB BANGKIT DENGAN SOROTAN MATANYA
MENUJU UMI LAILA..MENDENGAR KATA-KATA UMI LAILA TERINGAT DENGAN PERISTIWA YANG
DI ALAMINYA SAAT IA MEMBUNUH MAJIKANNYA.
ZAINAB: “apa
kata umi merusak kupingku”, seharusnya aku yang pantas mengatakan itu..berawal
dari teriakan-teriakan tuanku; manusia yang sok bermoral, berpendidikan
itu..kupingku mendengar teriakannya memanggil namaku, saat itu aku sedang bersujud
di hadapan Tuhan, aku butuh kekhusu’’an. Aku tak sempat berdoa..tapi aku lebih
memilih memenuhi teriakan majikanku..meski ia membentak ku dengan suaranya yang
keras, ia menghinaku, mencaciku... masih terdengar umi !..kupingku yang sakit umi..
UMI LAILA MERASA SANGAT KESAL TIDAK TERIMA
DENGAN KATA-KATA ZAENAB AKHIRNYA IA HAMPIR MEMUKUL ZAENAB DENGAN PENTONGANNYA.
LAILA: “Hentikan
zaenab !”
TIBA-TIBA DATANG PETUGAS DATANG, UMI PUN
MENURUNKAN PENTONGANYA DAN MENERIMA PETUGAS TERSEBUT.
PETUGAS: “Hormat
bu”
UMI LAILA :
Ya ada apa ?
PETUGAS :
lapor bu, Ibu segera di panggil menghadap.
UMI LAILA PUN MENINGGALKAN RUANGAN SEL
UNTUK MEMENUHI PANGGILAN ATASANYA.
UMI MILA :
Baiklah, Terima kasih.
ZAENAB DITINGGALSENDIRIAN DI SEL MERATAPI
PERISTIWA PAHIT YANG MENIMPANYA, IA PUN MEREBAHKAN TUBUHNYA. PERISTIWA SIKSAAN PADA
DIRINYA SELALU MENGHANTUI DALAM INGATANNYA TAK PERNAH HILANG TERIAKAN-TERAKAN
MAJIKANNYA YANG DIBUNUHNYA.
SUARA LATAR: “zaenab..!!..zaenab !, zaenab !!,.kau pembunuh !”
kau pendosa Besar, kau bukan ibu yang baik”, ..”anakmu
dan negaramu akan malu dengan perbuatanmu..kau pembunuh zainab! kau akan
mati..kepalamu akan terpenggal zaenab...ha..ha.
ZAINAB HISTERIS KETAKUTAN MENDENGAR
KATA-KATA YANG SEOLAH MENGHUKUM ATAS PERBUATANYAYANG SELALU ADA DALAM
PIKIRANNYA
ZAINAB: “Tidak..tidak
aku bukan pembunuh.....pergi..pergi.pergi”
ZAINAB TAK BERDAYA HANYA TETESAN AIR
MATANYA MEMASAHI LANTAI SELNYA..
TIBA-TIBA UMI LAILA DATANG DENGAN PERINTAH
ATASANNYA BAHWA EKSEKUSI ZAINAB DIPERCEPAT KARENA TUNTUTAN PIHAK KELUARGA ABI JAILAN
MAJIKAN ZAINAB MEMINTA PENGADILAN MENGEKSKUSI SECEPATNYA AGAR PIHAK KELUARGA
BISA TENANG. UMI LAILA PUN MERASA IBA DENGAN ZAINAB DI SAAT DETIK-DETIK
KEMATIANNYA. UMI LAILA MENDEKATI ZAINAB MENCOBA UNTUK SEDIKIT MEMBERIKAN RASA
SIMPATINYA.
UMI LAILA: “Zainab..Zainab?
ada apa denganmu..
ZAENAB: “Tidak
apa-apa umi, aku takut..umi ?
UMI LAILA MULAI MERASA TERSENTUH DAN SANGAT
MENYESALI SIKAPNYA TELAH BERLAKU KASAR KEPADA WANITA YANG TAK BERDAYA.
UMI LAILA ; “Tenanglah
zainab ? sebelumnya Umi meminta maaf, karena telah berkata kasar padamu?”
ZAENAB: “kenapa
umi harus meminta maaf padaku, umi tidak bersalah padaku”
UMI LAILA SAMBIL MENETESKAN AIR MATANYA,
TAK TAK TAHAN UNTUK MENYAMPAIKAN KATA-KATANYA: AKHIRNYA DENGAN CEPAT IA MEMBUKA
SEL ZAINAB DAN MENGELUARKANNYA DARI SEL IA PUNLANGSUNG MEMELUK ZAINAB DENGAN
ERAT. ZAINAB MERASA SESUATU YANG ANEH DENGAN UMI LAILA.
UMI LAILA:
“Zainab...berat hati umi ingin mengatakan hal ini kepadamu..?
ZAINAB :
“katakan Umi, apa yang ingin kau katakan padaku ?
UMI LAILA: Hari ini..kau akan di eksekusi.!
MENDENGAR DIEKSEKUSI ZAINAB PUN MENOLAK
TUBUH UMI LAILA, DIRINYA BERGEMETAR, DAN BERUSAHA UNTUK MEMBELA DIRI
ZAINAB: “Tidak
!” ini tidak mungkin, ini tidak mungkin umi. Mengapa terlalu cepat, bukankah
pengadilan Memutuskan bahwa aku akan dieksekusi 7 hari lagi..umi jangan menipuku
Umi ?
UMI LAILA: “benar
Zainab. inilah hukum di negeri ini ”jika
ahli waris yang kau bunuh tidak mengampunkanmu,”. Maka kami tidak bisa berbuat
apa-apa, sekalipuan Penguasa yang meminta?”
ZAINAB: “Hukum
apa yang diterapkan di Negara ini !padahal aku hanya membela diri” aku tidak
berniat untuk membunuh”, dimana keadilan di negeri ini..” Salahkah wanita yang
tak berdaya ini membela diri Umi ?” manusia mana yang rela, tubuhnya di siksa,
dicaci dimaki dan ingin dianiaya, bahkaningindirenggut nyawanya Umi, jawab umi
?
UMI LAILA HANYA TERDIAM DAN TIDAK BISA
BERKATA APA-APA HANYA BISA MENYEBUT NAMA ZAINAB.
UMI LAILA: “Zainab”
ZAINAB “apa
umi, katakan Umi, mengapa diam Umi! Kalaupun aku divonis hukuma mati, tapi
izinkanlah aku sebentar saja bertemu dengan kedua anakku, merekalah kekuatanku
umi,? 15 tahun mereka tidak mendapatkan kasih sayangku ingin sekali tangan ini
membelainya, ingin sekali aku mengecup kening mereka, tapi apakan daya..
UMI LAILA SEMAKIN TAK SANGGUP MENAHAN RASA
EMPATINYA KEPADA ZAINAB IAPUN MERANGKUL MEMELUK ERAT TUBUH ZAINAB DENGAN
MEREBAHKAN KEPALA ZAINAB DI PELUKANNYA.
ZAENAB: “Apa
aku masih bisa meminta umi ?”
UMI LAILA: “Iya
nab,..apapun permintaanmu akan dikabulkan”selain penagguhan ekse –kusi-mu “
ZAINAB MENCOBA UNTUK TERSENYUM MENANGGAPI
PERNYATAAN UMI LAILA BAHWA DIRINYA DIBOLEHKAN MEMINTA SESUATU DI DETIK-DETIK
KEMATIANNYA.
ZAENAB: “Benarkah
umi,sekarang aku tidak butuh lagi penangguhan atau pembelaan, mungkin sudahwaktunya
ajalku”
UMI LAILA: Katakanlah
permintaan mu Zaenab?”
ZAENAB: “aku
ingin mengajukan dua permintaan umi, pertama setelah aku di ekse-kusi, berikanlah
pakaianku kepada kedua anakku..biar mereka mencium bau darahku..biar darahku
tersentuh kulit mereka, biarkan darahku menyatu dengan tubuh mereka sebagai
ganti dari kasih sayangku bahwa aku sangat mencintai mereka. Aku ingin mereka Berani
menghadapi tantangan hidup ini, MenghadapiKemiskinan, Kebodohoan serta ketidakadilan
di Negerinnya sendiri,
UMI LAILA: “iya
nab..apa lagi yang ingin kau minta ?
ZAENAB BANGKIT MESKI TUBUHNYA YANG HAMPIR
RAPUH, IA SEOLAH BERPIDATO DI HADAPAN ORANG, DENGAN SEMANGAT DI SAAT AKHIR HIDUPNYA
ZAENAB: “kedua
Aku ingin menitipkan sesuatu kepada negaraku, ikatlah kepalaku dengan kain
berwarna Merah Putihbiar percikan darahku menodainya..aku ingin negaraku kuat,
aku ingin negaraku berani memperjuangkan hak-saudara-saudaraku dan memberikan
mereka keadilan”. mereka bukan penoda negara,bukan perusak martabat bangsanya,
mereka bukan koruptor memakan triliunan uang rakyat..mereka bukan sampah
rakyat, mereka adalah pejuang, pejuang melawan Kemiskinan, Kebodohan dan
Keterpurukan dimana negaranya Lupa..!”
UMI LAILA SANGAT TERHARU DENGAN KATA-KATA
ZAENAB YANG MASIH PEDULI TERHADAP SAUDARA-SAUDARANYA SEBANGSA SETANAH AIR ;
PARA TKW YANG SENASIBNYA DENGANYA”.
ZAENAB: “70
tahun Negaraku Merdeka!, yang saat ini diagung-agungkan, hanya untuk mereka –
mereka yangberkedudukan, jabatan dan kekuasaan, tapi untuk wong cilik. Seolah
Negara Kerugian triliun,. Apakah rakyat kecil tidak berhak sedikit mencicipi
harta negaranya..mencicipi untuk harga Pembelaan dan Keadilan..Aku ingin
negaraku adil kami juga lahir dan tumbuh, di Negeri..Ibu Pertiwi!
DUA PETUGAS PUN DATANG MENJEMPUT, UMI LAILA
MENGANGKAT TUBUH ZAINAB YANG TAK BERDAYA, PASRRAH IA PUN DIIRINGI HINGGA KE
TEMPAT EKSEKUSI.
BABAK 3
PROSES EKSEKUSI TANPA DIALOG (MUSIK)
SAAT ZAINAB DI PANCUNG LAMPU GELAP
TERDENGARLAH UCAPAN TERAKHIR DARI ZAENAB
ZAINAB : “Asyhadualla
Ila Ha Illallh Wa Asyhadu Anna Muhamadurrosulullah”.
ZAINABPUN MENENUI AJALNYA DAN JASADNYA
DIANGKAT PETUGAS DENGAN KERANDA KEMATIAN
BABAK 4
CAHAYA LAMPU MENYOROTI DERAP LANGKAH AMINAH
DAN SITI MENUJU RUANG TUNGGU EKSESKUASI, MEREKA HANYA MELIHATJASAD YANG TAK
BERNYAWA KELUAR DENGAN KERENDA KEMATIAN, ISAK TANGIS MENYELIMUTI SUASANA.
UMI LAILA: “Anakku
biarkanlah ibumu pulang dengan tenang, ikhlaskanlah kepergiannya”Ini anakku ibumu
memberikan Wasiat Ini kepadaku...ambillah“
AMINAH PUN MENGAMBIL TITIPAN DARI IBUNYA,
DAN IA PUN MEMBUKA TITIPAN ITU YANG BERISI SEHELAI PAKAIAN YANG BERLUMURAN
DARAH, SITI DAN AMINAH SEOALAH MEMANDIKAN TUBUHNYA DENGAN DARAH IBUNYA.
AMINAH DAN SITI: “Mak..Mak..
KEMUDIAN UMI LAILA MEMANDANGI SESOSOK
WANITA BERPAKAIAN RAPI DENGAN JAS HITAM BERDASI MEMEGANG TAS HITAM IA PUN
MENYAPANYA.
UMI LAILA: “Ibukah Utusan Negara
Zainab
DENGAN PENUH KEHARUAN, DAN SANGAT TERPUKUL
BERSALAH, IBU TERSEBUT MENJAWAB PERTANYAAN UMI LAILA.
UTUSAN NEGARA: “Ya
Benar..BU?”
UMI LAILA PUN MEMBERIKAN IKATAN KEPALA
ZAINAB KEPADA UTUSAN NEGARANNYA.
UMI LAILA: “Ini
Bu..?”
UTUSAN NEGARA ITU PUN MEMBUKA WASIAT DARI
ZAENAB IA PUN SANGAT TERHARU, SEOLAH ITU MERUPAKAN SINDIRAN BAGI NEGARANYA.