Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Rabu, 30 Juli 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Memaknai Idul Fitri; 
Menjalin Silaturahim di Hari Kemenangan
Oleh : Jamani, S.Pd.I
Disampaikan 1 Syawal 1435 H Di Masjid Nurul Iman Sukadana

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Alhamdulillah ! maha terpuji Rabb sekalian alam, pada hari ini seluruh alam memuji kebesaran dan keagungan Allah, seluruh umat Islam di dunia menyambut hari kemenangan dihari yang fitri. Kalimat takbir, Tasbih dan Tahmid  menggema diseluruh alam dan menggetarkan jiwa, tak terkecuali, tua muda, anak-anak, kaya-miskin, semua bersuka cita dihari idul fitri nan bahagia.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Subhanallah ! Maha suci Allah dengan kesucian-Nya, beruntunglah bagi yang menyucikan jiwanya dihari yang suci, dan merugilah bagi yang mengotorinya..
Lailah ha illahllah ! , Tiada tuhan melainkan Allah, allah yang Maha berkuasa atas segala sesuatu, maha pemberi pertolongan, maha pemberi petunjuk dan maha menghendaki segala sesuatu, maha pengampun atas manusia dari kesalahan dan kehilapan yang kita perbuat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Pada hari Ini Allah mengajarkan suatu sikap Mulia kepada kita dengan Firman-Nya :


Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (ramadhan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Q.S Albaqarah ayat: 185).
Dalam hadist juga disebutkan sebagaimana Riwayat Ummamah Radhiyallah :
“Barang siapa mengerjakan amal ibadah pada malam Hari Raya Aidilfitri dengan mengharapkan keredaan Allah semata-mata, hatinya tidak akan mati pada hari kiamat sebagai matinya hati orang-orang yang kafir ingkar pada hari kiamat.

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaafh shalat id Yang dirahmati Allah,

Sebulan penuh kita berpuasa, menahan segala lapar dan dahaga, sebulan penuh kita diberikan bimbingan melalui membaca Al-Qur’an.. Sebulan penuh beribadah melalui shalat-shalat malam tarawih dan witr bersama,..dan Allah memberikan suatu malam suci lailatul qadr bagi hambanya yang dikehendaki.. dan mengajarkan kita membersihkan jiwa dari kekotoran, kebakhilan, kekikiran, ketamakkan serta kesombongan melalui zakat fitrah.
Semoga kita dapat berjumpa kembali di bulan Ramadhan al Mubarok di tahun depan, yang mana tahun ini kita tidak berpuasa penuh, belum menghatamkan Qur’an dan belum sempat beribadah shalat malam sepenuhnya serta ibadah-ibadah lainnya..hal inilah yang membuat Rasulullah SAW melepaskan Ramadhan  dengan linangan air mata, berpisah dengan Bulan penuh Kemuliaan.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Adapun tema Khutbah id pada pagi ini yakni Memaknai Idul Fitri melalui  Jalinan Silaturahim di Hari Kemenangan.  Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita Kepada Allah dan memakknai hari yang mulia ini dengan banyak bersyukur atas nikmat Karunia dan Kasih-sayang Allah SWT, sehingga hari ini kita masih dipertemukan di idul fitri nan Mulia, diberikan kesehatan dan panjang umur sehingga dapat berkumpul bersama sanak-saudara, di sisa-sisa usia kita.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Sebagaimana Firman Allah SWT yang diawal tadi Q. S An-Nisa Ayat 1 yang berarti:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa ; 1 )

Dengan maha kasih sayang Allah kepada kita semua, Hari raya idul fitri tahun ini akan lebih Mulia, jika kita tidak menodai jiwa yang telah suci “seperti Bayi Yang Baru lahir” dengan tidak memutuskan hubungan silaturahim: Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:  “Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh diakherat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahmi.”
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
Kemudian Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, Rasulullah telah bersabda: “Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga.
Rasululullah juga Menegaskan kepada kita dalam sabdanya :
Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “  ( HR. Al-Bukhari & Muslim )
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Lepaskankan-lah  semua hati yang penuh rasa dendam, egois, gengsi untuk meminta maaf akibat hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Hilangkan persengketaan yang hanya membuat hari yang fitri ini tiada bermakna.
Apalah arti berpakaian serba baru kalau hati masih penuh kedongkolan dalam rumah tangga, apalah arti rumah bercat warna-warni kalau sesama saudara, tetangga saling sengketa dan tidak saling sapa, apalah arti juadah makanan dan kue serba ada kalau hati penuh kedengkian dan keegoaan...

 
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Ada beberapa hubungan kasih-sayang yang harus kita jalin di hari yang Fitri :
Yang Pertama, Menjaga dan hubungan silaturahmi terhadap Ibu dan Bapak.
Sangat beruntunglah bagi kita hingga hari ini, masih sempat bersalaman, menyaksikan senyuman kedua orangtua, meminta maaf, atas kehilapan kata-kata, sikap dan perbuatan yang selama ini sempat menitiskan air matanya, menyinggung perasaannya, berbohong kepadanya, memperlakukannya seperti anak kecil, tapi ia sebagai orang tua dengan kasih sayang dan keikhlasannya memaafkan kita dengan penuh kebahagiaan karena sang anak mencium tangannya dihari yang fitri...
Namun, ada juga diantara kita tahun lalu masih dapat bersama-sama dan bersalaman dengan kedua orang tua, tapi tahun ini orang tua telah tiada, ibu yang mengandungnya, membesarkannya, membimbing, serta kasih sayang yang selalu tercurah kepadanya, ...tetapi pada tahun ini kita hanya meratapi nisan yang bertuliskan namanya..
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Akan tetapi Lebih menyedihkan dihari raya tahun ini,ada diantara kita tidak sempat memohon ampun atas kehilafan yang diperbuat disaat sisa hidupnya, tangan kita berat untuk memandikan ketika orang tua kita ingin mandi, berat tangan kita untuk menyuapkan makanan ketika ia lapar, berat tangan kita ketika ia haus, jijik tangan kita ketika ia ingin membuang hajat, mengulur-ngulur waktu dan hitung-hitungan pergi berobat  ketika ia sakit sampai –sampai ketika ia dalam sakratul maut, bukan tangan kita yang memandikan, bukan tangan kita membalutnya dengan kain kapan, bukan bibir kita yang mengucapkan takbir menyolatkan dan bahkan bukan kaki kita yang mengantarnya liang kubur,..dan yang paling memilukan kita tidak disisinya ketia ia sakratul maut, dan bahkan ketika ia sudah dikubur kita tidak pernah mendoakannya...padahal doa kitalah yang sangat diharapkannya untuk mendapat nikmat kubur, bebas dari siksaan kubur....
Apalah guna nisan bertuliskan tinta emas, selain doa anak yang sholeh.





ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Ingatkah kita dimasa kenangan indah di masa kecil. Ingatkah kita ketika kita memegang tangan ibu, ingatkah kita ketika tangisan kita sepanjang malam ketika kita masih bayi ingatkah dengan tangannya yang menyuapkan makanan dan minuman, dan orangtua kita tetap sabar dan bahagia menemani kita  meskipun esok hari mesti bekerja?, lalu mengapa sekarang kita merasa congkak kepada mereka dan menganggap mereka tak berharga lagi bagi kita? Apakah kita lupa ketika dulu di perut ibu kita menyedot darahnya, makan zat besi dan kalsium darinya, setelah lahir punggung ibu menjadi sakit dan tidak bisa berdiri tegak karena melahirkan kita? Namun ia tetap bahagia merasakan kelelahan itu dengan ikhlas ?
Firman ALLAH SWT  :

 
dan ucapkanlah “wahai rabbku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku waktu kecil, (Q.S al-Isra: 24’)
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,
Allah SWT juga Berfirman :
“ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu (Q.S Luqman: 14).

Adapun yang kedua yakni Menjaga hubungan Keluarga, Suami-Istri dan Anak
Keluarga adalah amanah Allah, seorang suami akan mulia jika memuliakan istrinya dan sebaliknya istri akan murka jika suaminya tidak memurkainya. Kemudian orangtua akan mulia dan terhormat jika lebih menghargai dan menghormati apa yang dilakukan anak-anaknya. anak-anaknya akan selalu patuh dan taat kepada kedua orangtua meski orangtua kita miskin, tak punya harta, karena orangtuanya mencintainya dengan ketalaudanan yang baik.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Hai Orang-Orang yang Beriman jagalah Dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Maksudnya marilah kita menjadikan keluarga kita anak kita, istri kita, orangtua kita, sangat berharga dan selalu menjaga kehamonisan rumah tangga agar ada syurga (kebahagiaan) didalamnya.

Keluarga adalah pondasi kesuksesan. Karena dengan menjaga hubungan antar sanak saudara dapat mendatang rahmat Allah SWT. Sebaliknya jika hubungan sanak saudara kita terpecah belah maka kehancuran akan kita peroleh. Kekuatan keluarga adalah kekuatan keluarga dan diri kita. Siapa lagi yang mengurus kita, jika kita dalam musibah, siapa lagi yang mengurus kita jika kita meninggal nantinya...
siapa lagi kalau bukan saudara kita yang masih hidup..pantaskah kita memutuskan hubungan dengan mereka. Apakah karena harta, jabatan, kedudukan dan lainnya sehingga membutakan mata hati kita untuk memaafkannya di hari yang Fitri ini?
Bangsa dan Agama kita akan Kuat terletak pada Keluarga yang kuat Kasih-sayangnya !
Hancurnya suatu bangsa dan Agama karena berawal dari keluarga yang tercerai berai!
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Kemudian yang terakhir yakni selalu Menjaga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat
Di hari yang Fitri ini, marilah kita saling memaafkan antar tetangga kita dan masyakarat. Meskipun kita pernah dijelekkan, dihina, dimusuhi dan ia tidak pernah berkunjung, mari kita buka pintu kemaafan dan bersilaturahmi kerumahnya. Hilangkan keegooan, hilangkanlah kesombongan diri, hilangkanlah kedengkian kita..agar kita mendapat kasih sayang dan Rahmat serta ampunan dari Allah SWT.
Kapan lagi, kita harus saling memaafkan, sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya, tiada guna kata maaf kepada orang yang sudah tiada. Kitalah yang memulainya..

 ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM
Para Hadirin Jemaah shalat id Yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah ini, semoga dihari yang Fitri Tahun ini kita raih taqwa dengan menyambung tali silaturahmi yang sudah lama terputus sehingga hari yang fitri nan mulia ini sangat bermakna. Bangsa kita akan kuat bilama umatnya rukun dan damai, Masyarakat kita akan kuat jika didalam keluarga selalu terjaga dan harmonis,

Untuk mengakhiri khutbah ini, Beberapa  Pertanyaan untuk kita renungkan bersama:
Pantaskah kita yang akan mati ini, sombong dengan harta dan kedudukan ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  angkuh dengan ilmu yang kita miliki ?
Pantaskan kita yang akan mati ini, menelantarkan orangtua yang menyanyangi kita ?
Pantaskan kita yang akan mati ini,  menganiaya anak kita yang menjadi amanah Allah ?
Pantaskah kita yang akan mati ini,  bersengketa dengan tetangga dan masyarakat kita yang akan mengurus jenazah kita ?
Kita sendirilah  yang dapat menjawabnya, Wallahu’alam bisawwab
Semoga Allah selalu Menyucikan Hati Kita dihari yang fitri ini dan Mengampuni Dosa-Dosa Kita seperti Bayi Yang Baru Lahir!  Amin Ya Robbal’alamin.