Selasa, 16 April 2013

Kurikulum 2013; Dasar pemikiran Pro dan Kontra

Mendikbud


PerjuanganKan Nasib Guru


Mengemukakan apa yang ditulis oleh sutanto subijoto tentang pro kontra kurikulum 2013 dismabut dengan Berbagai kritik dan serangan terhadap Kurikulum 2013 ternyata tidak menyurutkan langkah pemerintah. Terbukti Kurikulum 2013 akan tetap dilaksanakan pada pertengahan Juli nanti dengan pendekatan terbatas dan bertahap.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa tak akan ada penundaan atau uji coba terhadap Kurikulum 2013 ini. Bahkan, menurut rencana, pada hari ini dirinya akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melaporkan perkembangan kurikulum baru ini.
"Kurikulum 2013 akan tetap dilaksanakan tahun ini. Saya akan lapor ke Presiden," kata Nuh di Jakarta, Sabtu (13/4/2013).
Nuh juga mengungkapkan bahwa sejak awal orang nomor satu di Indonesia tersebut telah memberikan dukungan dan arahan terkait implementasi Kurikulum 2013. "Pak Presiden selalu bilang siapkan! Tentu kami segera siapkan dengan baik," kata Nuh.
Sebelumnya, dirinya telah melakukan paparan di hadapan Wakil Presiden Boediono terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. Tanggapan positif muncul dari Wapres dan juga ada kebijakan baru untuk Kurikulum 2013 mengenai jumlah sasaran sekolah yang akan menerapkan Kurikulum 2013.
"Awalnya, kan, untuk SD target 30 persen. Tapi karena terbatas dan realistis saja, dikurangi menjadi hanya lima persen. Untuk SMP ada tujuh persen dan SMA/SMK tetap 100 persen," kata M Nuh.

Sedangkan dilain pihak Pak Slameto salah satu pengunjuk rasa kontra terhadap kurikulum 2013 menegaskan Dengan menggunakan sepeda ontel, salah seorang guru yang masih aktif mengajar di salah satu SMA negeri di Jakarta ini mendatangi Istana Negara untuk menyerahkan surat petisi penolakan Kurikulum 2013. Slamet Maryanto, nama guru tersebut, mengatakan bahwa kebijakan penerapan Kurikulum 2013 pada pertengahan Juli mendatang sulit dilakukan.
Slamet berharap Presiden Republik Indonesia (RI) sebagai pemegang tampuk kekuasaan mau mendengar aspirasi guru yang menjadi ujung tombak dari pelaksanaan kurikulum. "Kami guru ini adalah agen perubahan. Kami siap menjalankan perubahan, tetapi harus matang persiapannya," kata Slamet saat dijumpai di depan Istana Negara, Jumat (12/4/2013).
Ia menilai, pemerintah belum benar-benar siap melaksanakan perubahan kurikulum ini. Hal ini dibuktikan dengan anggaran yang terus berubah dan rencana pengadaan buku serta pelatihan guru yang bersifat instan sehingga dikhawatirkan justru tersendat saat di lapangan.
"Pemerintah tidak siap untuk perubahan kurikulum ini. Anggaran berubah-ubah. Bahkan, untuk KTSP, juga tidak pernah dipaparkan kurangnya apa sehingga harus diubah," jelas Slamet.
Ia juga menyoroti kritik pemerintah yang menilai bahwa dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru hanya sekadar menyalin silabus dan tidak mengembangkannya. "Katanya guru tidak siap dengan KTSP. Kami hanya copy paste silabus. Itu kan mestinya diatasi dengan mengadakan pelatihan intensif, bukan mengganti kurikulumnya," kata Slamet.
"Kami selaku guru yang menjadi agen perubahan. Kami siap menerima perubahan, tetapi tidak semena-mena dan harus ada perencanaan yang matang," ujarnya.

0 comments:

Posting Komentar