MAKNA
ISLAM DAN IMAN DALAM TELAAH SPRITUAL
Oleh
Jamani, S.Pd.I
Pendahuluan
Alhamdulilah
rab sekalian alam yang memberikan nikmat yang tak ternilai kepada kita.Yakni
Nikmat Islam dan Cahaya Iman sehingga manjadikan hati kita tumbuh cinta, Penulis
kepada diri kita, keluarga kita,
tetangga kita, masyarakat, dan makhluk Allah lainnya. Semoga kita selalu dalam
safaatnya melalui meomohon keselamatan dan Bersholawat kepada Nurullah Muhammad
Rasulullah SAW. Sebagai sosok Hamba Allah yang dapat kita jadikan suri tauladan
disetiap ucapan, sikap maupun perbuatan dalam segala aspek kehidupan.
Bapak-bapak
ibu-ibu yang dirahmati Allah.
Pada kesempatan berbahagia ini, sesuai
permintan orangtua Penulis yang di sukadana ini, Penulis mencoba menyampaikan makna Islam dan IMAN dalam telaah
Spiritual.
Sebagaimana konsep dasar kita: Innaddina ‘indallahi islam. Sesungguhnya agama
yang mulia disisi Allah adalah Islam. Untuk menjelaskan apa itu agama Penulis
kutip hadists Rasulullah SAW:
Seorang
lelaki menemui Rasulullah saw. dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”
Rasulullah menjawab, “Akhlak yang baik.” kemudian ia mendatangi Nabi dari
sebelah kanan dan bertanya,”Ya RAsulullah, apakah agama itu?” Nabi menjawab,
“Akhlak yang baik.” Kemudian ia menghampiri Nabi dari sebelah kiri, “Apakah
agama itu?” Dia bersabda,”Akhlak yang baik.” kemudian ia mendatanginya dari
belakang dan bertanya,”Apa agama itu?” Rasulullah menoleh kepadanya dan
bersabda,”Belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik.” (al-Targhib
wa al-Tarhib 3:405).
Jadi
berdasarkan sabda Rasullah ini sangat tepat dengan pengertian bahasa sanskerta
bahwa kata agama berasal dari kata a dan gama a berarti tidak dan gama berarti
kacau.
Dapat
kita pahami bahwa Orang yang beragama adalah orang berakhlaq baik, hatinya
tidak kacau dan sikap dan perbuatannya tidak mengacaukan. Tidak merugikan
dirinya, tidak merugikan oranglain dan lingkungannya, tidak menipu dirinya dan
tidak menipu orang lain dan lingkungannya.
Maka
Rasulullah SAW menegaskan:
Innallah
la yan zuru, ila suwarikum wa amwalikum, walakin yanzur ila qulubikum wa
a’malikum;
Sesungguh
Allah tidak memandang wajah dan tubuhmmu tetapi Allah memandang hati dan
perbuatanmu.
Bapak-bapak
Ibu-ibu yang dirahmati ALLAH.
Terlepas
dari pengertian bahasa arab tentang kata Islam. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Nurchlois Majid bahwa Islam itu pasrah, tunduk dan taat kepada aturan
Allah. jadi semua makhluk Allah yang ada dilangit dan dibumi adalahislam yaitu pasrah, tunduk, dan taat kepada aturan Allah
yang kita sebut dengan sunnatullah. Matahari terbit disebelah timur, terbenam
disebelah barat. bumi berotasi dan sebagainya.
Kemudian
Manusia, pasrah, tunduk kepada aturan Allah, sejak manusia diberikan kehidupan
dalam alam rahim, dibentuk fisiknya, hingga ia keluar- masuk ke alam dunia,
tidak pernah manusia protes, ngape hidung begini, ngape mukeku tang bulat,
petak panjang segitiga dan sebagainya.
Bapak-bapak
ibu-ibu yang dirahmati Allah
Iman
yang kita miliki saat ini adalah nikmat yang terbesar dalam hidup kita, dengan
cahaya iman ini kita dapat meyakini Allah dan Rasulnya beserta segala makhluk
Allah adalah dalam ciptaannya.
Perbedaan
orang Mukmin dan Kafir adalah terletak pada sholat, yakni shalat yang bermakna
bukan hanya sekedar ucapan dan gerakan tetapi pada makna membuat diri kita atau
nafs kita tunduk dihadapan Allah, kita tidak menyia-nyiakan kalimat Allahu
Akbar, kita tidak menyiakan-nyiakan kalimat Subhana Rabii’aZIM dan
kalimat-kalimat sempurna lainnya.
Namun
sebuah pertanyaan besar dalam diri kita, mengapa kita shalat, masih saja
bersifat sombong merasa lebih tinggi, berbohong, menipu, mengumpat, dengki, dan
sebagainya. Wallahu alam bisawwab.
Penulis
mengulang pernyataan Penulis pada saat khatib dimimbar dua minggu yang lalu
sebagai kesimpulan bahwa Islam dan Iman itu tidak akan bermakna jika dipahami
dalam bentuk hafalan alias kita tahu mengucapkannya dan menyampaikannya, tetapi
yang paling utama adalah hati kita dan mengamalkannya yang semua itu hanya
mengharapkan Ridho Allah SWT. Maka dari itu Belajar Agama bukan untuk membuat
Kita Pintar Berdalil atau beretorika Indah tetapi belajar Agama adalah membuat
hati menjadi suci, bersih yang melahirkan sikap, perbuatan yang dicimtai semua
makhluk. Wallahu..