Pengalaman menunjukkan bahwa ruh tidak lain adalah kesadaran

Siapapun yang memiliki kesadaran lebih besar memiliki semangat yang lebih besar; Ketika semangat menjadi lebih besar dan melampaui semua batas, roh segala sesuatu menjadi patuh padanya Jalaludin Rumi

Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Maret 2017

Khutbah Jumat; Memaknai Istighfar dalam Kehidupan

“MEMAKNAI ISTIGHFAR”
OLEH : JAMANI

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

ITTAQULLAH, USIKUM WAI IYYA YA BINAFSI BITAQWALLAH FAAQOD FAZAL MUTTAQUN.

Marilah kita senantiasa meningkatkan Iman dan Taqwa kita kepada Allah SWT, Tiada  ada sikap yang terbaik dari seorang hamba allah yang beratauhid ketika ia mati, kecuali maka taqwa menyertainya, dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapapun.


HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Adapun tema khutbah Adalah faidah Istighfar dalam kehidpan:
Istighfar adalah sebuah kalimat penting yang banyak diremehkan orang pada masa ini, banyak orang menganggap istighfar itu tidak perlu  hanya membuang waktu saja. Padahal Rasulullah yang sudah dijamin Allah untuk masuk syurga tidak kurang beristighfar dari 70 kali dalam sehari.
Setiap hari kita digempur oleh perbuatan dosa dan maksiat, pendengaran, mata, mulut , langkah dan perbuatan tangan kita tidak pernah berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat.
Allah telah memerintahkan kita untuk banyak beristighfar dan mohon ampun padaNya sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 3
3. dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Hud 3)
Allah berjanji akan memberikan kehidupan yang baik secara terus menerus selama hidup didunia sampai datang ajal kelak dan memberikan berbagai kelebihan dan keistimewaan kepada mereka yang selalu istighfar mohon ampun padaNya.
Beberapa pengalaman orang yang beristighfar bisa kita ikuti pada beberapa kisah berikut ini :
Dikisahkan dalam kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, bahwa soerang Imam Imam Ahmad Bin Hanbal melakukan perjalanan jauh dan kemalaman, hingga sempat kebingungan untuk mencari tempat bermalam. Kemudian ia meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk memperbolehkannya istirahat di masjid barang satu malam.
Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri, dan di wilayah tersebut sudah banyak ajaran dan pengikut mazhabnya namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa sang Imam, karena keterbatasan informasi dan teknologi seperti saat ini.
Karena itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya menginap di masjid setempat. Sang Imam besar pun sempat luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia menerima ia di rumahnya.
Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh sang tuan rumah. Menurutnya, amalan tersebut sederhana namun istimewa. Sang tuan rumah senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu saja basah dengan zikir dan meminta ampunan Alloh.
“Wahai Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan dari amalan selalu beristighfar tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan rumah pun tersenyum dan menjawab, “Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan kepada Alloh, pasti selalu dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah.
“Tapi, ada satu doa saya yang hingga saat ini belum dikabulkan Alloh,” sambung sang tuan rumah. Imam Ahmad pun kembali penasaran. “Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya. “Dari dahulu, saya berdoa kepada Alloh agar saya dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat ini, saya belum juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah.
Mendengar itu, Imam Ahmad langsung terkejut.Bertakbir Allahu Akbar !!! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdhdad ke bassharah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh pengurus masjid sampai kejlanan ternyata karena Istrighfarmu.  Inilah rupanya yang memaksa seorang Imam besar luntang-lantung tengah malam. Ini juga alasannya, mengapa Imam Ahmad diusir dari masjid dan dipaksa didorong sampai berjalan tengah malam hingga akhirnya sampai dipertemukan dengan si tukang roti itu. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW selalu beristighfar setiap hari minimal seratus kali, beliau bersabda:
Yang artinya: “Sungguh aku (Rasulullah) beristighfar memohon ampun kepada Alloh ‘azza wa jalla dan bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali” (HR. Nasa’i).
Itulah yang Rasulullah SAW lakukan setiap hari, padahal beliau adalah manusia yang ma’shum, terjaga dari kesalahan. Beliau juga sudah dijamin oleh Alloh tempat yang mulia (maqaman mahmuda) nanti di syurga. Lalu bagaimana dengan kita? Para manusia akhir zaman dengan segunung dosa dan salah yang menyamudera?
Untuk itu marilah kita senantiasa memperbanyak istighfar, dengan sepenuh penyesalan atas dosa yang kita lakukan, dan seutuh pengharapan kepada maghfirah Alloh Ta’ala. Semoga kita termasuk dalam golongan manusia yang berbahagia kelak di yaumul hisab, lantaran banyak beristighfar, sebagaimana sabda Rasululloh SAW:
Yang artinya: “Berbahagialah mereka yang mendapati lembaran-lembaran amalnya dipenuhi dengan istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i dan Thabrani.)

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Dalam hal ini Imam Hasan Al-Bashri mengajarkan kepada kita bahwa kalimat istighfar yang kita ucapkan tidak hanya sebagai bukti lisan bahwa kita bertaubat kepada Alloh ta’ala. Istighfar juga bukan sekedar menjadi sebab diampuninya dosa kita, sebagaimana termaktub dalam hadis Qudsi, “Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian”. Akan tetapi ternyata istighfar juga akan membuahkan berbagai karunia dan kenikmatan. Beristighfar dengan penuh kesadaran dan keinsyafan, akan mengundang rizki dari Alloh berupa: hujan, harta, anak keturunan, perniagaan dan perkebunan.
Ada sebuah pertanyaan, apa hubungan anugerah rizki dengan istighfar yang kita lakukan? Bagaimanakah logika dan hikmahnya? Jawabnya adalah Hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya seorang hamba pasti akan terhalang dari rizki disebabkan oleh dosa yang telah ia perbuat” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim).
Jadi jika kita bermaksiat dan berbuat dosa, bukan saja ancaman siksa neraka yang kita dapatkan, tetapi kita juga akan terhalang dari karunia rizki dari Alloh di dunia. Atau menurut Ibnu Rajab, dosa kita akan mengurangi anugerah rizki dan keberkahannya. Dan salah satu cara untuk melancarkan kembali rizki kita adalah dengan memperbanyak istighfar, hingga Alloh Ta’ala berkenan menghapus dosa kita, sang penghalang nikmat dan karunia.
Terkait dengan kedahsyatan istighfar, Rasulullah SAW bersabda:
Yang artinya: “Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Alloh) niscaya Alloh menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Alloh akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka”. (HR.Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim).
Istighfar yang kita lantunkan dengan penuh penghayatan dan perasaan bersalah juga akan mampu menahan datangnya azab dan bala bencana. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Anfal,
yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (meminta ampun).” (QS. Al-Anfal: 33).

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Banyak sekali faidah iStrighfar dalam kehidupan, yang salah satunya menjadikan kita menjadi pribadi yang bijak.

Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67) Demikian khutbah ini, semoga lidah kita dihiasi dengan kalimat toyyibah dengan banyak beristifgfar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sabtu, 05 November 2016

Khutbahku; Kasih Sayang Allah SWT

Khutbah Jum'at: Kasih Sayang Allah SWT
Oleh: Jamani

Marilah kita senantiasa meningkatkan Iman dan Taqwa kita kepada Allah SWT, Tiada ada sikap yang terbaik dari seorang hamba Allah yang beratauhid ketika ia mati, kecuali maka taqwa menyertainya, dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapapun.

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH

Firman Allah SWT :
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji (Q.S Al Syura: 28)
Tanpa air, Bumi Akan Mati. Mari kita bayangkan ! dan Allahlah yang menebarkan Kasih sayangnya kepada kita. Seolah-olah air hujan tersebut membagikan kasih Allah ke atas Bumi.Ia dibawa oleh angin yang memberikan kabar gembira akan kedatangan kasih sayang Allah.
Dalam ayat lain Allah SWT Berfirman :
“Perhatikanlah tanda-tanda kasih sayang Allah, bagaimana ia menghidupkan Bumi yang sudah Mati (AR-Rum: 50).

HADIRIN KAUM MUSLIMIN JEMAAH JUMAT RAHIMA KUMULLAH
Bayangkan kalau kita kehilangan kasih sayang tersebut, kasih sayang Allah menurunkan Hujan. Allah menegakan dalam Firmannya:
 “Kaliankah yang menurunkannya dari Awan ?, atau kami yang menurunkannya ? kalau kami Berkehendak, bisa saja kami jadikan air Asin (Q.S Al-Waqi’: 69-70).

HADIRIN KAUM MUSLIMIN JEMAAH JUMAT RAHIMA KUMULLAH
Bayangkan air tersebut air hujan yang turun itu Asin, Pasti Bumi ini Mati. Tanya kepada dalam diri kita masing-masing. Berapa hari kita bisa hidup tanpa Air ?
Ketahuilah bahwa semua itu adalah wujud kasih sayang Allah kepada kita semua, Apakah kita masih ingin mengingkari Nikmat Allah,
Maka NIkmatMaka nikmat Tuhan kamu, yang manakah yang kamu dustakan?
HADIRIN KAUM MUSLIMIN JEMAAH JUMAT RAHIMA KUMULLAH
Diantara kasih sayang Allah terdapat Allah tanamkan dalam diri kita, adalah rasa kasih sayang Allah dalam hubungan sosial. Ini merupakan kasih sayang Allah tanamkan dalam setiap Qalbu, Allah tanamkan kasih sayang kepada para Ayah dan Ibu rasa cinta kepada anak-anaknya.
Setiap ayah, setiap ibu, setiap manusia siapapun ia, dan setiap binatang, memiliki sifat kasih sayang terhadap anak yang Allah tanamkan dalam Qalbunya.
Sungguh tanpa kasih sayang tersebut, Bumi ini akan rusak Demikian pula dengan sifat kasih sayang yang  Allah tanamkan di Qalbu seluruh keluarga, paman. Bibi, adik kakak dan seterusnya.
Namun, perhatikanlah kasih sayang berikut ini. Ia adalah kasih sayang yang Allah tanamkan di dalam dua Qalbu.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa Kasih dan Sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S: Arrum:21)
Hadirin sidang jum’ah Rahima Kumullah
Maha Suci Allah,
Pondasi pertama dari Rumah tangga yang Indah itu adalah rasa cinta dan kasih sayang. Namun, karena kemaksitan dan jauh dari Allah, akhirnya kasih sayangpun itu dicabut beransur-ansur.

HADIRIN KAUM MUSLIMIN JEMAAH JUMAT RAHIMA KUMULLAH
Adakah diantara kita yang dalam hidupnya tidak pernah berbuat Dosa ?, adakah diantara kita yang dalam hidupnya hanya melakukan seratus Dosa, adakah diantara kita dalam hidupnya hanya seribu dosa dan seterusnya ?
Diantara bentuk kasih sayang Allah kita, Allah tidak langsung menghukum kita, dosa kita sangat banyak,
Namun Demikian, Allah masih belas kasih kepada kita, marilah kita pahami ayat ini dan kita lihat kondisi kita hingga hari ini. dan ingatlah tahun demi tahun usia kita yang telah berlalu.
Allah SWT Berfirman :

Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya (Q.S Al-Kahfi:58)
Maha Suci Allah Dosa yang kita perbuat kemarin atau seminggu yang lalu, yang mungkin bagi manusia tidak bisa mengampunkan tetapi Allah Maha Pengampun dan maha Pengasih.

HADIRIN KAUM MUSLIMIN JEMAAH JUMAT RAHIMA KUMULLAH Demikianlah kutbah singkat ini, dapatka kita simpulkan bahwa begitu besar kasih sayang Allah kepada kita, kasih sayang yang tertanam qalbu kita dan kasih sayang yang ternanam dalam hubungan sosial,ayah, ibu, anak, keluarga adalah satu kenikmatan yang besar yang patut diyukuri.
Seandainya Allah menghukum setiap dosa kita, tidak ada satu pun yang tersisa di muka bumi ini.  Namun karena kasih sayangnya kepada kita, Allah masih menangguhkan, oleh karena itu marilah kita banyak-banyak bersyukur dan selalu mengingat Allah dalam setiap ucapan, sikap, pikiran dan perbuatan kita sehari-hari.

Sebelum mengakhir khutbah ini, mari kita renungkan bersama Makna Firman Allah berikut ini:
Dan andaikata tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atas dirimu dan (andaikata) Allah bukan Penerima Taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan mengalami kesulitan-kesulitan) (Q.S Annur: 10)
Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar (Annur: 14)
Sekiranya tidak ada Karunia dan Kasih Sayang Allah kepada kalian, niscaya tidak ada satupun diantara kalian yang bersih Dari Dosa (Annur : 21)

Jika Mau,  Niscaya kami tenggelamkan mereka sehingga tidak ada yang bsia menolong dan mereka pun tidak akan bisa diselamatkan , tetapi (kami selamatkan mereka) karena kasih sayang kami yang Besar dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu (Q.S Yasin 43-44).

Jumat, 12 Agustus 2016

"Malu Sebagian Dari Iman"





“MALU SEBAGIAN DARI IMAN” 
Oleh : Jamani 
(Masjid Al-Hikmah Tanah Merah Sukadana)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
 Tiada sikap terbaik, dari seoranag hamba allah yang beratauhid, yang pasti, dalam perjalanan waktu , akan diwafatkan oleh Allah kecuali maka taqwa menyertainya,  dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapapun.

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Islam adalah agama Allah yang sempurna, universal mencakup semua aspek kehidupan. Salah satu ajaran Islam yang agung adalah “akhlaq”.
Akhlaq merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan orang yang beriman. Rasululullah Menegaskan:Innama Buis tu li uta mimma ma kaa rimal akhlaq
 “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia”(H.R Imam Malik)
“nabi bersabda :
Iman mempunyai enam puluh cabang . dan malu adalah salah satu cabangnya (H.R Bukhori).
Artinya, Iman terdiri dari atas enam puluh cabang, barangsiapa yang memiliki kesemuanya berarti ia mukmin. Disini Rasulullah SAW tidak menyebutkan semua cabang Iman, beliau hanya menyebutkan rasa malu.
Maha Suci Allah, ia menjadi petunjuk yang jelas bahwa malu akan menuntun kita kepada enam puluh lebih cabang lainnya. Jika kita  pemalu, cabang Iman yang lainnya pun akang mengiringi kita. Dalam riwayat yang lain, Nabi SAW:
“Iman mempunyai enam puluh cabang, yang paling tinggi adalah Laa..ila Ha..Illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, Sementara Malu merupakan salah satu cabang Iman (H.R Muslim).

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Maha suci Allah, Malu adalah bagian utama dari seluruh bahan Iman. Nabi bersabda: “malu seluruhnya baik”, (H.R.Muslim), malu selalu mendatangkan Kebaikan (HR. Bukhori) dan terakhir sabda Nabi “Malu sebagian dari Iman (Hr.At-Tarmizi),
lalu Nabi bersabda : “Malu dan Iman saling bertaut, jika salahsatunya diangkat, yang lainnya juga terangkat (H.R Al-Hakim).
Maha Suci Allah, berdasarkan hadits-hadits tersebut berkutat disekitar “Milik Siapa Kebaikan, Iman dan Akhlaq. Semuanya milik orang yang mempunyai rasa malu.

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Para Ulama membagi ada 6 jenis rasa malu yang dapat kita tanamkan dalam kehidupan kita
1.     Malu karena Berbuat Dosa
Maksudnya adalah rasa malu orang yang  melakukan maksiat.
 “Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu[1332] bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan (Q.S Fushilat: 22)”

Berdasarkan ayat ini sangat jelas bahwa setiap pendengaran, penglihatan dan kulit kita akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan yang dilakukan.
 2.     Malu karena Lalai
Maksudnya adalah rasa malu orang yang tidak menyembah Allah secara sempurna. Apalagi yang tidak melaksanakannya.
3.     Malu karena merasakan nikmat Allah kepada kita
Malu ini bersumber dari perasaan kita, bahwa berbagai nikmat Allah telah tercurah sedemikian rupa kepada kita, dibandingkan rasa syukur kita kepada Allah masih sangat sedikit.
4.     Rasa Malu seorang hamba
Yaitu rasa malu seorang hamba yang selalu mendengar dan tunduk kepada Allah serta tidak menolak perintahnya.
5.     Malu karena Cinta
Malu karena begitu besar cinta kita kepada Allah, kita malu kepadanya, diantara rasa malu rasululullah, karena begitu dahsyatnya cinta kepada Allah, beliau berdoa :
Ya..Allah, karuniakanlah kecintaan pada Mu, kecintaan pada mereka yang mencintaimu, kecintaan kepada amal perbuatan yang bisa mendekatkanku kepada Cinta-Mu.
 
6.     Malu karena merasakan keagungan Allah
Yaitu rasa malu akibat merasakan kagungan Allah, hal ini ditunjukkan Malaikat  jibril disaat peristiwa isro mi’raj, ketika Nabi SAW ingin ke Sidratul Muntaha, ketika itu malaikat jibril berhenti. Nabi SAW Bersabda:
Aku menoleh Jibril . tiba-tiba ia seperti sehelai kapas yang bercerai berai, yakni karena takut dan malu kepada Allah saat merasakan keagungan-Nya.

HADIRIN, KAUM MUSLIMIN SIDANG JUM’AH RAHIMA KUMULLAH
Demikianlah, khutbah singkat ini, dapat kita simpulkan bahwa ada 6 jenis malu yang dapat kita terapkan yakni, malu karena berbuat dosa, malu karena lalai, malu karena seorang hamba, malu karena cinta, malu karena merasakan nikmat Allah dan malu karena merasakan keagungan Allah.

Semoga kita memulainya dari dalam diri dan keluarga yang dimana Saat ini , ketika kita melihat kondisi umat hari ini, dari remaja sampai yang tua dalam pergaulan., begitu banyak rasa malu itu seolah hilang, padahal Allah akan mmbinasakan seorang hamba dengan mencabut rasa Malu darinya. Semoga senantiasa memberikan cahaya petunjuk ke jalan yang Benar melalui amal yang diteladankan Rasululullah SAW sehingga kita mendapat syafaat dihari Kiamat.Amin Allahumma Amin.

Jumat, 08 Juli 2016

Memaknai Esensi Silaturahim dalam Kehidupan

MEMAKNAI ESENSI SILATURAHIM DALAM KEHIDUPAN
Oleh : JAMANI
Disampaikan pada tanggal 08 Juli 2016 di Masjid Agung Al-Qudsi Sukadana

Kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
Marilah kita banyak bersyukur atas limpahan nikmat dan karunia serta kasih sayang allah swt, hingga  saat ini, kita masih diberikan kesempatan dan dalam keimanan untuk melaksanakan shalat fardhu jum’ah.
Dalam hal ini khotib mengajak khususnya pribadi dan seluruh para jamaah kaum muslimin, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada allah swt. Yakni melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala perbuatan yang dilarangnya,

Kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khotib ingin menyampaikan “taqoballahu minna waminkum siyamana, wasiyamakum wakullu amin bi ghairi, semoga allah menerima amal kita, puasa kita dan semoga kita termasuk golongan yang kembali suci, memperoleh kemenangan, serta selalu mendapatkan perlindungan oleh allah swt.
Sehubungan dengan momentum idul fitri 1437 h, maka khutbah jum’at kita pada hari ini adalah memaknai silaturahim dalam kehidupan”,
Silaturahmi merupakan akhlaq terpuji yang mulia, yang memiliki makna “hubungan kasih sayang”.. Kita diperingatkan untuk tidak memutuskannya :
Sebagaimana firman swt :
Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang allah perintahkan supaya dihubungkan[771], dan mereka takut kepada tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk (q.s ar-ra’du: ayat 21).

Kemudian dalam hadits qudsi juga difirmankan :
“مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ”.
“barang siapa menyambungmu (silaturrahmi) maka aku akan bersambung dengannya, dan barang siapa memutusmu (silaturrahmi); maka aku akan memutuskan (hubungan)ku dengannya”. (hr. Bukhari dari abu hurairah).
Dari jubair bin muth’im bahwa rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”.
“tidak akan masuk surga pemutus (silaturrahim)”. Hr. Bukhari dan muslim.
Dalam hal ini  imam nawawi memberi batasan, “shilatur rahim artinya berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan kondisi yang menyambung maupun yang disambung. Kadangkala dengan harta benda, pelayanan, kunjungan, salam, dan lain-lain.
Kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah
Berdasarkan beberapa dalil dan pendapat di atas, bahwa silaturrahim bukanlah sekedar adat istiadat yang kita lakukan dimasyarakat, namun ia merupakan bagian dari syariat.
Dalam konstelasi silaturahum allah swt memerintahkan berbuat baik kepada kerabat sebagaimana firmannya :
Yang artinya “sembahlah allah dan janganlah kalian mempersekutukan-nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. Qs. An-nisa’: 36.
Dalam hal ini rasululullah juga menjanjikan bahwa di antara buah dari silaturrahim adalah keluasan rizki dan umur yang panjang,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta panjangkan umurnya; hendaklah ia bersilaturrahim”. (hr. Bukhari dan muslim dari anas bin malik),
Kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
Sangat jelas bahwa pentingnya silaturahim dalam kehidupan kita, terutama orangtua, baik yang hidup maupun yang sudah tiada. Bagi yang masih hidup, jagalah hubungan kasih sayang itu hingga akhir hayatnya, janganlah kita menyia-nyiakan saat ia hidup bersama kita, teruslah berkasih sayang, berikhtiar, janganlah kita mengeluh karena penyakitnya. Karena ada seorang anak yang ketika orangtuanya tua renta sedang sakit, enggan berikhitiar mengobatinya, takut sia-sia akan uang pengobatan, dan bahkan lebih parahnya seolah sudah tahu bahwa orantuanya akan meninggal. Nauzubillahi minzalik.
Padahal ketika masih kecil dan sakit berat, orangtua tidak pernah mengeluh bahkan sampai habis hartanya demi kesembuhan anaknya, karena ia yakin mati hidup di tangan allah swt tidak satupun hamba yang mengetahuinya.
Kemudian ketika jenazahnya dihadapan kita, tangan kitalah yang seharusnya membasuh  tubuhnya, tangan kitalah yang mengafani sebagai pakaian terakhir baginya didunia, mulut kitalah yang  mengucap 4 takbir dan berdoa meminta ampunan untuknya, dan kaki kitalah yang mengantar dan menguburnya ditempat akhir dunia, sebagai bentuk kasih sayang anak kepada kedua orangtua didunia.
Kemudian ketika  orangtua yang sudah di alam kubur, kita tetap menjalin kasih sayang kepada mereka dengan berjiarah kekuburnya, berdoa setiap saat untuknya, karena doa anak yang sholehlah yang akan menjadi nikmat bagi mereka dialam kubur.
Kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah
Masih banyak lagi gambaran hidup yang sudah dilupakan sebagai esensi silaturahim dalam kehidupan. 
Tidak hanya menjaga hubungan kasih sayang dengan orangtua, sebagaimana yang diperintahkan allah pada ayat diatas, kita juga diperintahkan untuk selalu menjalin kasih sayang dengan keluarga, tetangga, anak yatim, fakir miskin dan sesama yang membutuhkan kasih sayang kita. Yakni dengan saling memaafkan dengan hati yang tulus, bukan sekedar ucapan dan berikirim salam, tapi berusaha saling berkunjung yang selama setahun kita dsibukkan aktivitas bekerja. Jika kita tidak punyak kesempatan. Dan tidak hanya mengkhususkan hari raya idhul fitri saja sebagai momen untuk saling memaafkan. Tetapi kita diperintahkan untuk saling memaafkan sepanjang tahun, setiap saat untuk meminta maaf sebelum ajal menjemput. Rasululullah  shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“tidaklah ada dua orang muslim yang bertemu lalu saling bersalaman, melainkan dosa keduanya akan diampuni sebelum mereka berdua berpisah”. (hr. Abu dawud dari al-bara’ bin ‘azib dan dinyatakan sahih oleh al-albany)
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga pembelajaran ramadhan dan zakat fitrah dan harta yang kita keluarkan  dapat memberikan refleksi yang bermakna dalam perilaku sosial kita semakin cinta kepada sesama,  dan melalui momen idul fitri kita selalu meningkatkan motivasi untuk lebih taat beribadah meraih taqwa dan mendapat rahmatnya sebagai bekal diakhirat kelak.
Barakallahu