Kamis, 02 Juni 2016

Marhaban Ya Ramadhan Al-Mubarok 1437

Marhaban Ya Ramadhan Al-Mubarok
Oleh : Jamani

para hadirin jemaah jum’at rahima kumullah
marilah kita senantiasa bersyukur atas segala karunia dan segala limpahan nikmat yang kita rasakan hingga saat ini, dan insha allah, disisa usia yang diberikan allah dapat dipertemukan dengan bulan penuh kemuliaan, bulan pernuh keberkahan dan bulan pengampunan.
melalui momentum “marhaban ya ramdhan 1437 h, khatib mengajak khususnya untuk pribadi dan seluruh kaum muslimin marilah kita bertaqwa kepada allah swt dengan taqwa yang sebenar-benarnya. taqwa dengan istiqomah melaksanakan segala perintahnya. dan meninggalkan segala perbuatan yang dilarang allah dan rasulnya.
kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
hari ini kita sudah hampir memasuki bulan yang penuh kemuliaan keberkahan dan ampunan. yaitu ramadhan al-mubarak” marhaban ya ramadhan”.  pada bulan ini kita diperintahkan untuk berpuasa, menahan kebutuhan fisik; makan dan minum dan segala perbuatan lainnya yang dapat membatalkan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. selain itu kita juga diperintahkan untuk selalu menjaga hati, pikiran, ucapan dan sikap yang dapat mengurangi nilai makna puasa dalam kehidupan.
adapun kewajiban berpuasa dibulan ramadhan, sebagaimana firman allah swt :


hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa (q.s al-baqarah: 183).
kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
artinya: “dari abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “telah datang kepada kalian bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah, allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya allah mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan siapa yang dihalangi untuk mendapatkan kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan“. (hadits riwayat an nasai dan dishahihkan di dalam kitab shahih at targhib wa at tarhib).

kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
dalam menyambut ramadhan, ada pendapat yang menyebutkan secara umum terdapat dua golongan yaitu golongan yang bersuka cita dan berdukacita.
adapun golongan yang bersuka cita yaitu:
1.       mengetahui sepenuhnya keutamaan puasa ramadhan dan buahnya dalam menghapus dosa-dosa dan menutupi kesalahan-kesalahan; ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih derajat takwa.
2.       ingin mengharapkan ridha allah, merindukan surga-nya. dari abu hurairah ra. bahwasanya rasulullah saw bersabda, “jika bulan ramadhan telah datang, niscaya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (hr. bukhari no. 1899 dan muslim no. 1079).
3.       mengetahui bahwa shaum akan memberi syafa’at di hari kiamat kelak. dari abdullah bin amru bin ash bahwasanya rasulullah saw bersabda, “shaum dan al-qur’an akan memberi syafa’at bagi hamba pada hari kiamat kelak. shaum berkata: “wahai rabbku, aku telah mencegahnya dari makan dan melampiaskan nafsu syahwatnya. maka izinkan aku memberinya syafa’at!” adapun al-qur’an berkata: “wahai rabbku aku telah mencegahnya dari tidur di waktu malam (dengan melakukan shalat malam). maka izinkan aku memberinya syafa’at!” keduanya lalu diberi izin memberi syafa’at.” (hr. ahmad, 2/174 dan al-hakim, 1/554. dinyatakan shahih oleh al-albani dalam shahih at-targhib wa at-tarhib)
4.       mengetahui manfaat shaum bagi kebaikan ruhani, psikis, jasmani, dan sosial. dari aspek ruhani, shaum mendidik pelakunya untuk menahan diri dari segala bisikan hawa nafsu, menyempitkan peluang godaan setan, membiasakan diri melaksanakan amalan-amalan wajib dan sunah secara disiplin. secara psikis, shaum mendidik pelakunya untuk menjadi orang yang sabar, pemaaf, tertib, tidak egois, tidak boros, tidak foya-foya, dan tidak emosional. secara jasmani, shaum terbukti oleh dunia medis menjadi sarana peningkatan kesehatan dan penyembuhan berbagai penyakit. adapun secara sosial, shaum mendidik pelakunya untuk lebih peduli, dermawan, dan penyantun kepada orang-orang yang membutuhkan. shaum juga membiasakan hidup kebersamaan lewat berbagai amalan ibadah secara berjama’ah.
5.       mengetahui dengan makna shaum menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah lalu, jika dilakukan karena iman dan mengharap balasan allah semata. ibadah tadarus al-qur’an, memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, i’tikaf sepuluh hari terakhir, siraman-siraman ruhani, umrah, dan berbagai amalan lainnya juga merupakan lautan pahala yang tiada bertepi.
kaum muslimin sidang jum’ah rahima kumullah,
selanjutnya golongan yang berdukacita yaitu :
orang-orang yang merasa kesal, cemberut, sedih, dan kecewa dengan datangnya bulan ramadhan.tiada kegembiraan sedikit pun dalam hati mereka dengan kehadiran bulan tebar amal shalih dan ampunan allah ini. mereka sedih, kesal, dan kecewa karena beberapa alasan yang tidak mendasar yaitu :
 1. Mereka adalah orang-orang munafik yang tidak meyakini kehidupan akhirat, sehingga malas beramal shalih. shaum sebulan penuh, shalat tarawih dan witir, tadarus al-qur’an, dan memberi sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan, bagi mereka sungguh berat. allah swt berfirman:
“sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu allah, dan allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut nama allah kecuali sedikit sekali.” (qs. an-nisa’ (4): 142)
2.       mereka adalah orang-orang yang lemah iman dan tidak mengerti arti penting ibadah bagi kehidupan mereka di dunia dan akhirat. menurut angapan mereka, ibadah puasa hanyalah beban belaka. tiada kelezatan, keindahan, manfaat, dan pengaruhnya bagi kehidupan
3.       mereka adalah orang-orang yang tidak terbiasa melakukan shaum.
4.       mereka adalah orang-orang yang tenggelam dalam buaian lumpur syahwat, kemewahan, foya-foya, dan maksiat. menurut anggapan mereka, bulan ramadhan menjadi penghalang serius bagi hobi mereka untuk melampiaskan nafsu syahwat.

hadirin sidang jumah rahima kumullah
demikianlah khutbah singkat ini tentang penjelasan dua golongan ketika menghadapi atau menjelang ramadhan, semoga kita termasuk golongan yang pertama yaitu golongan yang merindukan bertemu dengan ramadhan, menginginkan ampunan dibulan penuh pengampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat, dan banyak lagi keutamaan-keutamaan yang harus kita amalkan yang akan mendapat ganjaran dari allah swt disisa-sisa usia kita, jika kita dipertemukan dengan ramadhan al-mubarak..marhaban ya ramadhan”
barakallahu

0 comments:

Posting Komentar